RI Resmi Larang Ekspor CPO, Rupiah pun Dilego - CNBC Indonesia

 

RI Resmi Larang Ekspor CPO, Rupiah pun Dilego

Arif Gunawan, CNBC Indonesia
Market
30 April 2022 19:58
Penukaran uang rupiah pecahan kecil di Mobil Keliling Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Penukaran uang rupiah pecahan kecil di Mobil Keliling Bank Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sepekan ini kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) kian tertekan, setelah terdepresiasi dalam 3 dari 4 hari perdagangan. Kian agresifnya bank sentral AS dalam mengetatkan kebijakan moneter menjadi pemicunya.

Mata Uang Garuda bertengger di level 14.495 per dolar AS, atau melemah 0,52% secara harian pada Kamis (28/4/2022) kemarin. Secara mingguan, rupiah juga tertekan, yakni sebesar 0,97% dibandingkan dengan posisi akhir pekan lalu pada Rp 14.356 per dolar AS.

Posisi penutupan kemarin merupakan posisi rupiah terlemah sepanjang tahun berjalan, karena terakhir level tersebut disentuh pada 21 Juli 2021. Kabar negatif soal pelarangan ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) memperburuk keadaan.

Rupiah tersungkur setelah pemerintah resmi melarang ekspor minyak sawit mentah (crude palm oil/ CPO) dan sejumlah produk turunannya sejak Kamis (28/4/2022) yang membawa banyak dampak negatif terhadap rupiah.

Mata uang Garuda hari itu anjlok hingga 0,52% setelah pada awal pekan tertekan 0,69%. Kebijakan ini akan memangkas penerimaan negara dan cadangan devisa karena pemasukan dari transaksi jual/beli CPO dalam bentuk dolar AS pun hilang sudah.

Berdasarkan catatan Tim Riset CNBC Indonesia, pemerintah bisa kehilangan penerimaan negara dan pungutan ekspor hingga Rp 13 per triliun per bulan akibat kebijakan larangan tersebut. Berkaca pada data neraca dagang per Maret 2022, nilai ekspor CPO mencapai US$ 3 miliar atau setara Rp43 triliun/bulan.

Jika larangan ekspor dilakukan selama sebulan penuh akan membuat nilai ekspor sebesar itu akan hilang. Pada gilirannya, hal ini juga bakal berimbas ke pelemahan nilai tukar rupiah. Pasalnya, sekitar 12% dari total ekspor nonmigas nasional bersumber dari pengapalan CPO.

Devisa yang hilang tersebut justru mengalir ke pemain minyak nabati pesaing Indonesia seperti Malaysia yang menikmati limpahan permintaan. Demikian juga dengan eksportir minyak kedelai dan minyak biji bunga matahari asal Eropa.

TIM RISET CNBC INDONESIA

The Fed Bakal Naikkan Suku Bunga 50 Bps, Nasib Rupiah Aman?


(ags/ags)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya