RUSIA Kibarkan Bendera Putih, Ngos-ngosan 10 Hari Bertempur, Ukraina Curiga i Niat Lain Putin
SRIPOKU.COM, UKRAINA- Pasukan Rusia melakukan gencatan senjata di dua kota utama Ukraina untuk memungkinkan warga sipil mengungsi, Sabtu (5/3/2022).
Gencatan senjata diberlakukan di sekitar kota Mariupol dan Volnovakha.
Diberitakan The Independent, gencatan senjata di Mariupol berlangsung hingga pukul 2 siang waktu setempat.
Sementara itu, evakuasi di sepanjang koridor kemanusiaan dimulai pukul 9 pagi waktu setempat.
Kepala administrasi militer-sipil Donetsk yang mencakup Mariupol, Pavlo Kirilenko, mengatakan koridor kemanusiaan akan membentang dari kota ke Zaporizhzhia.
Namun, kantor berita Rusia RIA yang mengutip kementerian pertahanan Rusia mengatakan, pasukannya akan melanjutkan serangan luas di Ukraina.
Ukraina Minta Rusia Tak Salahgunakan Gencatan Senjata
Wakil Perdana Menteri Ukraina, Iryna Vereshchuk, telah memperingatkan Rusia agar tidak mengambil keuntungan dari koridor kemanusiaan yang disepakati untuk memajukan pasukannya.
Ia mengatakan, pemerintahnya memverifikasi informasi bahwa pasukan Rusia menggunakan gencatan senjata untuk bergerak lebih dekat ke posisi Ukraina di daerah-daerah di sepanjang rute evakuasi.
"Kami menggunakan saluran ini untuk mengevakuasi warga sipil (wanita dan anak-anak) serta untuk mengirimkan kargo kemanusiaan kepada mereka yang tersisa," ujarnya, Sabtu, dilansir BBC.
Vereshchuk menegaskan, Komite Internasional Palang Merah menengahi pembicaraan tentang gencatan senjata, dan akan memimpin evakuasi di sepanjang rute yang disepakati ke luar kota.
Sebelumnya, Rusia dan Ukraina telah menyepakati perlunya koridor kemanusiaan untuk mengirimkan bantuan dan membantu warga sipil keluar dari kota-kota Ukraina yang terkepung.
Kesepakatan tentatif yang dicapai di Belarus, Kamis (3/3/2022), terjadi ketika pasukan Rusia terus mengepung dan menyerang kota-kota Ukraina, termasuk ibu kota, Kyiv, dan kota terbesar kedua, Kharkiv.
Ribuan orang diperkirakan tewas atau terluka dalam konflik itu.
Sementara, lebih dari satu juta orang telah melarikan diri dari pertempuran dalam apa yang disebut PBB sebagai eksodus pengungsi tercepat abad ini.
Negosiator Ukraina, Mykhailo Podolyak, mengatakan kedua pihak telah sepakat untuk membentuk jalur komunikasi dan kerja sama sesegera mungkin untuk memfasilitasi evakuasi warga sipil.
"Artinya, tidak di mana-mana, tetapi hanya di tempat-tempat di mana koridor kemanusiaan itu sendiri berada, dimungkinkan untuk menghentikan tembakan selama evakuasi," jelas dia.
Kedua belah pihak juga melihat secara langsung pengiriman obat-obatan dan makanan ke tempat-tempat di mana pertempuran paling sengit terjadi.
Podolyak menambahkan, kedua belah pihak akan melanjutkan pembicaraan pada ronde ketiga secepat mungkin.
Putaran ketiga akan berlangsung dalam beberapa hari mendatang di Belarus.
(Tribunnews.com/Nuryanti)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar