Kemenlu: Pulau Pasir Tidak Pernah Jadi Bagian NKRI, Tak Ada di Peta Sejak 1957 - Kompas
Kemenlu: Pulau Pasir Tidak Pernah Jadi Bagian NKRI, Tak Ada di Peta Sejak 1957 - Kompas.com


Lihat Foto
Lokasi Pulau Pasir atau Ashmore Reef dan Pulau Cartier.
JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menegaskan, Pulau Pasir atau Ashmore and Cartier Island tidak pernah menjadi bagian dari Indonesia. Pulau itu sepenuhnya milik Australia.
Juru Bicara Kemenlu Teuku Faizasyah menyebut, Pulau Pasir bahkan tidak masuk dalam wilayah maupun peta NKRI sejak tahun 1957.
Pulau itu juga tidak masuk pada peta yang dibuat setelah tahun-tahun itu.
"Kalau kita lihat pada deklarasi Djuanda tahun 1957, kemudian diundangkan dengan undang-undang nomor 4 PRP tahun 1960, pulau pasir atau Ashmore Reef tidak masuk dalam wilayah atau dalam peta NKRI sejak tahun 1957," kata Teuku Faizasyah dalam konferensi pers secara daring di Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Dalam hal ini kata dia, Pulau Pasir tidak pernah menjadi bagian dari wilayah Hindia Belanda.
Dengan demikian, ketika Indonesia merdeka pada tahun 1945, Ashmore Reef tidak pernah menjadi bagian dari wilayah NKRI.
Dalam praktiknya pun, pemerintah Hindia-Belanda tidak pernah memprotes klaim atau kepemilikan pulau pasir atau Ashmore Reef oleh Inggris.
"Jadi dalam konteks ini, memang Indonesia tidak pernah memiliki atau tidak punya klaim terhadap Pulau Pasir atau Ashmore Reef," kata pria yang karib disapa Faiza ini.
Kendati begitu Faiza menyatakan, pemerintah telah memfasilitasi nelayan di Nusa Tenggara Timur (NTT) terkait polemik pulau, mengingat posisinya yang dekat dengan Indonesia.
Indonesia bersama Australia telah membuat kesepakatan melalui MoU yang ditandatangani pada tahun 1974. MoU ini bahkan disempurnakan lagi dengan perjanjian tahun 1981 dan tahun 1989.
Baca juga: Masyarakat Adat NTT Tetap Akan Menggugat meski Kemenlu RI Tegaskan Pulau Pasir Milik Australia
Dalam MoU, nelayan Indonesia di dekat NTT diberi hak untuk melaut di sekitar Pulau Pasir. Artinya, sejak zaman dahulu, daerah sekitar Pulau Pasir sudah menjadi wilayah nelayan NTT mencari ikan.
"Di dalam MoU ini diatur mengenai hak nelayan tradisional NTT untuk melakukan kegiatan atau melaksanakan traditional fishing rights di perairan sekitar Ashmore Reef dan gugusan pulau-pulau lain di sekitar itu," kata Faiza.
Sebelumnya, status Pulau Pasir juga disampaikan oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kemenlu Abdul Kadir Jaelani.
Ia menyampaikan bahwa Pulau Pasir adalah milik Australia.
Australia sendiri pernah diduduki kolonial Inggris. Sementara itu, Pulau Pasir adalah kepemilikan Inggris berdasarkan Ashmore and Cartier Acceptance Act pada 1933.
"Pulau tersebut dimiliki oleh Inggris berdasarkan Ashmore and Cartier Acceptance Act, 1933, dan dimasukkan ke dalam wilayah administrasi Negara Bagian Australia Barat pada tahun 1942," tulis Jaelani menjelaskan dalam akun Twitter miliknya.
Terpopuler
1
Mantan Hakim Agung: Bharada E Tetap Harus Tanggung Jawab, Hukuman Tak Bisa Dibebankan Hanya ke Ferdy Sambo Dibaca 94365 kali2
Ramai-ramai Mantan Kapolri Datangi Mabes Polri, Ada Apa? Dibaca 84901 kali3
Datangi Mabes, Eks Kapolri Bambang Hendarso Danuri: Yang Dihadapi Polri Saat Ini Berat Dibaca 35934 kali4
BPOM Keluarkan Lagi Daftar 65 Obat Sirup yang Aman Dikonsumsi Dibaca 22443 kali5
Update BPOM: 198 Jenis Obat Sirup Aman Dikonsumsi Dibaca 15474 kali
Terkini
- Jokowi Resmi Lantik Johanis Tanak Jadi Wakil Ketua KPK NEWS - 15 menit lalu
- KSAL Sebut Perlindungan Wilayah IKN Perlu Strategi Pertahanan Menyeluruh NEWS - 24 menit lalu
- Jokowi: Sumpah Pemuda Tetap Jadi Pegangan Bangsa Indonesia NEWS - 35 menit lalu
- Kontrak Baru dan Hak Subjek Data Pribadi yang Perlu Diketahui NEWS - 51 menit lalu
- Hari Sumpah Pemuda, "Kucing Oren" Naik Skateboard di Postingan Jokowi NEWS - 1 jam lalu
- Brigjen Hendra, Kombes Agus, dan AKP Irfan Kekeh Mengaku Tak Tahu Ferdy Sambo Karang Cerita NEWS - 1 jam lalu
- Kecelakaan Bus di Mekkah, Konsul Haji: Tidak Ada Jemaah Umrah Indonesia yang Meninggal NEWS - 1 jam lalu
- Prabowo Sebut Pertahanan Udara-Laut RI Perlu Investasi untuk Perkecil Ketertinggalan NEWS - 2 jam lalu
- Survei Litbang "Kompas": Ganjar Kantongi Paling Banyak Suara Pemilih Mula NEWS - 2 jam lalu