Erick Thohir Jadi Perwakilan NU yang Mampu Bersaing di Pilpres 2024 – Radar Jombang
Erick Thohir Jadi Perwakilan NU yang Mampu Bersaing di Pilpres 2024
SURABAYA-Nama Menteri BUMN RI Erick Thohir menjadi perwakilan dari kelompok Nadhlatul Ulama (NU) yang mampu bersaing di Pilpres 2024. Anggota Kehormatan Banser tersebut berhasil bertengger di deretan teratas dalam bursa Calon Presiden (capres) Indonesia.
Pada temuan Lembaga Survei Poltracking Indonesia di wilayah Jawa Timur (Jatim), elektabilitas Erick Thohir berhasil merangsak masuk ke lima besar capres terkuat.
“Dalam simulasi 18 nama calon Presiden Indonesia, Ganjar Pranowo memperoleh angka elektabilitas 28.2%, diikuti Prabowo Subianto 13.7% dan Anies Baswedan 7.8%. Selanjutnya Khofifah Indar Parawansa 5.0% dan Erick Thohir 4.2%,” ujar Research Director Poltracking Indonesia, Arya Budi.
Erick Thohir juga digdaya ketika disimulasikan sebagai calon wakil presiden (cawapres). Orang nomor satu di Kementerian BUMN itu berhasil memuncaki tingkat elektabilitas tertingi dengan mengungguli nama-nama lain seperti Menparekraf, Sandiaga Uno dan Gubernur Jawa Barat (Jabar), Ridwan Kamil.
“Dalam simulasi 15 nama-nama Calon Wakil Presiden Indonesia, Erick Thohir memperoleh angka elektabilitas sebesar 14,2 persen. Diikuti Khofifah 13,7 persen, Agus Harimurti Yudhoyono 7,4 persen, Sandiaga Salahudin Uno 4,9 persen, Puan Maharani 4,3 persen, Tri Rismaharini 3,8 persen dan Ridwan Kamil 3,3 persen,” terang Arya.
Menurut Arya, secara sosiologis, Jatim adalah wilayah yang sangat erat hubungannya dengan kultur NU. Maka dari itu, kedekatan Erick Thohir dengan tokoh-tokoh NU disinyalir membuat elektabilitasnya meroket.
“Menarik, sejauh mana pengaruh NU dalam Pilpres 2024 karena kandidat yang mampu merepresentasikan NU diyakini mampu memenangkan kontestasi pilpres di Jawa Timur,” ujar Arya.
Terlebih ia menjelaskan Jatim merupakan wilayah yang masih dominan dengan basis kultural. Maksudnya, lanjut Arya, ketika tokoh masyarakat atau kiai merujuk pada satu kandidat, hal itu akan mempengaruhi suara dari masyarakat Jatim itu sendiri.
“Jadi preferensi dari tokoh kultural di Jatim yang notabene adalah basis NU dan ada banyak tokoh NU di sana, kiai-kiai yang dihormati dan kata-katanya selalu menjadi rujukan, temasuk pilihan politiknya,” pungkasnya. (riz/bin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar