Pilihan

13 WNI Masih 'Terjebak' di Ukraina, Retno Telepon Menlu Rusia - CNBC Indonesia

 

13 WNI Masih 'Terjebak' di Ukraina, Retno Telepon Menlu Rusia

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
News
Selasa, 01/03/2022 15:05 WIB
Foto: Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi. (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Lukas)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI menyebut telah melakukan evakuasi WNI yang berada di Ukraina. Mereka kini sudah berada di dua titik aman di Bucharest, Rumania dan Rzeszow, Polandia.

Dalam konferensi pers, Selasa (1/3/2022), Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Lestari Priansari Marsudi mengatakan sebanyak 99 WNI, termasuk lima WNI yang melakukan evakuasi mandiri, sudah dievakuasi keluar dari Ukraina.

Pilihan Redaksi

"Namun, masih terdapat empat WNI di Kharkiv dan sembilan di Chernihiv, di sebelah utara Ukraina yang belum dapat dievakuasi karena pertempuran darat masih terus terjadi," kata Retno.

"KBRI Kiev dan KBRI Moskow terus melakukan kontak dengan mereka. Informasi yang kami terima mereka dalam kondisi sehat dan memiliki pasokan logistik yang cukup. Pemerintah masih terus menunggu saat yang tepat untuk dapat mengevakuasi mereka."

Sementara itu, masih terdapat pula 24 WNI yang memilih untuk tetap tinggal di Ukraina karena alasan keluarga. Mereka diketahui menikah dengan WN Ukraina.

Di sisi lain, Retno mengatakan Indonesia ingin membangun persahabatan yang lebih kuat dengan Ukraina dan Rusia. Ia pun mengaku sudah menelepon Menlu Rusia Sergei Lavrov.

"Saya sudah melakukan pembicaraan per telepon dengan Menlu Ukraina dan Menlu Rusia," katanya.

"Kita berharap, pembicaraan antara Ukraina dan Rusia dapat membuahkan hasil yang baik."

Sebagaimana diketahui, politik luar negeri Indonesia selalu konsisten pada penerapan hukum internasional dan piagam PBB. Termasuk masalah penghormatan integritas wilayah dan penghormatan terhadap kedaulatan.

"Prinsip ini dijunjung tinggi oleh Indonesia. Saat ini, selain menekankan prinsip tersebut, hal utama yang harus menjadi perhatian kita semua adalah de-eskalasi dan masalah kemanusiaan. De-eskalasi harus dilakukan. Selain itu, saving human life menjadi prioritas. Safe passage menjadi kebutuhan utama dan harus dijamin," tegasnya.


(tfa/tfa)

Komentar

Posting Komentar

Baca Juga

Opsi Media Informasi Group

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek