Pemerintah Diminta Bangun Tanggul Baru Cegah Banjir Rob Pantura Terulang - detik

 news.detik.com /berita/d-6095971/pemerintah-diminta-bangun-tanggul-baru-cegah-banjir-rob-pantura-terulang

Pemerintah Diminta Bangun Tanggul Baru Cegah Banjir Rob Pantura Terulang

Arief Ikhsanudin5-6 minutes



Jakarta 

Banjir rob terjadi di Semarang dan sejumlah daerah di wilayah Pantai Utara (Pantura) Jawa. Pemerintah dinilai harus melakukan audit dan membangun ulang tanggul penahan rob.

Peneliti bioteknologi lingkungan Universitas Indonesia (UI), Firdaus Ali, menyebut kondisi tanggul penahan rob di Pantura tidak baik. Dia yakin tanggul bakal sering jebol hingga menyebabkan banjir rob terus terulang.

"Kita belum memiliki sistem pengaman pantai yang andal. Tanggul kita sifatnya tambal sulam. Tidak mengherankan, jika rob tinggi, tanggul jebol," kata Firdaus kepada wartawan, Rabu (25/5/2022).

Firdaus mencontohkan beberapa negara yang memiliki sistem tanggul pantai yang baik. Tanggul, katanya, didesain kuat hingga tahan puluhan, bahkan ratusan tahun.

"Tanggul kita didesain tidak untuk antisipasi tekanan dari hantaman gelombang. Lalu ketinggian hidrolik air tadi, tidak didesain seperti Belanda, Shanghai, Jepang, dan banyak negara," katanya.

"Mereka desain usia tanggul 50 sampai 100 tahun. Kalau kita, yang penting tanggul dibangun," sambungnya.

Pembangunan tanggul yang tidak baik, menurut Firdaus, bisa dilihat dari peninggian tanggul. Seharusnya, tanggul tak boleh ditinggikan.

"Harusnya struktur penulangan beton diulangi kembali. Makanya di luar negeri, mereka tidak tinggikan, tapi dibuat tanggul baru di depan tanggul lama," katanya.

Meski demikian, dia menyebut pembuatan tanggul yang baik di sepanjang Pantura tidak murah. Firdaus mengatakan tanggul memiliki fungsi lain selain penahan air laut.

"Iya, saya sudah berkali-kali bilang. Di Jakarta 2007 saya bilang, sepanjang Pantura ini titik lemah kita. Bangun tanggul itu kan mahal. Kalau hanya untuk tanggul tok, mahal. Saya tawarkan infrastruktur yang multifungsi," ujarnya.

"Kita bangun giant sea wall, itu ada jalan kereta api, ada tol, ada properti," sambungnya.

Menurutnya, hal itu bisa membuat negara tak perlu keluar banyak uang. Dia mengatakan hal itu bisa menjadi solusi pertahanan daerah pesisir dari banjir rob.

"Kita (negara) tak harus membiayai. Konsep giant sea wall, itu konsep bagaimana membikin sistem pertahanan pantai yang terpadu dengan perkembangan wilayah," katanya.

Peneliti tata ruang dari Universitas Trisakti, Yayat Supriyatna, menyebut pemerintah telat mengantisipasi sehingga banjir rob di Semarang dan kawasan Pantura terjadi. Dia berharap pemerintah segera melakukan audit kondisi tanggul di kawasan tersebut.

"Harus diaudit struktur tanggul. Bagaimana usianya, bagaimana perawatan. Kalau usia lama, ada keretakan, sudah diantisipasi dengan perawatan maksimal," kata Yayat.

"Itu harus diperjelas, siapa yang harus lakukan audit, jadi lembaga yang bertanggung jawab, harus difasilitasi dengan biaya pemeliharaan kuat, didukung teknologi informasi dan komunikasi yang bagus. Pemeriksaan rutin, khususnya pada bulan potensi, petakan wilayah mana yang kerusakan tanggul atau peninggian permukaan air laut," ujarnya.

Menurut Yayat, Pantura memiliki potensi bencana rob yang tinggi. Seharusnya pemerintah sudah membaca kondisi tersebut.

"Pemerintah terlambat, dalam arti untuk membaca potensi kejadian yang akan datang. Harusnya, mulai sekarang, Pantura itu ada potensi ancaman sewaktu-waktu karena potensi rob yang sagat besar," katanya.

Dia mengatakan banjir rob di Semarang dan kawasan Pantura sudah lama terjadi. Ketika bulan dan waktu tertentu, kawasan tersebut akan dipastikan terdampak rob.

"Semarang Kota yang sudah alami banjir rob, pemerintah sudah antisipasi. Tapi perubahan cuaca, kenaikan muka air laut, dan penurunan tanah jadi faktor yang tidak terpantau dari waktu ke waktu. Bagaimana pola perubahan itu terjadi dari waktu ke waktu tidak terdeteksi maksimal," ujarnya.

Yayat juga menyoroti pembangunan industri di kawasan Pantura. Kawasan industri di Pantura diminta memperhatikan dampak lingkungan dan antisipasi terhadap rob di Pantura.

"Wilayah Pantura itu wilayah ekonomi, banyak industri, pelabuhan, kawasan ekonomi, yang merupakan kawasan rentan dampak bencana. Harusnya jadi pembelajaran, bagaimana antisipasi terkait kebencanaan rob ini, harus jadi rencana perkembangan investasi dan perkembangan perumahan di Pantura," katanya.

Tiga tanggul di Semarang Jebol. Simak di halaman selanjutnya.

Tiga Tanggul di Semarang Jebol

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengungkap ada tiga tanggul jebol di Pelabuhan Tanjung Emas, Semarang, yang menyebabkan banjir rob ekstrem. Pengerjaan membuat tanggul darurat pun tengah dikejar agar bisa selesai pada Rabu (25/5).

"Jadi tiga (tanggul jebol) ini, satu sudah beres dan dua bisa selesai hari ini. Itu akan sangat membantu mencegah," kata Ganjar saat mengunjungi lokasi perbaikan tanggul di Tambaklorok, Kecamatan Tanjung Mas, Semarang, Rabu (25/5).

Proses pengerjaan tanggul masih dilakukan. Karung-karung pasir dibawa dari Tambaklorok, tepatnya di depan Kampung Bahari Nusantara, menuju dua lokasi tanggul jebol menggunakan perahu nelayan.

Di satu titik, tanggul yang jebol mencapai lebar 20 meter. Di sana, juga terlihat karung-karung pasir sudah hampir sama dengan tinggi muka air.

(aik/haf)

Baca Juga

Komentar