Putin Tuduh Barat Lakukan Teror-Coba Hancurkan Rusia

Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat telah melakukan teror dan berupaya menghancurkan Rusia. Putin menuntut jaksa-jaksa Rusia untuk menindak tegas apa yang disebutnya sebagai plot yang disusun oleh mata-mata asing untuk memecah belah Rusia dan mendiskreditkan militer negaranya.
Seperti dilansir Reuters, Selasa (26/4/2022), hal itu disampaikan Putin saat berbicara di hadapan para jaksa top Rusia dan Menteri Pertahanan (Menhan) Rusia Sergei Shoigu pada Senin (25/4) waktu setempat.
Putin menuduh Barat telah menghasut Ukraina untuk merencanakan serangan terhadap jurnalis-jurnalis Rusia. Tuduhan itu telah dibantah oleh otoritas Ukraina.
Diklaim oleh Putin bahwa Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB), yang merupakan penerus KGB era Soviet, telah mencegah percobaan pembunuhan oleh 'kelompok teroris' terhadap seorang jurnalis televisi Rusia bernama Vladimir Solovyev pada Senin (25/4) waktu setempat.
"Mereka telah bergerak ke teror -- untuk mempersiapkan pembunuhan jurnalis-jurnalis kita," sebut Putin merujuk pada negara-negara Barat.
Namun, Putin yang mantan agen KGB ini tidak memberikan bukti nyata untuk mendukung klaimnya tersebut. Reuters tidak bisa memverifikasi segera tuduhan yang disampaikan Putin itu.
Kepala FSB Alexander Bortnikov secara terpisah menyebut sebuah kelompok beranggotakan enam warga Rusia beraliran neo-nasionalis telah berencana membunuh Solovyev atas perintah Dinas Keamanan Negara Ukraina (SBU). Solovyev disebut sebagai salah satu jurnalis televisi dan radio terkemuka di Rusia.
Simak Video: Ukraina Harap Sekjen PBB Tak Masuk 'Jebakan' Rusia Saat di Moskow
SBU telah membantah tuduhan itu dan menyebutnya fantasi yang dibuat oleh Moskow. "SBU tidak memiliki rencana untuk membunuh V Solovyev," tegas SBU dalam pernyataannya.
Solovyev, pembawa acara talk show yang tamunya seringkali merendahkan Ukraina dan membenarkan invasi Rusia, telah berterima kasih kepada FSB.
Dalam pernyataannya, Putin menyebut negara-negara Barat menyadari bahwa Ukraina tidak bisa mengalahkan Rusia dalam perang sehingga mengerahkan rencana berbeda, yakni penghancuran Rusia itu sendiri.
"Tugas lainnya telah mengemuka: Untuk memecah-belah masyarakat Rusia dan menghancurkan Rusia dari dalam. Itu tidak berhasil," cetus Putin.
Disebutkan juga oleh Putin bahwa organisasi media asing dan media sosial telah digunakan oleh mata-mata Barat untuk melakukan provokasi terhadap militer Rusia. Putin mencetuskan agar para jaksa Rusia bereaksi dengan cepat terhadap setiap berita palsu dan laporan palsu yang mengganggu ketertiban.
Tidak ada contoh spesifik yang diberikan Putin terkait seruannya itu.
"Mereka sering diorganisir dari luar negeri, diorganisir dengan cara berbeda-beda -- baik informasi yang datang dari sana maupun uangnya," sebut Putin, sembari menyerukan agar jaksa Rusia memerangi ekstremisme dengan 'lebih aktif'.
Diketahui bahwa beberapa hari usai memerintahkan invasi ke Ukraina pada akhir Februari lalu, Putin menandatangani aturan hukum baru yang memberlakukan hukuman maksimum 15 tahun penjara bagi siapa saja yang terbukti secara sengaja menyebarkan berita palsu atau hoax soal militer Rusia.
(nvc/ita)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar