Skip to main content
728

Ketegangan AS-China Memanas, Beijing Tegaskan Taiwan Bagian Wilayahnya Bukan Washington - Tribunnews

 

Ketegangan AS-China Memanas, Beijing Tegaskan Taiwan Bagian Wilayahnya Bukan Washington - Halaman all

Editor: Hendra Gunawan
AA
Tentara pembebasan Rakyat China (PLA). Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada hari Minggu (7/8/2022) kemarin menegaskan kembali bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah China bukan Amerika Serikat (AS).
Tentara pembebasan Rakyat China (PLA). Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada hari Minggu (7/8/2022) kemarin menegaskan kembali bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah China bukan Amerika Serikat (AS).


Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni

TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Menteri Luar Negeri China Wang Yi pada hari Minggu (7/8/2022) kemarin menegaskan kembali bahwa Taiwan adalah bagian dari wilayah China bukan Amerika Serikat (AS).

Pernyataan keras ini datang menyusul kunjungan Ketua House of Representatives (HOR) atau DPR AS Nancy Pelosi ke Taiwan pada pekan lalu, yang memperburuk hubungan Beijing dan Washington.

Melansir dari Reuters, dalam kunjungannya ke Bangladesh pada hari Minggu kemarin, Wang Yi menyebut tindakan China di Taiwan sudah adil, tepat dan legal, serta ditujukan untuk menjaga kedaulatan dan integritas teritorial Beijing.

Menurut laporan Televisi Pemerintah China pada hari Minggu kemarin mengatakan, militer Beijing akan melakukan latihan militer reguler di sisi timur garis median di Selat Taiwan.

Garis median di Selat Taiwan adalah garis tak resmi yang menetapkan Selat Taiwan menjadi dua sisi, yaitu Taiwan dan China.

Garis ini biasanya tidak dilintasi oleh pesawat militer dan kapal perang baik dari Taipei maupun Beijing. Istilah garis median sendiri dibuat oleh militer AS untuk keperluan tempur mereka pada abad sebelumnya.

Pada hari Minggu kemarin, Kementerian Pertahanan Taiwan mengungkapkan mereka mendeteksi 66 pesawat angkatan udara China dan 14 kapal perang China sedang melakukan aktivitas di sekitar Selat Taiwan.

Kunjungan Pelosi pekan lalu memancing kemarahan China, yang menganggap Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya.

Menanggapi kunjungan ini, Beijing meluncurkan uji coba rudal balistik di atas ibu kota Taiwan, Taipei untuk pertama kalinya, serta memutuskan dialog bilateral di beberapa bidang dengan Washington.

Sementara dalam kunjungannya ke Bangladesh, Menlu China Wang Yi berterima kasih kepada Bangladesh karena telah mematuhi kebijakan Satu Tiongkok atau One-China Policy di tengah krisis Taiwan.

“Kami sebagian besar tahu apa yang terjadi di Taiwan. Cina memiliki kebijakannya sendiri.

Dia (Wang) berterima kasih kepada Bangladesh dan mengungkapkan rasa terima kasih saat kami menegaskan kembali posisi kami.

Kami berharap ini tidak akan semakin memperburuk, karena dunia tidak mampu menghadapi krisis lain," kata anggota parlemen Bangladesh, Shahriar Alam, yang dikutip dari The Hindu.

Alam menambahkan, Bangladesh telah mendesak semua pihak untuk menahan diri dan menghindari tindakan apa pun yang dapat meningkatkan ketegangan, serta merusak perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia-Pasifik.

Wang Yi juga mengadakan pembicaraan dengan Menlu Bangladesh AK Abdul Momen di Dhaka, setelah keduanya menandatangani empat perjanjian yang meliputi pencegahan dan pengurangan bencana, program pertukaran budaya dan pariwisata selama tahun 2023-2027, serta kerja sama di bidang pendidikan antara Universitas Dhaka dan China Institut Oseanografi untuk meningkatkan kolaborasi dalam ilmu dan teknologi kelautan.

Kunjungan Wang ke Dhaka bertepatan dengan kedatangan Asisten Menteri Luar Negeri AS untuk Urusan Organisasi Internasional Michele J. Sison, yang memulai kunjungannya pada Sabtu (6/8/2022) malam.

Seorang sumber mengatakan kunjungan Sison ke Dhaka bertujuan untuk meminta dukungan Bangladesh agar memilih Doreen Bogdan-Martin menjadi Sekretaris Jenderal International Telecommunication Union (ITU).

Tags:

Posting Komentar

0 Komentar

728