KFC Akan Jual Ayam Goreng Tanpa Daging, Kok Bisa?
Baca berita bebas iklan lewat aplikasi
Install
Minggu depan KFC di seluruh Amerika Serikat (AS) akan menjual ayam goreng tanpa daging. Menu ini bernama Beyond Fried Chicken dan tersedia dalam waktu terbatas di seluruh restoran cepat saji KFC di AS.
Menu ini adalah kerja sama KFC dengan Beyond Meat, salah satu produsen produk substitusi daging berbasis tumbuhan. Walaupun menggunakan embel-embel ‘ayam goreng’, menu ini tidak sedikitpun menggunakan bahan daging, melainkan daging buatan dari bahan nabati atau plant-based meat.
Dengan menargetkan konsumen yang ingin mengurangi konsumsi daging, menu ini memberi pilihan kepada konsumen untuk mengkonsumsi lebih banyak protein nabati. Presiden KFC di AS, Kevin Hochman, mengaku kepada Vox bahwa dirinya optimis menu ayam goreng nabatinya akan menjadi sukses yang berkelanjutan, meski saat ini produknya masih dijual terbatas.
"Kami berharap itu akan terjual habis. Berdasarkan kecepatan penjualan dan reaksi pelanggan, itu akan menentukan rencana kami selanjutnya. Tapi niat kami bukan untuk menjadi satu (produk) dan selesai."
- Kevin Hochman, Presiden KFC di AS -
Tren produk substitusi daging semakin booming akhir-akhir ini. Mengutip Good Food Institute, penjualan ritel daging nabati ini mengalami kenaikan 27 persen dari dari 2019 ke 2020, mencapai angka 7 miliar dolar AS atau sekitar Rp 100 triliun.
Kenaikan penjualan produk daging nabati mengalami kenaikan dua kali lipat lebih cepat dari semua produk makanan. Bukan hanya substitusi berupa daging, produk susu juga laku di pasaran.
Tren flexitarian
Tren produk nabati pengganti daging ini juga mengikuti semakin banyaknya masyarakat Amerika Serikat yang memulai diet flexitarian. Flexitarian adalah diet berfokus produk nabati dan turunannya. Bedanya dengan vegetarian, flexitarian masih mengizinkan konsumsi daging dalam jumlah terbatas.
Dilansir Study Finds, sebuah survei mengatakan bahwa 47 persen penduduk AS saat ini menyebut diri mereka flexitarian. Angka ini lebih besar jika mengerucut ke kalangan muda.
Sebanyak 54 persen dari penduduk berusia 24-39 tahun mengatakan bahwa mereka adalah seorang flexitarian. Kemudian 63 persen dari peserta survei tersebut setuju akan mengganti konsumsi daging mereka menjadi daging nabati jika memenuhi kriteria tertentu.
Survei ini juga mengungkap bahwa alasan seseorang mencampur diet mereka adalah ada dari sebagai langkah menuju badan yang lebih sehat, dan ada juga sebagai bentuk kekhawatiran terhadap lingkungan.
Komentar
Posting Komentar