Deret Muslim yang Dikenang Selamatkan Umat Yahudi saat Holocaust - CNN Indonesia

 

Deret Muslim yang Dikenang Selamatkan Umat Yahudi saat Holocaust

CNN Indonesia
4-5 minutes

Rabu, 02 Feb 2022 14:13 WIB

Sederet umat Muslim ternyata pernah menyelamatkan banyak umat Yahudi dari pembantaian tentara Nazi Jerman saat Perang Dunia II.

Ilustrasi. Sederet umat Muslim ternyata pernah menyelamatkan banyak umat Yahudi dari pembantaian tentara Nazi Jerman saat Perang Dunia II. (Foto: AP/Sebastian Scheiner)

Jakarta, CNN Indonesia --

Pembangunan museum Holocaust di Minahasa, Sulawesi Utara baru-baru ini menjadi perdebatan publik.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendesak pembangunan museum itu agar dihentikan.

MUI menganggap pembangunan itu menyakiti masyarakat Palestina. Sebab, Palestina saat ini masih "dijajah" oleh Israel yang merupakan negara mayoritas umat Yahudi.


Sementara itu, Hadassah of Indonesia, organisasi yang bergerak terkait isu Yahudi dan Israel menyebut tidak ada Museum Holocaust di Minahasa. Barang-barang terkait Holocaust yang dipamerkan di Minahasa disebut hanya untuk kepentingan pameran yang berlangsung selama satu tahun.

Museum Holocaust sebenarnya banyak didirikan di berbagai negara, terutama negara Barat, untuk memperingati masa kelam pembantaian jutaan umat Yahudi di Eropa oleh tentara Nazi Jerman zaman Perang Dunia II.

Saat itu, umat Yahudi di negara-negara Eropa bersembunyi dan berupaya kabur ke luar negeri untuk menyelamatkan diri.

Tak sedikit umat Yahudi saat itu selamat akibat pertolongan dari pahlawan-pahlawan yang tak terduga, salah satunya dari saudara umat Muslim.

Di Hari Peringatan Holocaust pada 2017 lalu, sebuah organisasi nir-laba berbasis di New York, I Am Your Protector, menggelar pameran berisikan cerita-cerita soal umat Muslim yang berani mengambil risiko untuk menyelamatkan orang Yahudi dari persekusi selama Perang Dunia II.

Khaled Abdul-Wahab

Sebagai contoh, I Am Your Protector menceritakan kisah seorang Muslim bernama Khaled Abdul-Wahab menampung puluhan umat Yahudi di Tunisia yang lari mencari perlindungan.

Putra seorang sejarawan Tunisia terkenal itu berusia 32 tahun ketika Jerman menduduki Tunisia. Saat itu, Abdul-Wahab bertugas menjadi perantara bicara antara pasukan Nazi dan penduduk kota pesisir Mahdia.

Suatu hari, Abdul-Wahab mendengar pasukan Nazi Jerman berencana memperkosa seorang perempuan Yahudi lokal, Odette Boukhris.

Dikutip Jerussalem Post, Abdul-Wahab segera menyembunyikan Boukhris dan keluarganya, bersama dengan sekitar dua lusin keluarga Yahudi lainnya di pertaniannya di luar kota Mahdia.

Puluhan umat Yahudi itu pun tinggal di persembunyian Abdul-Wahab selama empat bulan sampai pendudukan Jerman berakhir di Tunisia.

Abdol Hossein Sardari

Seorang diplomat Iran, Abdol Hossein Sardari, juga dianggap berjasa bagi banyak kaum Yahudi yang ia selamatkan dari peristiwa kelam Holocaust.  memberikan paspor bagi ribuan umat Yahudi agar dapat melarikan diri dari tentara Nazi.

Sardari kerap disebut sebagai "Oskar Schindler dari Iran" lantaran jasanya menyelamatkan ribuan umat Yahudi di Prancis dari target tentara Nazi.

Saat itu, Sardari bekerja sebagai konsul jenderal Iran di Paris. Ia berhasil menggagalkan upaya tentara Nazi mengeksekusi ribuan umat Yahudi keturunan Iran di Prancis.

Ketika Nazi mulai menerapkan undang-undang anti-Yahudi di Prancis, Sardari menggunakan pasal-pasal di dalam hukum itu untuk meyakinkan Nazi bahwa kelompok Yahudi Iran itu sebenarnya Arya dan tidak termasuk undang-undang Reich.

Dilansir dari The Independent, Sardari lantas memberikan paspor kepada sedikitnya 2.000 umat Yahudi tersebut tanpa persetujuan pemerintah pusat agar dapat lari ke luar Prancis.

Baca halaman berikutnya >>>

Kisah Sederet Muslim Bantu Selamatkan Kaum Yahudi saat Holocaust

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

Sederet umat Muslim ternyata pernah menyelamatkan banyak umat Yahudi dari pembantaian tentara Nazi Jerman saat Perang Dunia II.

Khidmat umat Yahudi saat perayaan Hari Sukkot pada September 2021 lalu. (Foto: REUTERS/AMIR COHEN)

Keluarga Pilkus dari Albania

I Am Your Protector juga bercerita soal keluarga Muslim di Albania bernama Pilkus, menyembunyikan Johanna Neumann dan ibunya selama pendudukan Jerman di negara itu.

Keluarga Pilkus meyakinkan para tetangga bahwa Neumann dan ibunya merupakan saudara mereka dari Jerman yang tengah berkunjung.

Lihat Juga :

"Mereka semua mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkan kami," kata Neumann kepada majalah Time di pameran tersebut seperti dilansir TIME.

"Jika saya dan ibus aya ketahuan orang Yahudi, seluruh keluarga itu akan terbunuh. Apa yang dilakukan orang-orang ini, banyak orang-orang Eropa tidak melakukannya. Mereka semua (Muslim) bersatu dan bertekad menyelematkan orang Yahudi," paparnya menambahkan.

Kini, usia Neumann sudah 91 tahun.

Seorang profesor Manhattan College yang memiliki keahlian khusus soal isu Islam dan Holocaust, Mehnaz Afridi, menganggap kisah-kisah Muslim yang menolong umat Yahudi ini menujukkan sisi kuat kemanusiaan. Selain ketiga tokoh di atas, masih banyak cerita umat Muslim yang ikut berjasa menolong umat Yahudi saat tragedi Holocaust berlangsung.

"Ini menunjukkan bahwa kita masih memiliki harapan bahkan pada saat (kelam) seperti Holocaust," ucap Afridi.

Sementara itu, salah satu co-director I Am Your Protector, Dani Laurence Andrea Varadi, menganggap pameran itni penting untuk mengingat masa lalu supaya tidak terulang, terutama soal "kemunculan kebencian" yang disebabkan ras, agama, golongan tertentu.

I Am Your Protector pun mendorong masyarakat dunia melawan ketidakadilan. Ia bahkan menyinggung masalah yang kini dihadapkan sebagian umat Muslim di dunia, terutama di Amerika Serikat, terkait Islamofobia.

Behi Erkin

Salah satu pahlawan lainnya adalah Behi Erkin yang saat itu menjabat sebagai duta besar Turki untuk Prancis.

Pada 1940, Erkin menggunakan posisinya untuk mengeluarkan dokumen kewarganegaraan bagi setiap orang Yahudi yang dapat menunjukkan hubungan atau darah keturunan dari negaranya itu meski lemah sekalipun.

Saat itu, Prancis juga masih diduduki oleh Nazi Jerman. Erkin kemudian mengatur evakuasi ratusan umat Yahudi ke Turki.


Selahattin Ikumen

Ikumen merupakan konsul jenderal Turki di Pulau Rhodes, Yunani. Kisah bermula pada Juli 1944 ketika tentara Nazi Jerman hendak mendeportasi 1.700 orang Yahudi.

Sebagian dari ribuan umat Yahudi itu merupakan warga dan keturunan Turki.

Ikumen lantas menghadap tentara Nazi dan mengatakan bahwa "di bawah hukum Turki, semua warga negara adalah sama. Kami tidak membedakan antara warga negara yang Yahudi, Kristen, atau Muslim."

Dikutip Daily Sabah, Ikumen berhasil menyelamatkan 50 orang Yahudi, 13 di antaranya merupakan warga Turki.

Namun, sebagai pembalasan atas perlawanan Ikumen, tentara Nazi Jerman mengembom gedung konsulat Turki di Rhodes dan membunuh istri Ikumen. Ikumen pun dideportasi dan ditahan di Yunani.

(rds)


Baca Juga

Komentar