Buwas: Kedelai Lokal Cuma Cocok untuk Tahu, Kalau Tempe Lebih Bagus Pakai Impor - Liputan 6

 

Buwas: Kedelai Lokal Cuma Cocok untuk Tahu, Kalau Tempe Lebih Bagus Pakai Impor

Oleh Liputan6.com pada 11 Mar 2022, 20:10 WIB
Pengusaha Tahu Tempe Mulai Kembali Produksi
Perbesar
Pekerja mengolah kedelai untuk pembuatan tempe di kawasan Duren Tiga Raya, Jakarta, Kamis (24/2/2022). Produsen tahu tempe kembali berproduksi usai aksi mogok selama tiga hari karena harga kedelai yang naik hingga menyentuh Rp12.000 per kg dalam beberapa bulan terakhir. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Advertisement

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia masih perlu kedelai impor bukan karena kualitas kedelai lokal belum bagus. Kedelai impor masih dibutuhkan karena cocok untuk produk olahan tempe. Hal tersebut diungkap oleh Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso. 

Ia menjelaskan, kedelai lokal cocok untuk produksi tahu. Sedangkan untuk tempe, lebih bagus hasilnya jika menggunakan kedelai impor.

Advertisement

"Perlu saya sampaikan, kedelai dalam negeri itu lebih cocok dan bagus di kala dibuat untuk tahu, tempe itu bagusnya dari produksi impor karena kedelainya besar-besar," tutur Budi Waseso saat ditemui di Gudang Bulog Jakarta-Banten, Kelapa Gading, Jakarta Utara, Jumat (11/3/2022).

Di sisi lain, tempe dan tahu merupakan sumber alternatif protein masyarakat yang paling terjangkau. Buwas menuturkan, dalam setahun, kebutuhan kedelai secara nasional hanya untuk pengrajin tahu dan tempe mencapai 3,5 juta ton.

Sementara produksi dalam negeri maksimal hanya 1 juta ton per tahun. Artinya secara umum 2,5 juta ton sisanya terpenuhi oleh kedelai impor. "Produksi dalam negeri itu masih relatif paling banyak atau maksimal 1 juta ton," kata dia.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Scroll down untuk melanjutkan membaca

Pemetaan Wilayah

Pengusaha Tahu Tempe Mulai Kembali Produksi
Perbesar
Pekerja memproduksi tempe di kawasan Duren Tiga Raya, Jakarta, Kamis (24/2/2022). Produsen tahu tempe kembali berproduksi usai aksi mogok selama tiga hari karena harga kedelai yang naik hingga menyentuh Rp12.000 dari semula Rp9.500 per kg dalam beberapa bulan terakhir. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Untuk mengurangi impor kedelai, Buwas menyebut saat ini Kementerian Pertanian sedang melakukan menggalakan penanaman kedelai. Saat ini Kementerian Pertanian sedang melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang bisa menjadi sentra produksi kedelai.

"Mentan (Menteri Pertanian) sudah berupaya untuk itu dan beliau sedang memetakan wilayah yang bisa memproduksi kedelai," katanya.

Langkah ini diharapkan bisa meningkatkan produksi dalam negeri dan membuat Indonesia mengurangi volume impor kedelai.

" Harapannya step by step meningkat produksi dalam negeri sehingga kedelai itu akan dipenuhi dalam negeri. Ini yang kita harapkan dan kita percayakan," katanya mengakhiri.

Reporter: Anisyah Al Faqir

Sumber: Merdeka.com

Advertisement

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya