Awas, Rusia Ingatkan Bahaya Perang Nuklir Serius dan Nyata! - Tim detikcom - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Awas, Rusia Ingatkan Bahaya Perang Nuklir Serius dan Nyata! - Tim detikcom

Share This

 news.detik.com

Awas, Rusia Ingatkan Bahaya Perang Nuklir Serius dan Nyata!

Tim detikcom
4-4 minutes


Moskow -

Menteri Luar Negeri (Menlu) Rusia Sergei Lavrov memperingatkan negara-negara Barat untuk tidak meremehkan peningkatan risiko perang nuklir terkait Ukraina. Lavrov juga menyebut bahwa bahaya perang nuklir itu serius dan nyata.

Namun, seperti dilansir Reuters dan CNN, Selasa (26/4/2022), Lavrov dalam wawancara dengan televisi pemerintah Rusia, yang ditayangkan Senin (25/4) malam waktu setempat, juga bersikeras menegaskan negaranya berupaya menurunkan risiko perang nuklir.

Dalam wawancara itu, Lavrov ditanya soal pentingnya menghindari Perang Dunia III dan apakah situasi saat ini sebanding dengan krisis rudal Kuba tahun 1962 -- titik rendah hubungan Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet.

Menurut Lavrov, Rusia telah melakukan banyak hal untuk menegakkan prinsip berjuang untuk mencegah perang nuklir dengan segala cara.

"Ini adalah posisi penting kami di mana kami mendasarkan segalanya. Risikonya sekarang cukup besar," ucap Lavrov.

"Saya tidak ingin meningkatkan risiko itu secara artifisial. Banyak pihak akan menyukai itu. Bahayanya serius, nyata. Dan kita tidak boleh meremehkannya," tegasnya.

Merujuk pada deklarasi bersama Ronald Reagan dan Mikhail Gobachev, ketika kedua pemimpin AS dan Uni Soviet itu menyepakati 'perang nuklir tidak bisa dimenangkan dan seharusnya tidak pernah dilakukan', seperti dikutip CNN, Lavrov menegaskan bahwa 'tidak diterimanya perang nuklir' masih menjadi 'posisi prinsip' Rusia.

Tonton Video: Ukraina Harap Sekjen PBB Tak Masuk 'Jebakan' Rusia Saat di Moskow

Invasi Rusia ke Ukraina yang sudah berlangsung dua bulan terakhir, tercatat sebagai serangan terbesar terhadap negara Eropa sejak tahun 1945 silam. Ribuan orang tewas dan ribuan orang lainnya luka-luka, dengan lebih dari 5 juta orang terpaksa mengungsi ke luar negeri.

Moskow menyebut aksinya sebagai 'operasi militer khusus' untuk melakukan demiliterisasi terhadap Ukraina dan melindungi Ukraina dari fasis. Namun Ukraina dan negara-negara Barat menyebut invasi itu menjadi dalih untuk agresi perang tak beralasan oleh Presiden Vladimir Putin.

Lavrov membela langkah Rusia dan menyalahkan AS atas kurangnya dialog untuk menyelesaikan konflik. Lavrov juga menyebut bahwa inti dari setiap kesepakatan untuk mengakhiri konflik di Ukraina akan sangat bergantung pada situasi militer di lapangan.

"Amerika Serikat secara praktis telah memutuskan semua kontak hanya karena kami berkewajiban membela warga Rusia di Ukraina," sebut Lavrov, mengulangi alasan pembenaran invasi Moskow ke Ukraina.

Dia mengkritik pengiriman persenjataan canggih oleh negara-negara Barat, termasuk AS, yang disebutnya sebagai langkah provokasi yang diperhitungkan untuk memperpanjang konflik daripada mengakhirinya. Dia memandang NATO 'pada dasarnya' terlibat perang proxy dengan Rusia melalui pasokan senjata ke Ukraina.

"NATO, pada dasarnya, terlibat dalam perang dengan Rusia melalui proxy dan mempersenjatai proxy itu. Perang berarti perang," tegas Lavrov.

Disebutkan juga oleh Lavrov bahwa Ukraina tidak berunding dengan itikad baik. Dia menyebut Presiden Volodymyr Zelensky sama seperti Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson dalam memainkan opini publik daripada menangani tugas yang ada, yakni negosiasi.

"Mereka mirip dalam hal kemampuan memainkan publik. Contohnya, mereka mengimitiasi negosiasi," sebutnya.

(nvc/ita)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages