Perdamaian Rusia-Ukraina Mulai Realistis, Siapa Menyerah? - CNBC Indonesia - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Perdamaian Rusia-Ukraina Mulai Realistis, Siapa Menyerah? - CNBC Indonesia

Share This

 

Perdamaian Rusia-Ukraina Mulai Realistis, Siapa Menyerah?

Tommy Patrio Sorongan & Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
News
Rabu, 16/03/2022 18:25 WIB
Foto: Aparat penegak hukum Rusia menahan seorang demonstran selama protes anti-perang terhadap invasi Rusia ke Ukraina, di Saint Petersburg, Rusia. (REUTERS/STRINGER)

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski perdamaian belum terlihat jelas, perundingan antara Ukraina dan Rusia sedikit demi sedikit menunjukkan perkembangan. Terbaru, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan kesepakatan dengan Rusia untuk mengakhiri perang di negaranya mulai terdengar lebih realistis.

"Pertemuan berlanjut, dan, saya diberitahu, posisi selama negosiasi sudah terdengar lebih realistis. Tetapi waktu masih diperlukan agar keputusan tersebut sesuai dengan kepentingan Ukraina," kata Zelensky dalam video pidatonya Selasa, (15/3/2022) dikutip Al Jazeera.

Zelensky juga menekankan bahwa saat ini pasukan Rusia akan mengalami kesulitan yang cukup tinggi untuk menguasai ibu kota Kyiv. Ia bahkan menyebut bahwa pasukan Negeri Beruang Merah itu lebih baik menyerah daripada terus menggempur kota tersebut.

"Saya tahu bahwa Anda ingin bertahan hidup. Mereka yang menyerah akan diperlakukan sebagai manusia, dengan sopan," tambah presiden berdarah Yahudi itu.

Sementara itu, mengenai NATO, Zelensky juga menegaskan pihaknya saat ini cukup kecewa dengan aliansi itu. Ia beralasan Ukraina saat ini mengurungkan niatnya untuk bergabung dalam pakta pimpinan Amerika Serikat (AS) itu dan bahkan menyebut NATO sebagai pakta pertahanan yang lemah.

"Dan apa yang akan mereka katakan jika Rusia melangkah lebih jauh ke Eropa, menyerang negara lain? Saya yakin (jawabannya) hal yang sama mereka katakan ke Ukraina. Pasal 5 perjanjian NATO tidak pernah selemah sekarang. Ini hanya pendapat kami."

Memasuki hampir pekan ketiga serangan Rusia ke Ukraina, pasukan Moskow masih berusaha untuk memasuki kota Kyiv. Namun perlawanan sengit masih diberikan oleh pihak militer Ukraina yang juga dibantu warga sipil.

Rusia sendiri bertekad untuk terus menggempur Negeri Jirannya itu hingga tuntutannya dipenuhi. Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pihaknya ingin agar Ukraina tidak condong kepada Barat dan meminta agar pencaplokan Kremlin atas Semenanjung Krimea pada 2014 lalu diakui.

Adapun, Rusia menyerang Ukraina sejak 24 Februari. Sejak itu Moskow belum bisa menguasai pusat pemerintahan Kyiv. CNN International memberitakan ledakan terdengar kembali Selasa malam waktu setempat diiringi suara sirine di ibu kota itu.

Ukraina mencatat 1.700 lebih warga sipil tewas dan PBB menyebut 3 juta orang telah mengungsi.


(luc/luc)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages