Kisah Raja Majapahit Beri Penghargaan ke Petani usai Dinobatkan, Ternyata Utang Nyawa - inews

 

Kisah Raja Majapahit Beri Penghargaan ke Petani usai Dinobatkan, Ternyata Utang Nyawa

Kisah Raja Majapahit Beri Penghargaan ke Petani usai Dinobatkan, Ternyata Utang Nyawa
Ilustrasi Raden Wijaya (wikipedia).

JAKARTA, iNews.id - Raden Wijaya resmi menobatkan diri sebagai raja Majapahit. Saat itu juga dia memberikan penghargaan kepada petani yang menyelamatkan nyawanya.

Perjuangan panjang Raden Wijaya usai pertarungan penaklukan Jayakatwang hingga pasukan Mongol akhirnya terbayar. Sejarah mencatat pada 10 November 1293, upacara penahbisan Raden Wijaya sebagai raja diselenggarakan secara sekuler. Dikutip dari "Gayatri Rajapatni : Perempuan Dibalik Kejayaan Majapahit" dari Earl Drake.

Setelah penahbisan itu beberapa hari kemudian digelar upacara penyucian secara religius. Upacara ini menandai kelahiran kerajaan baru bernama Majapahit. 

Kerajaan ini utamanya terdiri dari negeri Kediri dan Singasari, serta Pulau Madura dengan Majapahit sebagai ibu kotanya. Saat menyandang jabatan sebagai raja, dia menyandang nama resmi Kertarajasa Jayawardhana. 

Selanjutnya dia menerbitkan sebuah prasasti yang menjelaskan bahwa nama yang disandangnya secara tak langsung mengacu pada program-program kerajaannya. 

Hal ini demi memulihkan dan memajukan negeri yang telah dirusak oleh para pencoleng untuk menghancurkan musuh dengan trisula yang merupakan lambang kemenangan Raden Wijaya. Raden Wijaya pun bertekad memperbaiki kehidupan ekonomi dan kehidupan beragama, demi kepentingan seluruh rakyatnya. 

Sang kepala pemerintahan mulai menata urusan-urusan kenegaraannya. Pertama yang dilakukannya memberi penghargaan kepada para petani jelata yang telah menyelamatkannya ketika dia berada dalam bahaya besar. 

Penghargaan ini disampaikannya dengan mengeluarkan sebuah prasasti bertarikh September 1294, yang isinya menghibahkan tanah untuk para penduduk Desa Kudadu.

Prasasti itu juga berlaku sebagai catatan bagi anak cucunya kelak tentang kesetiaan dan kemurahan hati penduduk desa tersebut di saat ia membutuhkan mereka. Dengan hibah ini, penduduk desa dibebaskan dari sewa tanah dan memperoleh status otonom, serta hak kepemilikan tanah secara turun temurun. 

Berikutnya, Raden Wijaya pun juga memberikan penghargaan kepada para rekan dan dermawan yang berjaga kepadanya semasa berada di situasi sulit. Arya Wiraraja, sekutu dan penasihat pertama Wijaya diangkat sebagai menteri, dan dipuji untuk keberanian serta nasihatnya yang baik. 

Raja Wijaya pun menunjuk Mpu Sina dan dua rekan senior lainnya untuk duduk bersama Arya Wiraraja dan membentuk Dewan Menteri Keamanan. Dia mengisi jajaran pemerintahan dengan gabungan antara rekan-rekan prajuritnya dari masa lalu, serta para pejabat sipil yang pernah setia melayani Singasari dan Kediri. 

Dengan penuh perhitungan, dia umumkan bahwa meskipun dia telah mendirikan sebuah dinasti baru. Namun dinasti tersebut tetap memiliki hubungan darah dan cita-cita yang sama dengan Kerajaan Singasari beserta raja yang telah mangkat.

Editor : Nani Suherni

Bagikan Artikel:
line sharing button

Baca Juga

Komentar