Pakai Seragam Tempur dan Helm Pelindung, Momen Sakral Dua Tentara Ukraina Menikah Saat Perang - Halaman all


TRIBUNNEWS.COM, KIEV - Momen sakral dua tentara Ukraina di tengah invasi yang dilakukan militer Rusia menjadi perhatian publik.
Dua tentara itu memutuskan menikah di tengah situasi perang yang masih berkecamuk.
Dilansir dari KompasTV, dua anggota pasukan pertahanan Ukraina, Lesia Ivashchenko dan Valerii Fylymonov merayakan momentum bahagia itu pada Minggu (6/3/2022).

Mereka melakukan pernikahan di pos pemeriksaan di Kiev dengan mengenakan seragam tempur dan helm pelindung.
Pernikahan mereka pun hanya dihadiri oleh rekan-rekannya yang ikut berperang bersama mereka.
Pernikahan kedua sejoli itu diungkapkan oleh jurnalis Phil Stewart di akun Twitter miliknya.
“Anggota pasukan pertahanan territorial Ukraina, Lesia Ivashchenko dan Valerii Fylymonov bertukar cincin pada pernikahan mereka saat konflik Ukraina-Rusia,” cuitnya dikutip dari Marca.
Wali Kota Kiev, Vitaly Klitschko pun membagikan video pernikahan kedua tentara tersebut di Twitter.
“Mereka telah bersama dalam pernikahan sipil untuk waktu lama, dan kini mereka memutuskan menikah,” cuit Klitschko.
“Upacara bertempat di salah satu pos pemeriksaan. Hidup terus berjalan dan kami akan terus melindungi Kiev, warga Kiev dan juga negara kita,” tuturnya.
Baik Lesia dan Valerii merupakan bagian dari 100.000 warga Kiev yang bergabung dengan pasukan pertahanan teritorial, cabang sukarelawan di militer yang terbentuk di awal serangan Rusia ke Ukraina.
Sebelumnya, pasangan Ukraina lainnya, Yaryna Arieva dan Sviatoslav Fursin, juga menikah di bawah suara bom yang jatuh saat hari-hari pertama serangan Rusia ke Ukraina dilakukan pada bulan lalu.
Keduanya kemudian bergabung dengan pasukan pertahanan territorial setelah menikah.
Update perang Rusia Vs Ukraina
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky naik pitam seusai warganya menjadi korban tewas saat akan melarikan diri ke tempat yang lebih aman.
Zelensky pun bersumpah akan membalas dendam pada Rusia.
Seperti diketahui, pada hari Minggu (6/4/2022), serangan militer Rusia menghantam titik persimpangan evakuasi di pinggiran kota Kyiv.
Peluru artileri menghantam pos pemeriksaan di pinggiran Irpin, barat laut Kyiv, kata pihak berwenang Ukraina.
Akibatnya satu keluarga dengan dua anak tewas, dan beberapa warga sipil lainnya yang melarikan diri dari rumah mereka, dikutip Tribunnews dari CNN.
Wali Kota Irpin Oleksandr Markushyn menggambarkan melihat langsung satu keluarga tersebut terdiri dari empat orang tersebut terbunuh di depan matanya.
“Itu kurang ajar, mereka monster. Irpin sedang berperang, Irpin belum menyerah,” kata Oleksandr Markushyn.
Markushyn mengatakan upaya evakuasi lain dimulai pada hari ini Senin (7/4/2022) pagi.
Kementerian pertahanan Rusia mengatakan pada Senin pagi bahwa pihaknya akan menghentikan tembakan untuk mengizinkan warga sipil di kota Kyiv, Kharkiv dan Sumy untuk pergi, tetapi hanya untuk Rusia atau Belarus.
Sumpah Preisden Ukraina

Mengetahui warganya jadi korban tewas, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky marah, dan bersumpah akan membalas dendam pada Rusia.
Presiden Ukraina mengatakan dalam pidato video pada Minggu malam:
“Mereka hanya berusaha keluar kota. Untuk melarikan diri. Seluruh keluarga. Berapa banyak keluarga seperti itu yang meninggal di Ukraina," ujarnya dikutip Tribunnews dari The Guardian.
"Kami tidak akan memaafkan. Kami tidak akan lupa. Kami akan menghukum semua orang yang melakukan kekejaman dalam perang ini.”
Kepada pasukan Rusia di balik serangan itu, di kota Irpin di tepi barat ibu kota, Zelenskiy berkata:
“Tidak akan ada tempat yang tenang di dunia ini bagi Anda. Kecuali kuburan.”

Sebelumnya, ratusan warga sipil telah berkumpul di dekat jembatan di Irpin pada hari Minggu (6/4/2022), berusaha untuk melarikan diri dari ibu kota, dengan hanya selusin tentara Ukraina di sana.
Sebagian besar para tentara tersebut membantu para pengungsi tersebut dengan membawa barang bawaan mereka.
Namun saat proses evakuasi, tembakan menderu.
Delapan orang tewas dalam serangan itu, termasuk seorang wanita, putra remajanya dan seorang anak perempuan usia sekolah dasar, ditambah seorang teman keluarga.
Barang-barang mereka berserakan di jalan.
Dalam rekaman serangan itu, sekelompok pejuang terlihat berusaha membantu keluarga tersebut.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati/KompasTV)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar