Komunis Dibawa-bawa Ukraina Saat Minta Dukungan Indonesia Lawan Rusia

Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin meminta Indonesia bersikap mendukung Ukraina melawan Rusia. Dia membawa-bawa Indonesia sebagai bangsa yang tidak tunduk terhadap tipu daya komunis.
Hal tersebut disampaikan Vasyl Hamianin dalam keterangan tertulis. Dia awalnya memohon dukungan kepada rakyat Indonesia untuk mendukung mereka melawan penjajah.
"Rakyat Indonesia, dukunglah kami. Merdeka atau mati!" kata Dubes Vasyl Hamianin dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom, Rabu (2/3/2022).
Dia mengatakan keadaan saat ini di Ukraina berat dan menyakitkan. Dia menyebutkan, jika Ukraina bisa ditaklukkan Rusia, perdamaian yang terjaga oleh sistem keamanan global selama ini bakal runtuh padahal perdamaian itu sudah dipelihara sejak selesainya Perang Dunia II.
"Rakyat Indonesia, keadaan saat ini sungguh berat dan menyakitkan bagi kami. Oleh karena itu, kami menunggu dukungan Anda. Kami berharap dapat mendengar suara Anda yang lantang dan berani dalam membela kami," kata Vasyl Hamianin.
Ukraina Bahas Majapahit sampai Tipuan Komunis
Tak hanya sampai di situ, Vasyl juga sempat membahas perjuangan Majapahit hingga kerajaan-kerajaan lain di Indonesia. Menurutnya, Indonesia merupakan bangsa yang kuat dan dapat mengalahkan penjajah Mongol kala itu.
"Anda adalah ahli waris kerajaan-kerajaan besar Majapahit, Pajajaran, Sriwijaya, yang berhasil melumpuhkan para penjajah Mongol yang kala itu tak terkalahkan," kata dia.
Lebih lanjut, dia menyebut rakyat Indonesia masa kini sebagai penerus perjuangan melawan penjajah. Untuk diketahui, Indonesia dulu memang sempat dijajah oleh bangsa lain, termasuk Belanda dan Jepang. Kondisi tersebut, menurutnya, mirip dengan Ukraina yang dijajah Rusia.
"Ukraina tidak bertekuk lutut terhadap ancaman kematian, sama seperti Indonesia tidak menyerah 70 tahun yang lalu. Kami akan berdiri tegak dan meraih kemenangan. Namun, dengan dukungan Anda, kemenangan dapat kami raih dengan lebih mudah, lebih pasti, dan lebih cepat," tuturnya.
Kemudian, Vasyl juga menyebut Indonesia punya sejarah antikomunisme, paham yang juga pernah berkuasa di Rusia, dahulu Uni Soviet. Dia juga menyinggungnya, sekelumit.
"Anda adalah bangsa bijak yang mampu menepis rayuan tipuan komunis dan tak tunduk padanya," kata dia seraya menyebut Indonesia adalah pilar stabilitas Asia Tenggara.
Simak respons Kemenlu RI soal permintaan Dubes Ukraina.
Lihat Video: Serangan Rudal Rusia di Kantor Polisi Regional di Kharkiv Tewaskan 4 Orang
Rusia, Vasyl mengungkapkan, saat ini merupakan penerus rezim komunis. Saat ini Rusia sudah menyerang Ukraina dan menghancurkan rumah sakit, sekolah, hingga panti asuhan. Rakyat sipil menjadi korban. Roket-roket masih menghantam Ukraina. Pertumpahan darah dan kekejian masih terjadi.
"Anda tidak dapat diam diri menyaksikan Federasi Rusia, sang penerus rezim komunis, melakukan tindakan kejahatan terhadap kemanusiaan hari lepas hari di kota-kota dan desa-desa Ukraina," kata dia.
Respons Kemlu RI
Kementerian Luar Negeri RI merespons permintaan Dubes Ukraina kepada Indonesia terkait persoalan invasi Rusia. Kementerian Luar Negeri mengingatkan agar perwakilan asing di Indonesia tidak boleh melakukan fundraising.
"Sebagai catatan, perwakilan asing di Indonesia tidak dibolehkan oleh undang-undang melakukan kegiatan pengumpulan dana (fundraising)," kata juru bicara (jubir) Kemlu RI, Teuku Faizasyah, Rabu (2/3).
Kemlu RI tidak menjelaskan lebih lanjut tujuan permintaan dukungan dari Ukraina itu. Soal sikap pemerintah RI, Faizasyah menyampaikan kembali pernyataan Wakil Tetap RI untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Arrmanatha Nasir (Tata), yang telah menyampaikan sikap RI di sesi khusus darurat (emergency special session) PBB mengenai Ukraina di Markas Besar PBB, New York, 28 Februari kemarin.
"Aksi militer di Ukraina mempertaruhkan nyawa warga sipil dan mengancam perdamaian serta stabilitas regional dan global," kata Tata di Markas Besar PBB.
Dubes Tata menegaskan bahwa konflik dan ketegangan tidak memberi manfaat untuk siapapun. Untuk itu, Dubes Tata mengajak anggota Majelis Umum PBB untuk berfokus pada upaya membawa perdamaian di Ukraina.
(maa/maa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar