Orang Eropa Terancam Mati Kedinginan jika Dukung Sikap AS ke Rusia - KALBAR TERKINI
Orang Eropa Terancam Mati Kedinginan jika Dukung Sikap AS ke Rusia
KALBAR TERKINI - Orang Eropa Terancam Mati Kedinginan jika Dukung Sikap AS ke Rusia
Musim dingin dan krisis gas alam di Eropa serta pentingnya pipa Nord Stream 2 bagi Jerman memperkuat prediksi bahwa tak semua negara di Benua Eropa akan larut bersama AS untuk memusuhi Rusia.
Presiden AS Joe Biden mengancam akan memblokir pipa gas alam Nord Stream 2, jika Rusia menginvasi Ukraina, sebagaimana dinyatakannya secara langsung di hadapan pemimpin Jerman, Kanselir Olaf Scholz di Washington, Ibukota AS, Senin, 7 Februari.
Krisis Ukraina sendiri ditengarai juga tak lepaa dari provokasi Ukraina sendiri. Kendati hanya negara kecil, Ukraina dan juga Polandia -masing-masing adalah negara bekas Uni Soviet, dan baru Polandia yang belum lama ini bergabung dengan NATO- ditengarai paling gelisah dengan proyek tersebut.
Masalahnya, jika gas tersebut sudah mengalir dari Rusia ke Jerman secara langsung, maka Rusia akan menghentikan pembayaran atas transit pipa tersebut, di Ukraina dan Polandia, yang nilainya sanat penting untuk keuangan dua negara itu.
Adapun sebagian besar warga di negara-negara Benua Eropa tak akan bersedia mengikuti keputusan politik masing-masing pemerintahnya untuk melawan Rusia.
Sebab jika ikut memerangi Rusia, maka warga harus rela mati kedinginan atau kelaparan, karena pemanas dan kompor di dapur, tak bisa dinyalakan lantaran karena aliran gas dari pipa di Rusia pasti akan dimatikan oleh negara berwilayah paling luas di dunia ini.
Dilansir Kalbar-Terkini.Com dari laporan The Associatted Press, Seasa, 8 Februari 2022, ancaman Biden untuk memboikot proyek pipa gas alam Nord Stream 2, sebenarnya sudah 'cerita basi' alias merupakan sumber ketegangan masa lalu, antara Rusia dan AS selaku penentang proyek tersebut.
Jerman sendiri tidak serta merta menyetujui ancaan boikot Biden itu.
Usai bertemu Biden di Washington, Scholz dalam konferensi pers menyatakan bahwa semua opsi ada di atas meja, tetapi dia menghindari untuk menyebutkan Nord Stream 2 secara khusus.
Pipa bawah laut Nord Stram 2 menghubungkan langsung gas Rusia ke Eropa melalui Jerman, dan sudah selesai, tetapi belum beroperasi.
Hal ini telah menjadi target utama, ketika pemerintah negara-negara Barat mencoba untuk mencegah serangan Rusia ke Ukraina, tetangganya.
Terkait ancaman boikot langsung Nord Stream 2 oleh Biden dan 'tidak akan ada lagi Nord Stream 2', Scholz pun menekankan perlunya menjaga ambiguitas terkait sanksi untuk menekan Rusia, agar mengurangi ketegangan dalam Krisis Ukraina.
Nord Stream 2 sendiri adalah proyek pipa gas alam sepanjang 1.230 kilometer (764 mil) di bawah Laut Baltik, yang membentang dari Rusia ke Pantai Baltik, Jerman.
Nors Stream 2 akan menggandakan kapasitas pipa Nord Stream sebelumnya, sehingga menjadi 110 miliar meter kubik gas per tahun, dan menghindari Ukraina dan Polandia, yang akan kehilangan biaya transit.
Itu sebabnya, Polandia dan Ukraina serta juga AS mengklaim bahwa Nord Stream 2 juga akan memicu meningkatnya pengaruh Rusia atas Eropa.
Pipa tersebut telah diisi dengan gas, tetapi belum beroperasi karena menunggu persetujuan dari regulator utilitas Jerman dan Komisi Eropa.
Produsen gas milik negara Rusia, Gazprom, menyatakan, pihaknya akan memenuhi kebutuhan gas yang terus meningkat dari Eropa dengan harga terjangkau.
Juga, jaringan pipa yang ada melalui Ukraina dan juga Belarus, mitra Rusia, akan dilengkapi.
Benua Eropa mengimpor sebagian besar kebutuhan gasnya dari Rusia sekitar 40 persen. Nord Stream 2 sendiri akan menawarkan alternatif terkait sistem penuaan pipa proyek sebelumnya yang melewati Ukraina.
Selain itu, Nord Stream 2 juga akan menurunkan biaya, dengan menghemat biaya transit yang dibayarkan oleh Rusia ke Ukraina dan Polandia.
Juga proyek ini akan menghindari sejumlah masalah, seperti pemotongan kuota gas pada 2006 dan 2009, terkait perselisihan harga, dan pembayaran antara Rusia dan Ukraina.
AS, sekutu NATO-nya di Eropa, terutama Polandia, dan Ukraina -negara terakhir ini ngebet banget menjadi anggota NATO- telah menentang proyek tersebut sebelum masa pemerintahan Biden.
Semua pihak terkait ini juga mengklaim bahwa Rusia kemungkinan akan menggunakan gas sebagai senjata geopolitik.
Biden sendiri sempat melepaskan sanksi terhadap operator pipa tersebut, ketika proyek itu hampir selesai, sebagai imbalan atas kesepakatan dari Jerman untuk mengambil tindakan ke Rusia, jika menggunakan gas sebagai senjata atau menyerang Ukraina.
Tetapi, AS masih menganggap Nord Stream 2 adalah ide yang buruk.
Sementara itu, meskipun menghindari merujuk pada Nord Stream 2 secara khusus, Scholz menyatakan bahwa Rusia akan menghadapi 'konsekuensi berat',dan sanksi harus siap sebelumnya.
AS dapat menjatuhkan sanksi keuangan yang berat, menghukum siapa pun atau perusahaan mana pun yang melakukan bisnis, yang melibatkan pipa Rusia itu.
Selain itu, AS juga dapat secara efektif menakut-nakuti pihak perbankan dan semua bisnis yang terkait dalam proyek Nord Stream 2 sehingga pipa tidak mungkin beroperasi.
Ditanya wartawan pada Senin lalu tentang bagaimana AS akan menghentikan sesuatu yang berada di bawah kendali Jerman, Biden hanya berkata: "Saya berjanji, kami akan dapat melakukannya."
Namun, Scholz segera menukas: "Anda dapat yakin, bahwa tidak akan ada tindakan, di mana kami memiliki pendekatan yang berbeda. Kami akan bertindak bersama-sama.”
Di Kongres AS, Partai Republik dan Partai Demokrat, mencapai kesepakatan yang jarang terjadi.
Ini karena kedua partai yang saling bersaing ini sama-sama telah lama keberatan dengan Nord Stream, karena pengaruh yang diberikannya ke Rusia atas Eropa.
Republik dan Demokrat telah terpecah selama berbulan-bulan terkait sanksi ke Nord Stream 2 sekarang ini, atau hanya jika Rusia menyerang Ukraina.
Pendukung RUU telah menolak untuk menyatakan kompromi atas apa yang mungkin mereka kerjakan.
Di Jerman, proses persetujuan telah disajikan sebagai keputusan hukum yang ketat, bukan keputusan politik, sehingga menimbulkan pertanyaan tentang mekanisme apa yang dapat digunakan, jika ada serangan Rusia.
Di Eropa, sanksi ke Rusia atas perebutan Semenanjung Krimea di wilayah Ukraina pada 2014, disepakati di tingkat Uni Eropa.
Nord Stream 2 secara tidak langsung dapat membantu krisis gas alam di Eropa.
Namun, pihak regulator tidak akan menyetujuinya selama berbulan-bulan. Dengan demikian, pipa tidak dapat membantu memenuhi kebutuhan pemanas dan listrik musim dingin ini sekalipun benua itu menghadapi kekurangan gas.
Gazprom bisa, jika mau, dapat mengirim lebih banyak gas melalui pipa yang ada.
Krisis musim dingin terus memicu kekhawatiran tentang Rusia dan gas. Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan, kekurangan itu telah menggarisbawahi perlunya persetujuan Nord Stream 2 yang cepat.
Rusia menahan diri dari penjualan gas jangka pendek — meskipun memenuhi kontrak jangka panjang dengan pelanggan Eropa — dan gagal mengisi penyimpanan bawah tanahnya di Eropa.
Beberapa analis menilai, Rusia harus mengisi cadangan musim dinginnya sendiri terlebih dahulu, dan Gazprom telah menekankan perannya sebagai pemasok jangka panjang, yang dapat diandalkan.
Apa pun motivasinya, komentar Putin ini tidak banyak membantu meredakan kekhawatiran bahwa Rusia cenderung menggunakan gas untuk pengaruh politik.
Benua Eropa membutuhkan gas Rusia, dan Gazprom juga mengandalkan pasar Eropa untuk penjualan, guna mendukung anggaran Pemerintah Rusia.
Dan, Uni Eropa telah mampu memaksa Gazprom untuk mematuhi banyak aturan anti-monopoli dalam beberapa tahun terakhir.
Saling ketergantungan itulah yang menyebabkan Rusia diyakini tidak akan menghentikan pasokan gasnya ke Eropa, bahkan sekalipun jika konflik atas Ukraina meningkat.
Para pejabat Rusia sendiri telah berulangkali menggarisbawahi bahwa mereka tidak memiliki niat untuk menyerang Ukraina.***
Sumber: The Associated Press