Menko Airlangga Sebut Dunia Hadapi Black Swan Gegara Rusia-Ukraina

Menko Bidang Perekonomian Airlangga mengatakan dunia sedang menghadapi black swan, sehingga ekonomi global akan melambat menjadi 4,1 persen tahun ini. (AFP/Nicolas Asfouri).
Jakarta, CNN Indonesia --
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan dunia sedang menghadapi ketidakpastian baru atau black swan. Hal ini karena perang Rusia-Ukraina.
Black swan artinya peristiwa tak terduga yang melampaui apa yang biasanya diharapkan dari suatu situasi dan memiliki konsekuensi cukup parah.
Airlangga menjelaskan data Bank Dunia (World Bank), International Monetary Fund (IMF), Organization for Economic Co-operation and Development (OECD), pertumbuhan ekonomi global diperkirakan melambat menjadi 4,1 persen sampai 4,5 persen tahun ini.
"2022 ekonomi global diperkirakan lebih lambat 4,1 persen-4,5 persen data OECD, WB. Berbagai faktor yaitu ketidakpastian akibat varian baru, disrupsi rantai pasok global, konflik geopolitik Rusia-Ukraina sebagai ketidakpastian baru atau black swan," ungkap Airlangga dalam CNBC Indonesia Economic Outlook 2022, Selasa (22/3).
Masalahnya, Rusia adalah pemasok energi terbesar di dunia. Salah satunya pasokan gas alam yang mencapai 16 persen dan minyak dunia 11 persen dari pasokan global.
Tak hanya itu, Rusia dan Ukraina merupakan salah satu negara penghasil gandum, pupuk, dan logam bahan baku industri, seperti nikel dan paladium.
"Konflik kedua negara berdampak pada semakin tingginya inflasi yang sebelumnya meningkat akibat pandemi," ucap Airlangga.
OECD, kata Airlangga, memproyeksi inflasi global berpotensi melonjak menjadi 2,1 persen jika konflik Rusia dan Ukraina tak segera diselesaikan. Selain itu, OECD meramalkan ekonomi global rentan terkontraksi 1,8 persen tahun ini.
Sementara, Airlangga mengatakan perang Rusia-Ukraina berdampak pada Indonesia lewat dua jalur transmisi, yakni jalur finansial dan perdagangan, serta komoditas.
"Sektor finansial diproyeksi memiliki dampak terbatas nilai tukar rupiah," kata Airlangga.
Selain itu, harga komoditas yang melonjak akan mempengaruhi inflasi domestik. Jika tak ditangani serius, maka inflasi di dalam negeri akan ikut meningkat.
Meski begitu, Airlangga masih optimistis pertumbuhan ekonomi RI tembus 5,2 persen pada 2022. Angka itu masih sesuai dengan target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022.
(wel/aud)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar