Mobil Listrik Mau 'Isi Bensin' di SPKLU Aeropolis, Bayar Berapa?
Di Aeropolis kini tersedia SPBU Listrik atau yang lebih dikenal dengan sebutan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (SPKLU). Ternyata, tarif mengisi daya mobil di stasiun tersebut jauh lebih murah dibandingkan dengan harga bahan bakar minyak (BBM).
Nong Berbakat Kota Tangerang 2021, Dessy Setyaningrum dalam acara peresmian SPKLU Aeropolis hari ini, Rabu (25/05/2022) mengatakan bahwa estimasi tarif per kwh nya sebesar Rp 2.466. Menurutnya nominal ini dirasa cukup terjangkau.
Dalam acara yang sama, General Manager PT PLN (Persero) UID Banten, Sandika Aflianto mengatakan bahwa tidak hanya dari segi emisi kendaraan, dari segi ketahanan baterai harga pengisian daya di SPKLU jauh lebih murah dibandingkan dengan BBM.
"Kalau saya melihat dari sisi hemat penggunaan BBM ya. Kalo membandingkan dengan listrik dan BBM saya sudah menguji sendiri. Dari jarak 30 km itu tidak sampai Rp 30-40 ribuan. Kalo menggunakan pertamax itu bisa capai Rp 90-100 ribu itu. Hampir hemat sekitar 60- 70%," ujar Sandika.
Pernyataan Sandika tersebut didukung oleh Direktur Sales dan Marketing PT Hyundai Mobil Indo Hendrick Wirajaya. Dia mengatakan bahwa sebagai pengguna aktif mobil listrik, dirinya merasa kalau mobil ini sangat irit. Hendrick menuturkan bahwa mobil ini hanya menggunakan tidak lebih dari 1 liter saja minyak atau oli.
"Pemakaiannya pun bisa sampai 40.000 km. Sebagai ilustrasi, kalau kita menggunakan kendarana berbahan bakar minyak, untuk katakanlah 400 km, dibutuhkan 40 liter pertamax. Jika dikalikan Rp 12.500 jadi sekitar Rp 500.000. Sedangkan untuk mobil listrik ini hanya butuh Rp 55.000 saja untuk jatak tempuh sejauh 400 km. Jadi sangat terasa sekali jika dibandingkan," tambahnya.
Jelas terlihat dari segi ketahanan daya dan harga pengisian, Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB) jauh lebih hemat dibandingkan dengan kendaraan konvensional yang menggunakan BBM.
Meskipun demikian, yang menjadi pertimbangan besar masyarakat ialah harga KBLBB yang relatif lebih mahal dibandingkan dengan kendaraan konvensional.
"Harga mobil ini sekitar Rp 600 jutaan. Baterainya pun harganya bisa sampai 30-40 persen dari harga mobilnya, jadi cukup tinggi. Namun tidak usah khawatir karena baterai ini terdiri atas 8 slot, sehingga kalau terjadi kerusakan hanya perlu mengganti slot yang rusak saja, tidak kena ke keseluruhan baterai," ujar Dias dari Hyundai Mobil Indo.
Dengan keamanan, tarif pengisian daya, serta dampaknya terhadap lingkungan, sudah sepatutnya masyarakat mempertimbangkan kembali penggunaan KBLBB untuk kedepannya. Mengingat proyek pembangunan ekosistem pendukungnya akan terus berkembang dan dilakukan secara bertahap.
(dna/dna)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar