Viral Pria Tendang Sesajen di Lokasi Erupsi Gunung Semeru, Gus Baha Jelaskan Hal Ini
DESKJABAR- Belakangan ini viral seorang pria menendang dan membuang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru.
Pria tendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru itu pun mendapat respon dari berbagai kalangan di Indonesia.
Aksi pria tendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru tersebut dianggap tidak pantas dan tidak seharusnya dilakukan.
Polisi akhirnya bisa menangkap pria penendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru tersebut pada Kamis 13 Januari 2021 di Banguntapan Yogyakarta.
Sebelumnya, Polres Lumajang, Polda Jatim, Polda NTB, Polda Jateng hingga Polda DIY melakukan pencarian terhadap pria tendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru.
Pria tendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru bernama Hadfana Firdaus atau HF ditetapkan sebagai tersangka oleh polisi dan dijerat dua pasal.
Pasal yang dikenakan kepada HF pria tendang sesajen adalah pasal 156 dan 158 KUHP tentang ujaran kebencian terhadap sati golongan.
Untuk Pasal 156 ancaman hukumannya 4 tahun penjara dan 158 ancaman hukumannya 5 tahun penjara.
HF sengaja membuang dan menendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru dengan meminta rekannya untuk merekam aksi tersebut.
Aksi tendang sesajen tersebut direkam dengan menggunakan hape milik HF dan kemudian disebar ke grup Whatsapp dan akhirnya viral di media sosial.
Kepada polisi HF mengaku kenapa membuang dan tendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru, karena hal itu tidak sesuai dengan keyakinan HF.
Aksi pria tendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru itu pun menjadi viral dan menuai banyak kecamatan dari berbagai kalangan.
Gus Baha atau KH Ahmad Bahaudin Nursalim menyikapi aksi pria tendang sesajen di lokasi erupsi Gunung Semeru itu dengan mengatakan jangan mengganggu kebiasaan atau keyakinan orang lain.
Gus Baha dalam ceramah yang diunggah YouTube Kalam - Kajian Islam dengan judul Gus Baha: Jangan Ganggu Agama Lain yang tayang pada 11 Januari 2022 menyebutkan untuk tidak mengganggu agama orang lain.
Kata Gus Baha di awal awal munculnya Islam, para sahabat Nabi Muhammad banyak yang menghina tradisi atau sesembahan atau juga Tuhan orang kafir saat itu.
Itu karena para sahabat saking semangatnya dalam berislam, sehingga banyak yang menghina tradisi atau patung yang disembah orang kafir saat itu, yakni latta dan uzza.
Lalu para orang kafir itu bertanya kepada orang Islam, kalau tuhan kami menurut kamu hina, berarti Tuhan kamu juga menurut kami orang kafir adalah hina.
Lalu kata Gus Baha, Allah memerintahkan Nabi Muhammad untuk memberi tahun umat muslim untuk tidak menghina kebiasaan atau Tuhan orang kafir karena korbannya Allah.
Artinya kata Gue Baha jangan sampai umat muslim menghina kebiasaan atau tradisi umat lain, karena jika menghina kebiasaan atau tradisi agama lain yang rusak Islam itu sendiri.
"Jadi Kalau islam tidak mau disakiti maka tidak usah menyakiti agama orang lain, itu bagian dari mencintai islam," kata Gus Baha.
Kata Gus Baha menghormati tradisi yang dilakukan oleh agama lain, sejatinya itu mencintai agama Islam itu sendiri.
"Jangan kira kita hormat pada agama lain kita ikut Agama lain. Justru kita mencintai agama Islam," kata Gus Baha.
Gus Baha juga menceritakan untuk tidak mencela atau menghina bapaknya sendiri dan itu dilakukan dengan tidak mencela atau menghina bapak orang lain.
Artinya, jika seseorang mencela atau menghina bapak orang lain, maka orang lain akan berbalik menghina bapaknya sendiri.
Jika umat muslim menghina tradisi atau tuhannya agama lain, maka sebenarnya umat tersebut menghina agama Islam.
Kenapa, karena orang lain yang dihina akan kembali menghina Islam.
Kata Gus Baha jika Islam tidak mau dihina oleh umat lain, maka umat Islam jangan menghina agama atau kepercayaan orang lain.
Komentar
Posting Komentar