China Bocorkan Alasan Prancis Jual Rafale ke Indonesia: Ternyata Punya Hasrat untuk Perluas Hal Ini By Zona Jakarta

 

China Bocorkan Alasan Prancis Jual Rafale ke Indonesia: Ternyata Punya Hasrat untuk Perluas Hal Ini

By Tri Agung Gumelar
zonajakarta.pikiran-rakyat.com
5 min
Rafale /Defence Aviation
Rafale /Defence Aviation

ZONAJAKARTA.com – Langkah demi langkah kini tengah dilakukan Indonesia yang berupaya melakukan modernisasi alutsista seperti membeli Rafale.

Rafale menjadi salah satu cara Indonesia untuk sedikit demi sedikit bisa mewujudkan mimpi bangsa dalam kaitannya modernisasi alutsista.

Dengan membeli Rafale menunjukkan bahwa komitmen Indonesia sangat serius daam modernisasi alutsista yang sudah dicita-citakan.

Keberadaan Rafale juga pastinya akan memperkuat pertahanan Indonesia.

Lantaran Rafale bukanlah pesawat tempur biasa, melainkan pejuang kelas atas yang memiliki berbagai keunggulan.

Kemampuan tempur yang dimiliki oleh Rafale pastinya tak usah diragukan lagi.

Sehingga tak aneh bila Indonesia bisa kepincut dengan Rafale Prancis.

Melansir laporan The Eurasian Times, Rafale sempat digunakan dalam konflik yang terjadi di Timur Tengah.

“Selain Libya dan Afghanistan, Rafale Prancis juga memiliki pengalaman tempur yang kuat di Timur Tengah dan Afrika.

Pada tahun 2013, Rafale mengambil bagian dalam Opération Serval, intervensi militer Prancis untuk mendukung pemerintah Mali melawan Gerakan untuk Kesatuan dan Jihad di Afrika Barat.

Misi pertama dilakukan pada 13 Januari, ketika empat Rafale lepas landas dari pangkalan udara di Prancis untuk menyerang kamp pelatihan pemberontak, depot dan fasilitas di kota Gao, Mali timur.

Serangan udara berikutnya pada hari-hari berikutnya oleh rafale dan mirage fighters dilaporkan berperan dalam penarikan pasukan militan Islam dari Timbuktu dan Douentza.

Di Irak dan Suriah, Rafale beroperasi dalam kondisi yang menantang, jauh dari pangkalan mereka,

mengambil keuntungan dari jangkauan operasional mereka yang sangat besar untuk menyerang target yang jauh dengan akurasi klinis.

Rafale Angkatan Udara sekarang beroperasi dari dua negara di daerah itu sementara rekan-rekan angkatan laut mereka terbang dari dek kapal induk nuklir Charles de Gaulle,

sehingga secara signifikan meningkatkan jumlah pesawat tempur di teater.

Pada September 2014, Rafale mulai menerbangkan misi pengintaian di atas Irak sebagai bagian dari Opération Chammal,

kontribusi Prancis terhadap upaya internasional untuk memerangi militan ISIS.

Enam (kemudian sembilan) Rafale pada awalnya ditugaskan untuk mengidentifikasi posisi ISIS untuk mendukung serangan udara AS, terbang dari Pangkalan Udara Al Dhafra, UEA.

Pada 18 September, Rafale bergabung dengan operasi Amerika dalam melakukan serangan, meluncurkan empat serangan di dekat kota Zummar di Irak Utara yang menghancurkan depot logistik dan menewaskan puluhan pejuang ISIS.

Pada April 2018, selama Perang Saudara Suriah, lima pesawat tempur Rafale B dari Escadron de Chasse 1/4 Gascogne berpartisipasi dalam serangan rudal 2018 terhadap Suriah.

Setiap jet sarat dengan dua rudal SCALP EG.

Rafale tidak pernah ditembak jatuh tetapi telah terlibat dalam dua insiden.

Pada tanggal 6 Desember 2007, sebuah jet Rafale jatuh selama penerbangan pelatihan.

Pilot tewas dalam kecelakaan itu.

Pada tanggal 24 September 2009, dua Rafale Angkatan Laut Perancis kembali ke kapal induk Charles de Gaulle bertabrakan di udara sekitar di barat daya Perancis.

Satu pilot uji coba tewas sementara yang lain diselamatkan.” tulis The Eurasian Times, 4 Agustus 2020.

Pengadaan Rafale yang dilakukan Indonesia ternyata mengundang perhatian khusus dari China.

Berbagai media China ikut memantau pengadaan Rafale yang dilakukan Indonesia dan Prancis.

Seperti halnya news.cn yang mengutip dari The Paper ikut memberitakan mengenai pengadaan Rafale yang dilakukan Indonesia.

Sumber menyebut bila Indonesia melakukan kerja sama dengan Prancis untuk bisa memiliki Rafale.

Rincian lebih jelas juga dibagikan oleh media China itu dengan menyebut bahwa Indonesia membeli setidaknya 42 unit Rafale.

Indonesia dan Prancis membuat pengumuman tersebut saat kunjungan Menteri Pertahanan Prancis ke Indonesia,” tulisnya.

“Menteri Pertahanan Indonesia Prabowo mengatakan pada konferensi pers,

"Kami menandatangani kontrak untuk enam pesawat hari ini dan akan segera menandatangani kontrak untuk 36 lainnya, bersama dengan dukungan dan simulator yang diperlukan."

Menteri Pertahanan Prancis Parly Juga mengatakan di platform sosial bahwa Indonesia akan membeli 42 pesawat. Pejuang Rafale.” tulis media China itu, 11 Februari 2022.

Ternyata menurut China, ada alasan tersendiri mengapa Prancis mau menjual Rafale ke Indonesia.

Tentunya selain keuntungan karena mendapatkan duit dari hasi penjualan Rafale, ternyata ada maksud tersendiri.

China berpendapat bahwa penjualan Rafale ke Indonesia merupakan bagian dari cara Prancis untuk memperluas hubungan geopolitik di Indo-Pasifik.

“Laporan itu mengatakan bahwa Prancis sekarang berusaha untuk memperluas hubungan geopolitik di wilayah yang disebut Indo-Pasifik,

dan Indonesia adalah negara kedua di kawasan itu yang membeli jet tempur Rafale setelah India.

Jet tempur Rafale diproduksi oleh Perusahaan Dassault Prancis, dan telah dibeli oleh Kroasia, Yunani, Mesir, Uni Emirat Arab, Qatar, dan negara-negara lain.” tulis media China itu.

Keberadaan Rafale di Indonesia, pastinya akan memperkuat pertahanan Tanah Air.

Suatu keberuntungan bagi Indonesia untuk bisa memiliki Rafale.

Karena sebelum berhasil mendapatkan RafaleIndonesia sudah berupaya untuk bisa memiliki Su-35.

Upaya yang dilakukan Indonesia untuk mendatangkan Su-35 ke TNI AU belum berbuah manis.

Dan dengan berat hati Indonesia tak jadi memperkuat TNI AU dengan Su-35.

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya