Kisah Anak Buruh Tani Pernah Narik Becak Kini Jadi Dekan FKIP Universitas Buana Perjuangan Karawang - Tribunbekasi - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Kisah Anak Buruh Tani Pernah Narik Becak Kini Jadi Dekan FKIP Universitas Buana Perjuangan Karawang - Tribunbekasi

Share This

 

Kisah Anak Buruh Tani Pernah Narik Becak Kini Jadi Dekan FKIP Universitas Buana Perjuangan Karawang - Tribunbekasi.com

Kisah Anak Buruh Tani Pernah Narik Becak Kini Jadi Dekan FKIP Universitas Buana Perjuangan Karawang
Dr. Tarpan Suparman, S.Pd., M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang periode 2022-2026 yang baru dilantik di Gedung Aula Rektorat UBP Karawang, Rabu (8/6/2022). 

TRIBUNBEKASI.COM, KARAWANG ---- Kesukseskan seseorang tidak ada yang tahu. Akan tetapi kesuksesan itu perlu diperjuangankan semaksimal mungkin agar dapat meraihnya.

Itu gambaran dari kisah Dr. Tarpan Suparman, S.Pd., M.Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Buana Perjuangan (UBP) Karawang periode 2022-2026 yang baru dilantik di Gedung Aula Rektorat UBP Karawang, Rabu (8/6/2022).

Tarman kelahiran 1967 itu lahir dari keluarga tak mampu, orangtuanya bekerja sebagai buruh tani di sawah milik orang lain.

Dirinya juga tak menyangka bakal seperti sekarang menjadi dekan FKIP dan meraih gelar doktor.

Pasalnya, dia awalnya tak pernah terpikirkan untuk dapat kuliah karena keterbatasan biaya.

Maka itu, setelah lulus SMEA dia langsung mencari kerja agar mendapatkan penghasilan. Tapi usahanya itu tak membuahkan hasil.

"Saya lulus SMEA langsung cari kerja sana sini, sampai ke Banten. Tapi engga juga dapat, nah waktu itu mau pulang saya malu jadi tinggal sama teman di kota Karawang," kata Tarpan.

Sambil masih mencari kerja, ada becak menganggur milik orang lain. Dia menyewanya untuk mencari uang buat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

BERITA VIDEO : PROF Dr H, DEDI MULYADI SE MM, SEKOLAH TANPA ALAS KAKI

"Jadi tahun 1990 itu saya narik becak punya orang ketika malam engga dipakai," ucapnya warga Tempuran, Karawang.

Selama perjalanan itu, akhirnya dia diajak untuk bekerja menjadi staff tata usaha di Fakultas Ekonomi Universitas Singaperpangsa Karawang yang saat itu masih swasta belum menjadi negeri.

Gajinya pun kala itu belum sesuai harapan, sehingga malam harinya dia tetap menarik becak untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Penghasilan dari narik becak terbilang lumayan, dia terkadang mendapatkan uang Rp 2.500. Untuk bayar uang sewa becak Rp 500, sisanya untuk makan dan menabung.

Akan tetapi, baru 14 bulan menarik becak. Pemilik becak itu akan menjual becaknya untuk merenovasi rumahnya.

Hal itu membuatnya tak lagi menarik becak dan fokus bekerja menjadi staff tata usaha di Unsika.

Pada tahun 1992, dia mendapatkan kesempatan kuliah. Kesempatan itu langsung diambilnya dengan mengambil jurusan pendidikan keguruan hingga meraih gelar S1.

Pada tahun 1997, dirinya bersama teman-temannya mendapatkan tugas mendampingi dosen Unsika yang berasal dari Bandung Jaw Barat itu.

Nasib baik terus didapatkannya, pada tahun 1999 dia ditunjuk menjadi kepala tata usaha Fakultas Ekonomi Unsika.

Sambil semua itu berjalan, dia mengambil pendidikan S2 dengan jurusan yang sama.

"2002 saya dipercaya jadi pembantu dekan bidang akademik dan 2003 jadi wakil dekan bidang kemahasiswaan di Unsika. Lalu kurun waktu berlangsung pada 2007 melihat gaya kinerja saya diusung mencalonkan dekan. Dan pada Oktober 2007 dilantik jadi dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unsika," katanya.

Bapak anak tiga ini melanjutkan, tahun 2014 karena ada perubahan status Unsika menjadi perguruan tinggi. Atas saran istri pindah ke Universitas Buana Perjuangan Karawang, karena yang lama belum tentu diangkat menjadi PNS.

"Alhamdulillah periode 2018-2022 dan 2022-2026 sekarang ini teman-teman masih dukung saya jadi dekan FKIP UBP," ungkapnya.

Atas semua yang diraihnya sekarang, dia selalu mengajak para anak muda dan mahasiwa yang selalu bersemangat untuk menempuh pendidikan.

Karena sangat penting pendidikan itu, bukan soal gelar atau apapun. Akan tetapi dengan terus mendapatkan ilmu, maka akan semakin luas pemikiran. Apalagi untuk menyambut Indonesia Emas 2045 hingga revolusi industri 5.0.

"Jangan pikir beres SMA/ SMK selesai gitu aja engga belajar engga menempuh pendidikan lagi. Tapi tetap harus menggali ilmu kuliah karena persiapan kita di masa mendatang," tandasnya.

Diketahui, Perguruan Tinggi UBP (Universitas Buana Perjuangan) Karawang melantik sejumlah pimpinan universitas dan fakultas periode 2022-2026 di Gedung Aula Rektorat UBP Karawang, Rabu (8/6/2022).

Mereka yang dilantik terdiri dari empat Wakil Rektor, tujuh Dekan Fakultas dan 12 Kaprodi (Kepala Program Studi). Pelatikan dilakukan, Rektor UBP Karawang, Prof. Dr. H. Dedi Mulyadi, SE., MM. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages