Paytren Butuh Rp 200 T per Bulan, 5 Bulan Bisa Akuisisi BCA! - CNBC Indonesia

 

Paytren Butuh Rp 200 T per Bulan, 5 Bulan Bisa Akuisisi BCA!

Tim Riset, CNBC Indonesia
Market
12 April 2022 07:10
Joss! Yusuf Mansur Siap IPO-kan Paytren di Bursa Efek
Foto: Joss! Yusuf Mansur Siap IPO-kan Paytren di Bursa Efek

Jakarta, CNBC Indonesia - "Dari mana duitnya? Dari mana duitnya?" Ujar Ustadz Yusuf Mansur (UYM) sambil berteriak seraya menggebrak meja dalam cuplikan video yang belum lama ini viral di sosial media.

Pertanyaan yang sama tentu saja muncul di benak masyarakat yang tentunya terkejut mendengar penjelasan UYM yang menyebutkan bahwa dirinya membutuhkan Rp 200 triliun untuk PayTren.

Sebelumnya, di video viral tersebut, dengan emosi yang meluap-luap pria dengan nama asli Jam'an Nurchotib Mansur juga menyebut bahwa ia membutuhkan dana sebesar Rp 1 triliun demi menghidupkan Paytren.

"Bisa saya ajak ngomong Anda semua, saya butuh duit satu triliun buat ngejagain PayTren, bisa? Mau Anda patungan? Mau?" ucapnya dalam video viral beberapa waktu lalu.

Terbaru, melalui postingan di laman Instagram miliknya pada Minggu (10/4/22), angka ini direvisi oleh UYM. Yang mengejutkan, angka yang dibutuhkan Yusuf Mansur ternyata jauh lebih besar dari dugaan. Faktanya, dia membutuhkan hingga Rp 200 triliun dalam sebulan untuk kebutuhan PayTren.

"Salah itu, 200T. Itu 1T mah contoh doang. Jangan sampe salah jalan. Butuh ya butuh. Tapi kalo salah jalan, tar malah ribet. Sip dah. Jadi bukan 1T. 200 T per Bulan," ujarnya dalam screenshot percakapan yang diunggah di Instagram.

Menurut Ustadz yang juga akrab di dunia saham ini dana tersebut juga akan digunakan untuk rumah-rumah tahfizh, pesantren baru, mempekerjakan 300-500 orang, hingga modal menuju IPO.

Uang sebanyak itu dibutuhkan oleh UYM hanya untuk 1 bulan saja. Artinya dalam 1 tahun UYM membutuhkan uang Rp 2,4 kuadriliun untuk PayTren.

Sebagai informasi, uang sebanyak Rp 2,4 kuadriliun dalam setahun yang dibutuhkan oleh UYM akan setara dengan 88% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2022.

Besar sekali ya ternyata kebutuhan dana sang Ustadz yang terkenal dengan konsep dan filosofi sedekahnya itu.

Sebagai perbandingan, tahun lalu perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indebesia (BEI) yang juga memiliki laba bersih terbesar yakni PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) 'hanya' mampu membukukan laba Rp 2,61 triliun per bulan. Angka ini 76 kali lebih kecil dibandingkan dengan dana yang diperlukan oleh UYM untuk PayTren.

Saking besarnya, kebutuhan dana untuk PayTren dalam satu tahun itu jauh melampaui laba perusahaan-perusahaan dengan untung paling jumbo di dunia.

Tercatat saat ini perusahaan dengan laba terbesar di dunia adalah Apple Inc yang mencetak laba sebesar US$ 57,4 miliar pada 2021 atau Rp 823 triliun dengan asumsi kurs Rp 14.350/US$. Absurd, kebutuhan dana UYM untuk PayTren mencapai hampir 3x laba Apple.

Perusahaan

Laba 2021 (US$ Miliar)

Laba 2021 (Rp Triliun)

Apple

57.4

823.7

Saudi Aramco

49.3

707.5

Softbank Group

47.1

675.9

ICBC

45.8

657.2

Microsoft

44.3

635.7

Kalaupun UYM berhasil menghimpun dana sebesar Rp 200 triliun per bulannya, maka tentulah UYM bisa menjadi orang paling kaya di Indonesia, bahkan dunia karena hanya butuh waktu kurang dari 5 bulan untuk mengambil alih 100% saham perusahaan PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia tersebut yakni Rp 952 triliun.

UYM juga hanya butuh waktu kurang dari 3 bulan saja jika ingin mengakuisisi seluruh saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dengan nilai kapitalisasi pasar Rp 452 triliun yang baru saja melantai di BEI. Sekaya itulah nanti UYM jika sukes mendapatkan uang sebanyak itu per bulan.

Saham

Market Cap (Rp Triliun)

BBCA

952.3

BBRI

692.6

TLKM

454.7

GOTO

452.4

BMRI

358.2

Tersebarnya video viral UYM yang mengamuk tersebut terjadi di tengah berbagai gugatan baik perdata maupun pidana atas dugaan wanprestasi dalam pengelolaan dana dan tuduhan atas aksi penipuan yang dilakukan oleh Ustadz Yusuf Mansur.

Bahkan awal Januari ini, UYM digugat oleh Zaini Mustofa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan dengan nilai gugatan mencapai Rp 98 triliun!

Bahkan sebelumnya sempat viral video mengenai PayTren dimana berberapa orang yang mengaku sebagai para korban PayTren yang berasal dari kalangan 'orang susah', menangis dan memohon agar uangnya dikembalikan.

Untuk diketahui, PayTren merupakan perusahaan fintech yang didirikan oleh UYM untuk kebutuhan transaksional yang disebut-sebut sempat beroperasi secara multi-level-marketing (MLM).

Lewat apps dan platform PayTren, masyarakat dapat melakukan berbagai macam pembayaran seperti tagihan listrik, PDAM, BPJS Kesehatan, Indihome hingga berbagai macam tiket perjalanan.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya