Kemenkes: 19,5 Juta Orang Indonesia Terkena Diabetes - Beritasatu
Kemenkes: 19,5 Juta Orang Indonesia Terkena Diabetes
Senin, 14 November 2022 | 19:22 WIB
Oleh: Maria Fatima Bona / YUD

Jakarta, Beritasatu.com – Setiap tanggal 14 November diperingati sebagai Hari Diabetes Sedunia. Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Eva Susanti menyebutkan, diabetes melitus merupakan persoalan kesehatan menjadi perhatian Kemenkes. Pasalnya, populasi berisiko diabetes di Indonesia ada 219 juta orang dan 19,5 juta orang di antaranya sudah terdeteksi diabetes.
Eva menyebutkan, prevalensi diabetes di Indonesia, meningkat tajam. 19,5 juta kasus kasus diabetes ini diperkirakan akan meningkat menjadi 28,6 juta orang pada tahun 2045. Sementera diabetes termasuk salah satu penyakit tidak menular penyumbang kematian tertinggi. Hal ini berdasarkan data kematian tertinggi tahun 2019, yakni 19,4% stroke, 14,4% jantung, 13,5% kanker, dan 6,2% diabetes.
"Konsen kita semua bagaimana bisa menurunkan prevalensi diabetes di Indonesia, karena ini termasuk penyakit dengan beban biaya tertinggi yang harus kita turunkan agar negara kita tidak menjadi negara yang banyak penderita diabetesnya," ucap Eva.
Hal ini disampaikannya pada acara konferensi pers terkait; "Hari Diabetes Sedunia Tahun 2022", yang bertemakan "Cegah dan Kendalikan Diabetes untuk Masa Depanmu", secara daring, Senin (14/11/2022)
Salah satu penyebab diabetes ini, kata Eva, karena tingginya konsumsi gula. Untuk pencegahan, Kemenkes melalui Permenkes Nomor 18 Tahun 2019 merekomendasikan konsumsi gula kurang dari 50 gram per hari atau 4 sendok makan per hari. Akan tetapi, rata-rata penduduk mengkonsumsi gula sekitar 5,5% melebihi 50 gram per hari.
Konsumsi tertinggi pada teh kemasan sebanyak 13,26%, susu kental manis 5,2% dan jus buah serbuk 4,82%. Selain itu, 61,27% mengkonsumsi minuman lebih dari sekali setiap hari.
"Ini mengkhawatirkan, kalau ini terus menerus kita akan menuai begitu banyak orang akan terkena diabetes di kemudian hari," ucapnya.
Untuk menurunkan prevalensi diabetes ini, Evan menyebutkan, pemerintah sudah melakukan berbagai upaya penanganan melalui beberapa peraturan perundangan-undangan.
"Ini kita berupaya bagaimana komitmen Kemenkes untuk melakukan transformasi kesehatan khususnya di layanan primer dan layanan rujukan," ucapnya.
Eva menerangkan di layanan primer melakukan edukasi dan promosi kesehatan dan juga melakukan deteksi dini juga penanganan kasus. Kemenkes juga melakukan transformasi layanan primer ini mulai pencegahan dan edukasi.
Kemudian, meningkatkan akses layanan sekunder dan tersier terutama, agar penanganan kasus diabetes hingga mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan deteksi dini pada level posyandu.
Selain itu, edukasi melalui media sosial, media promosi hingga seminar dan webinar. Pasalnya, untuk menekan peningkatan jumlah kasus serta kematian akibat diabetes perlu melakukan upaya preventif, promotif dan kuratif.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com