Efek Perang Rusia-Ukraina, Harta Karun RI 'Dikeroyok' Dunia - CNBC Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Efek Perang Rusia-Ukraina, Harta Karun RI 'Dikeroyok' Dunia - CNBC Indonesia

Share This

 

Efek Perang Rusia-Ukraina, Harta Karun RI 'Dikeroyok' Dunia

Tim Redaksi, CNBC Indonesia
News
Minggu, 13/03/2022 09:00 WIB
Foto: Infografis/Harta Karun RI/Edward Ricardo

Jakarta, CNBC Indonesia - Sejumlah negara, termasuk Amerika Serikat dan Inggris, telah mengurangi bahkan menyetop impor komoditas energi dari Rusia sebagai bentuk sanksi atas perang yang dimulai negara tersebut di Ukraina. Sebagai dampak dari hal ini, banyak negara tak ayal mencari alternatif sumber pasokan, termasuk dari Indonesia. Indonesia bisa dikatakan menjadi salah satu negara yang dianggap berpotensi menggantikan beberapa komoditas asal Rusia yang tersendat.

Apa saja 'harta karun' RI yang bisa berpotensi menggantikan pasokan komoditas dari Rusia? Berikut ulasannya.

1. Batu Bara

Indonesia merupakan produsen batu bara terbesar ketiga dunia, setelah China dan India. Pada 2021 produksi batu bara Indonesia tercatat mencapai 614 juta ton, naik dari 2020 sebesar 561 juta ton. Pada 2022, produksi batu bara RI bahkan ditargetkan naik 8% menjadi 663 juta ton.

Sementara Rusia, tercatat sebagai produsen batu bara terbesar keenam di dunia. Berdasarkan data BP Statistical Review 2021, Rusia memproduksi sebesar 399,8 juta ton pada 2020. Adapun kontribusi pasokan batu bara asal Rusia ini sebesar 5,2% dari total produksi batu bara dunia sebesar 7,74 miliar ton.

Akibat perang ini, pasokan batu bara dari Rusia diperkirakan akan terhambat. Imbasnya, beberapa negara, khususnya dari Eropa hingga China mencari alternatif pengganti dari negara lain, salah satunya Indonesia.

Dari catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) China belum bisa melakukan impor batu baranya dari Rusia, yang mana Rusia memberikan ekspor batu baranya ke China hingga 17% dari total produksi batu baranya sebanyak 420 juta ton tahun ini.

Selain ke China, Rusia juga mengekspor batu baranya ke beberapa negara di Eropa sebanyak 31% dari total produksi batu baranya.

Akibat dari seretnya pasokan batu bara di sejumlah negara Eropa dan China, batu bara Indonesia sedang diburu.

Direktur Eksekutif Asosiasi Perusahaan Batu Bara Indonesia (APBI) Hendra Sinadia mengatakan, di tengah terganjalnya pasokan batu bara Eropa dari Rusia, terdapat calon pembeli dari beberapa negara di Eropa yang sedang menjajaki atau mencari suplai batu bara dari Indonesia.

"Negara-negara Eropa Barat dan Eropa Timur yang selama ini menjadi importir batu bara daru Rusia," terang Hendra kepada CNBC Indonesia.

Mengutip CNBC International, Kamis (10/3/2022), Anthony Nafte dari CLSA mengatakan bahwa harga komoditas telah melonjak sejak Rusia perang dengan Ukraina. Bagi Nafte, naiknya harga komoditas akan menguntungkan bagi Indonesia karena ekonominya di gerakan oleh komoditas.

"Lebih dari 50% ekspor mereka berasal dari komoditas, dan sekarang Anda sudah mendapatkan posisi di mana harga komoditas akan bertahan lebih tinggi lebih lama," kata Nafte.

Dia mengatakan, misalnya, Rusia saat ini merupakan pemasok batu bara terbesar kedua ke China dan gangguan dapat mendorong Beijing untuk beralih ke Indonesia untuk mengisi kesenjangan.

"Indonesia akan diuntungkan dari efek harga tetapi juga dari segi volume," kata Nafte.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages