Negara Barat Tak akan Bisa Gantikan Pasokan Gas Alam dari Rusia - inews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Negara Barat Tak akan Bisa Gantikan Pasokan Gas Alam dari Rusia - inews

Share This

 

Negara Barat Tak akan Bisa Gantikan Pasokan Gas Alam dari Rusia

 Negara Barat Tak akan Bisa Gantikan Pasokan Gas Alam dari Rusia
Negara-negara barat ternyata sangat tergantung dengan pasokan gas dari Rusia. (foto Ilustrasi: Reuters)

WASHINGTON DC, iNews.id – Negara-negara barat ternyata sangat tergantung dengan pasokan gas Rusia. Mereka dinilai tidak punya jalan lain yang realistis untuk mengganti semua kebutuhan gas alam yang selama ini dipasok Rusia. 

“Tidak ada cara untuk menyingkirkan sepenuhnya gas Rusia dari pasar Eropa. (Pasokan Rusia) itu memiliki porsi yang terlalu besar dari jumlah gas yang mereka (Eropa) gunakan,” kata mantan regulator industri Texas, negara bagian penghasil minyak utama Amerika Serikat, Ryan Sitton, kepada kantor berita Sputnik, Jumat (25/3/2022) WIB.

Uni Eropa (UE) dan AS diperkirakan siap mengumumkan kemitraan energi baru. Lewat kemitraan tersebut, Eropa berharap memperoleh lebih banyak gas alam cair (LNG) dari AS untuk mengurangi ketergantungannya pada Rusia. 

Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, sebelumnya mengatakan bahwa rencana Uni Eropa untuk “membebaskan diri” dari bahan bakar fosil Rusia akan diumumkan bersama dengan Presiden AS Joe Biden pada Jumat (25/3/2022) ini.

“Negara-negara Barat dapat memutuskan untuk mengarahkan gas mereka ke Eropa dan itu akan menggantikan sebagian dari gas Rusia. Akan tetapi, secara praktis, tidak ada cara yang realistis untuk mengganti semuanya,” ucap Sitton.

Dia menuturkan, meskipun AS dapat mengekspor lebih banyak gas dan; Australia—yang selama ini mengirimkan banyak gas ke China—dapat mengirim lebih banyak gas ke Eropa, cara itu dinilai juga tak akan cukup untuk menutupi kebutuhan UE.

Juru Bicara Center for LNG and Natural Gas Supply Association, Daphne Magnuson mengatakan, AS sedang berusaha meningkatkan kapasitasnya untuk mengekspor lebih banyak gas alam cair ke UE. Langkah itu menyusul kebijakan Departemen Energi AS baru-baru ini yang menyetujui beberapa izin yang tertunda dengan lebih banyak persetujuan yang akan datang. 

Pekan lalu, AS mengesahkan ekspor LNG dari dua fasilitas ekspor yang beroperasi saat ini di negara bagian Louisiana dan Texas.

Sebelumnya pada bulan ini juga, Biden mengumumkan larangan khusus AS terhadap impor minyak Rusia, meskipun negeri Paman Sam mengimpor jauh lebih sedikit minyak dari Rusia daripada negara-negara Eropa. Menteri Energi AS, Jennifer Granholm, mengatakan kepada Sky News bahwa AS tidak akan meminta Eropa untuk sepenuhnya meninggalkan pasokan energi Rusia.

Awal pekan ini, Presiden Vladimir Putin menginstruksikan raksasa energi Rusia,  Gazprom, untuk mengubah semua kontrak gas yang ada ke dalam mata uang rubel. Langkah tersebut sebagai tanggapan atas keputusan Uni Eropa, AS, dan Jepang yang memblokir Rusia untuk mengakses euro, dolar, dan yen.

Pengumuman Putin itu menyebabkan nilai mata uang Rusia naik terhadap dolar AS. Sementara itu harga gas global pun melonjak. Kepala Badan Energi Internasional, Fatih Birol, menggambarkan perintah Putin itu sebagai “ancaman keamanan”.

Namun, Sitton mengatakan, permintaan Moskow untuk negara-negara Eropa agar membeli gas Rusia dalamrubel seharusnya tidak berdampak besar pada harga energi.

“Itu hanya menimbulkan kerumitan lain, yang pada umumnya semua kerumitan itu menambah biaya dan menambah harga karena semakin banyak orang yang tidak yakin, semakin tinggi harganya,” kata dia.

Sitton memperkirakan, harga minyak mentah Rusia mungkin memang agak anjlok akibat sanksi Barat. Akan tetapi, harga komoditas itu mungkin sedikit meningkat di tempat lain.

“Saya pikir logikanya (Putin) adalah, ketika dia mungkin kehilangan sedikit lebih banyak dalam harga minyak, harga minyaknya turun secara dramatis, karena tidak banyak pembeli untuk itu di pasar. Tetapi dia akan memompa menaikkan harga rubelnya, dia akan mencoba menebusnya dalam hal nilai mata uangnya,” kata Sitton.

Editor : Ainun Najib

Bagikan Artikel:
line sharing button

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages