Sekjen PBB Temui Putin 26 April di Moskow usai Disindir Rusia
Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Antonio Guterres, dijadwalkan akan menemui Presiden Rusia Vladimir Putin di Moskow pada 26 April.
Pertemuan itu diumumkan PBB tak lama setelah Rusia menyindir organisasi tersebut tak pernah menghubungi Putin sejak invasi Moskow ke Ukraina berlangsung.
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fakcdn.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2020%2F12%2F20%2Fboris-johnson-perdana-menteri-inggris-umumkan-virus-corona-baru-lebih-cepat-menular_169.jpeg)
"Sekretaris Jenderal akan mengunjungi Moskow, Federasi Rusia pada 26 April. Beliau akan mengadakan rapat kerja dan makan siang dengan Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov dan akan diterima oleh Presiden Vladimir Putin," bunyi pernyataan PBB pada Jumat (22/4).
Pada Rabu pekan ini, seorang juru bicara PBB juga mengatakan Guterres telah meminta audiensi terpisah dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ukraina untuk membahas hal-hal mendesak terkait perdamaian antara kedua negara.
"Guterres ingin membicarakan langkah-langkah mendesak untuk mewujudkan perdamaian di Ukraina dan masa depan multilateralisme berdasarkan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan hukum internasional," bunyi pernyataan juru bicara PBB Stephane Dujarric seperti dikutip CNN.
Namun, kantor Guterres belum mengumumkan apakah ia juga akan bertemu dengan Zelensky dalam waktu dekat.
Kunjungan Guterres ke Moskow berlangsung ketika Rusia masih menggempur Ukraina habis-habisan terutama daerah di timur negara itu dalam perang fase duanya. Seorang jenderal Rusia bahkan mengklaim Rusia berencana mengambil alih seluruh wilayah selatan Ukraina.
Klaim invasi itu meluas dari sebelumnya Rusia menuturkan ingin "membebaskan" wilayah timur Ukraina saja seperti Donbas.
Sebelumnya, Rusia mengklaim Guterres tak pernah berupaya menghubungi Putin langsung sejak invasi ke Ukraina berlangsung pada 24 Februari lalu.
"Tidak ada yang mencoba menghubungi, baik melalui Misi Permanen Rusia ke PBB maupun secara langsung dengan Kementerian Luar Negeri [Rusia]," kata juru bicara Menteri Luar Negeri Rusia, Maria Zakharova, pada Selasa (19/4) dikutip Reuters.
Sementara itu, Ukraina juga telah mengkritik PBB yang dinilai lambat bertindak menghentikan agresi Rusia ke negaranya.
Awal April lalu, Presiden Ukraina, Volodymyr Zelensky pernah mempertanyakan sikap PBB atas invasi Rusia.
Ia menilai Dewan Keamanan PBB yang seharusnya bertugas menjamin keamanan dunia justru tak melakukan hal tersebut, sehingga PBB terlihat lemah.
"PBB dirancang untuk memerangi agresi dan memastikan perdamaian dunia berjalan baik. Tapi, itu tidak ada, meskipun ada Dewan Keamanan PBB semua tak ada," ucap Zelensky.
Zelensky bahkan pernah mengatakan PBB untuk membubarkan diri jika tidak bisa memberikan solusi untuk menghentikan agresi Rusia ke Ukraina yang telah berlangsung hampir dua bulan ini.
Zelensky kemudian berujar, "PBB, jelas, tidak bekerja secara efektif. Sekarang piagam PBB dilanggar secara harfiah mulai dari Pasal 1. Jadi apa guna semua pasal lain?"
Pasal 1 Bab 1 dalam Piagam 1 PBB mengatur tujuan utama berdirinya PBB yakni untuk menjaga dan memastikan perdamaian dunia ditaati semua negara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar