Gawat, Rusia Telah Capai Kekuatan Militer Penuh untuk Invasi Ukraina - inews
Gawat, Rusia Telah Capai Kekuatan Militer Penuh untuk Invasi Ukraina

WASHINGTON, iNews.id - Rusia dinilai telah memiliki kekuatan yang cukup untuk menginvasi Ukraina. Serangan yang dilakukan untuk merebut wilayah itu bisa dilakukan kapan saja.
Penilaian ini disampaikan penasihat keamanan nasional Gedung Putih, Jake Sullivan, Jumat (11/2/2022). Sayangnya, dia tak mencantumkan bukti spesifik terkait penilaian tersebut.
Dia menambahkan, setiap orang Amerika yang masih berada di Ukraina harus pergi dalam 24-48 jam ke depan. Invasi Rusia bisa dimulai dengan serangan udara dan itu akan membuat keberangkatan menjadi sulit.
Sullivan mengatakan, intelijen AS yakin Presiden Rusia, Vladimir Putin dapat memerintahkan invasi sebelum berakhirnya Olimpiade Musim Dingin di Beijing, 20 Februari. Bahkan kemungkinan serangan di ibukota Ukraina, Kiev bisa lebih cepat.
Saat ini, dia mengaku masih belum jelas apakah Putin secara definitif telah memberikan perintah untuk memulai invasi. Dia berharap Presiden Biden segera melakukan panggilan telepon dengan Putin mengenai hal ini.
"Kami belum melihat apa pun terkait apakah keputusan akhir telah diambil, perintah telah diberikan," katanya.
Menurutnya, dengan 100.000 tentara yang telah berkumpul di perbatasan Ukraina, invasi Rusia dapat menguasai sebagian besar Ukraina serta kota-kota besar termasuk Kiev.
Senada dengan Sullivan, Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken juga menyebut Rusia mengirim lebih banyak pasukan ke perbatasan Ukraina. Dia menegaskan serangan besar-besaran Rusia ke Ukraina bisa terjadi kapan saja.
Blinken juga menyebut serangan itu bisa saja terjadi sebelum Olimpiade Musim Dingin Beijing 2022 yang akan berakhir pada 20 Februari. Berdasarkan gambar satelit perusahaan swasta AS, ada penyebaran pasukan Rusia ke beberapa lokasi dekat Ukraina.
"Kita berada di jendela saat invasi bisa dimulai kapan saja. Biar lebih jelas, itu (serangan) bisa terjadi selama Olimpiade," ujarnya, saat konferensi pers di Australia, Jumat (11/2/2022), dikutip dari Reuters.
Editor : Umaya Khusniah