Uang Nasabah BCA Hilang Rp135 Juta. Ini Modus dan Cara Menghindari Skimming ATM | Bisniscom

 

Uang Nasabah BCA Hilang Rp135 Juta. Ini Modus dan Cara Menghindari Skimming ATM | Bisnis.com

Melansir laman resmi BCA, Senin (28/3/2022), skimming adalah salah satu tindak kejahatan yang paling sering terjadi pada nasabah perbankan. Istilah ini seringkali disebut sebagai pembobolan rekening bank. 
Share:
Rika Anggraeni - Bisnis.com
28 Maret 2022 - 19:42 WIB
Nasabah bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Jakarta, Kamis (11/1/2018). - JIBI/Felix Jody Kinarwan
Nasabah bertransaksi di mesin anjungan tunai mandiri (ATM) di Jakarta, Kamis (11/1/2018). - JIBI/Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA — Salah satu nasabah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) mengeluhkan adanya pembobolan di rekening tabungan pribadi.

Keluhan itu disampaikannya di akun Instagram dan Twitter miliknya pada Minggu (27/3/2022). 

Berdasarkan pantauan Bisnis di Twitter, Senin (28/3/2022) pukul 17.10 WIB, sejauh ini cuitan tersebut sudah di-retweet sebanyak 32.600 kali dan 102.000 kali disukai. 

Nasabah dengan akun Twitter @hebosto mengungkapkan dirinya telah kehilangan dana senilai Rp135 juta di jam 1 dini hari pada 27 Maret 2022. 

"Padahal ini ATM di gue, gue pegang. Gue domisili di Bandung, tapi penarikan ini dilacak di Surabaya kata CS BCA," terangnya, dikutip Senin (28/3/2022).

Emiten bersandi BBCA pun angkat bicara mengenai dugaan kehilangan dana senilai Rp135 juta melalui penarikan ATM. 

Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn menyampaikan jika bukan kesalahan atau kelalaian nasabah, maka BCA berkomitmen mengganti 100 persen dana nasabah yang hilang. 

"Setelah dilakukan penelusuran, terdapat dugaan skimming [duplikasi kartu nasabah]," ujar Hera dalam keterangan tertulis yang diterima Bisnis, Senin (28/3/2022). 

Hera pun mengimbau kepada nasabah untuk dapat mengganti PIN secara berkala. Hal ini akan mencegah kejahatan skimming, meskipun kode PIN ATM sudah pernah terekam oleh pelaku skimming.

Lantas, apa itu skimming? 

Melansir laman resmi BCA, Senin (28/3/2022), skimming adalah salah satu tindak kejahatan yang paling sering terjadi pada nasabah perbankan. Istilah ini seringkali disebut sebagai pembobolan rekening bank. 

Secara teknis, skimming merupakan proses menyalin/duplikasi data yang ada pada strip magnetik yang terdapat pada suatu kartu ATM/debit atau kartu kredit. 

Metode pencurian data ini harus menggunakan alat khusus, yaitu skimmer yang berbentuk mulut slot kartu ATM. 

Perseroan menjelaskan, saat kartu ATM sudah masuk, maka skimmer akan membaca dan merekam setiap data yang terdapat pada kartu ATM. 

Adapun, kerugian dari metode ini adalah kehilangan saldo tiba-tiba di rekening dengan riwayat jejak yang minim. 

"Alat skimmer itu pun terdapat spy camera untuk merekam tangan korban yang sedang memasukkan kode PIN," tuturnya. 

Cara Menghindari Skimming

Berikut ini sederet tips menghindari skimming ATM, termasuk skimming di mesin ATM BCA: 

1. Memeriksa alat transaksi

Jika nasabah menemukan alat yang mencurigakan di ATM dan area pindad ATM saat melakukan transaksi, nasabah dapat langsung menghubungi dan melapor ke Halo BCA 1500-888. 

2. Tutupi tangan ketika memasukkan PIN

Langkah sederhana ini harus dilakukan setiap hendak bertransaksi dengan mesin ATM atau EDC. Dengan menerapkan langkah ini, mesin skimmer akan kesulitan untuk merekam gerakan tangan saat sedang menekan PIN ATM. 

Selain itu, dengan menutupi PIN maka juga bisa meminimalisasi kemungkinan orang lain atau spy cam melihat PIN. 

3. Ganti PIN secara berkala

BCA menyarankan agar nasabah mengganti kode PIN ATM secara berkala. Penggantian PIN bisa dalam seminggu sekali, tiga hari sekali, ataupun setiap hari.

Langkah ini akan mencegah kejahatan skimming meskipun kode PIN ATM sudah pernah terekam oleh pelaku skimming. 

4. Menggunakan kartu chip-based 

BCA mengimbau nasabah diharuskan untuk mengganti kartu dengan jenis kartu chip-based. 

Sementara itu, BCA sendiri sudah secara efektif menggantikan kartu debit magnetic menjadi chip-based seluruh nasabah sejak 31 Desember 2021. 

Dengan kartu chip-based, data kartu debit atau kartu kredit lebih aman karena chip yang digunakan sudah mengaplikasikan teknologi enkripsi data. 

Sekalipun terdeteksi oleh alat skimming, data yang terekam hanya berupa kode-kode dan simbol abstrak yang tidak bisa diartikan.

Halaman:

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya