Pilihan

Keluarga Korban Meninggal Kasus Pengeroyokan Oknum TNI di Salatiga Minta Kasus Dituntaskan - TVONEnews

 

Keluarga Korban Meninggal Kasus Pengeroyokan Oknum TNI di Salatiga Minta Kasus Dituntaskan



Oleh :

TemanggungJawa Tengah - Suasana duka menyelimuti rumah kediaman Argo Wahyu Pamungkas (32) korban meninggal dunia akibat insiden pengeroyokan yang diduga dilakukan oleh oknum anggota TNI dari Satuan Mekanis Raider 411/Pandawa/6/2 Kostrad di Kota Salatiga pada Kamis (1/9/2022) lalu.

Ia meninggal usai menjalani perawatan di RST Dr. Asmir Salatiga bersama empat orang rekan lain yang kini tengah dalam perawatan. Masing-masing adalah Ali Akbar Inung Rafsanjani (20) warga Ngumbulan RT 03 RW 03, Kelurahan Candimulyo, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Yahya (22) , Karyawan Percetakan Surya warga Desa Tlahap, Kecamatan Kledung, Kabupaten Temanggung, Ari Suryo Saputro (23) warga Munding Kidul Kundisari RT 04 RW 06, Kecamatan Kedu, Kabupaten Temanggung, Arif Fahrurrozi (22) warga Parakan Temanggung RT 03 RW 02, Kecamatan Parakan, Kabupaten Temanggung.

Kepada awak media, paman korban Sudiyono (56) yang berdomisili di Gandu Wetan, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung mewakili pihak keluarga meminta agar kasus pengeroyokan ini segera dituntaskan secara terang-benderang.

“Kami selaku keluarga dari Argo meminta agar kasus ini segera terang benderang. Karena keponakan saya dan ke empat rekannya saat kejadian  tengah dalam rangka menyelesaikan pekerjaan yang kebetulan berada di Salatiga" kata Sudiyono saat ditemui, Sabtu (3/9/2022).

"Kami meminta pada pucuk pimpinan, dalam hal ini Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa untuk menyelesaikan peristiwa yang menurut kami seharusnya tidak terjadi itu sampai tuntas, sekaligus dapat mengayomi kami sebagai warga biasa,” pintanya.

Menurutnya, meski telah mengikhlaskan meninggalnya Argo, namun pihak keluarga sampai saat ini masih merasakan duka yang begitu mendalam mengingat korban selama ini menjadi tulang punggung ekonomi keluarga. Ia meninggalkan istri dan seorang anak yang masih berusia balita.

“Selama ini Argo adalah tulang punggung keluarga yang bekerja serabutan. Termasuk ke Salatiga itu untuk menyelesaikan pesanan pemasangan iklan banner atau neon box, saya gak begitu paham. Yang jelas dia bekerja di dunia percetakan. Kalau istrinya hanya nyambi bisnis kecil-kecilan menjual pakan dan kandang ternak unggas di rumah,” imbuhnya.

Menurutnya, pihak keluarga, terutama istri dan anaknya masih mengalami trauma mendalam. Dijelaskan, jenazah korban tiba di rumah duka pada Jumat (2/9/2022) malam atau setelah Maghrib sekitar pukul 19.00 wib dengan didampingi petugas dari TNI dan langsung dimakamkan di TPU Desa Geblog pada pukul 21.00 wib.

“Yang jelas pihak keluarga sudah melihat kondisi jenazah sebelum dimakamkan. Kami ikhlas dan menerima itikad baik dari para petugas TNI yang datang ke rumah duka,” tukasnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat (Kadispenad), Brigjen TNI Tatang Subarna, menyebut bahwa insiden yang melibatkan oknum TNI Yonif 411/Raider Salatiga, terjadi pada Kamis (1/9/2022).

Peristiwa tersebut dipicu oleh adanya pengeroyokan yang dilakukan oleh kelima orang warga Temanggung tersebut terhadap Pratu RW yang tak lain adalah anggota Yonif 411/Raider Salatiga.

Kronologinya, Pratu RW yang saat itu tengah memboncengkan sang istri yang sedang hamil 6 bulan terserempet oleh rombongan yang terdapat dalam satu unit mobil pick up di sekitar depan rumah dinas Wali Kota Salatiga.

Bukannya berhenti dan meminta maaf, AWP dan keempat temannya justru langsung kabur dari lokasi. Bahkan, sebelum kabur dari lokasi, AWP dan keempat temannya sempat membentak Pratu RW dan istri.

"Namun yang bersangkutan tidak menghiraukan dan sesampainya di Pasar Blauran, Pratu RW malah dihentikan oleh saudara Argo Wahyu Pamungkas (AWP). Selanjutnya saudara AWP bersama keempat temannya tersebut menggeroyok Pratu RW," ujarnya di Jakarta.

Istri Pratu RW yang panik dan ketakutan melihat suaminya dikeroyok dan tersungkur di jalan, lanjut Brigjen Tatang, lantas meminta pertolongan di WA Grup leting suaminya.

Selanjutnya, teman-teman leting Pratu RW melakukan pencarian hingga akhirnya berhasil menemukan para pelaku pengeroyokan. Mereka kemudian langsung dibawa ke Yonif 411/Raider sebelum akhirnya dilarikan ke RST Dr. Asmir Salatiga karena mengalami luka-luka.

Karena pengeroyokan itu, Pratu RW juga menderita sejumlah luka-luka pada tubuhnya, serta harus mendapat perawatan di RST dr. Asmir Salatiga.

Diduga, para warga Temanggung yang mengeroyok Pratu RW di Pasar Blauran itu, tengah dalam pengaruh minuman keras (miras).

"Setelah mendapatkan perawatan, pada Jumat (2/9/2022) satu orang pengeroyok (Argo Wahyu Pamungkas) dinyatakan meninggal dunia dan 4 orang lainnya masih menjalani pengobatan di RST Dr. Asmir Salatiga,” jelasnya.

Kini, kejadian tersebut tengah dalam penanganan Denpom IV/3 Salatiga yang berkoordinasi dengan pihak Polres Salatiga untuk proses lebih lanjut. (Pro/Buz)

Berita Terkait :

Komentar

Baca Juga (Konten ini Otomatis tidak dikelola oleh kami)

Antarkabarid

Arenanews

Antaranews

Berbagi Informasi

Kopiminfo

Liputan Informasi 9

Media Informasi

Opsi Informasi

Opsitek