Setop Bombardir Kota Mariupol Ukraina, Putin Tuntut Ini
News
Rabu, 30/03/2022 21:06 WIB
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia semakin agresif menyerang Ukraina. Presiden Vladimir Putin bahkan mengatakan penembakan yang berlangsung di kota Mariupol baru dapat berakhir jika pasukan Ukraina menyerah.
Menurut pernyataan Kremlin, Putin membuat komentar tersebut dalam panggilan telepon selama satu jam dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron pada Selasa (29/3/2022) malam.
Namun para pejabat Prancis mengatakan pemimpin Rusia itu telah setuju untuk mempertimbangkan rencana untuk mengevakuasi warga sipil dari kota Mariupol.
Pejabat dari istana Elysee Prancis menyebut situasi di kota itu "bencana" dan menambahkan bahwa "penduduk sipil harus dilindungi dan harus meninggalkan kota jika mereka mau. Mereka harus memiliki akses ke bantuan makanan, air, dan obat-obatan yang mereka butuhkan".
"Situasi kemanusiaan yang sangat menurun ini terkait dengan pengepungan kota oleh angkatan bersenjata Rusia," kata pernyataan itu, dikutip dari BBC International.
Prancis, bersama dengan Turki, Yunani dan beberapa kelompok kemanusiaan, telah mengajukan rencana kepada Putin untuk mengevakuasi kota tersebut.
Para pejabat mengatakan bahwa Putin mengatakan kepada Macron bahwa dia akan "memikirkan" proposal tersebut. Namun dalam pembacaan telepon, Kremlin menyatakan Putin tidak memberikan jaminan seperti itu.
Sementara itu, Ukraina menuduh Rusia memindahkan paksa ribuan orang dari Mariupol ke wilayah yang dikuasai Rusia. Pernyataan itu menyusul klaim walikota Mariupol bahwa ribuan orang telah tewas selama pemboman oleh Rusia.
Vadym Boychenko, yang telah dievakuasi dari kota itu, mengatakan kepada kantor berita Reuters bahwa hampir 5.000 orang, termasuk sekitar 210 anak-anak, tewas sejak penembakan Rusia dimulai.
Matilda Bogner, kepala misi hak asasi manusia PBB di Ukraina, mengatakan kepada Reuters bahwa dia yakin "mungkin ada ribuan kematian, korban sipil, di Mariupol".
(tfa/roy)
Komentar
Posting Komentar