Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
News
    Home Tidak Ada Kategori

    Waspada, Hujan Ekstrem Penyebab Banjir Besar Awal 2020 Bisa Terulang Tahun Ini - Beritasatu

    2 min read

    Waspada, Hujan Ekstrem Penyebab Banjir Besar Awal 2020 Bisa Terulang Tahun Ini

    Selasa, 27 Desember 2022 | 18:23 WIB
    Oleh: Dwi Argo Santosa / DAS

    Banjir di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin 5 Februari 2018.
    Banjir di kawasan Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin 5 Februari 2018. (Foto: Antara)

    Jakarta, Beritasatu.com - Hujan ekstrem penyebab banjir besar di Jabodetabek awal 2020 bisa terulang tahun ini. Pasalnya prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Indonesia (BMKG) menunjukkan potensi terulangnya cuaca yang sama ekstremnya.

    Ketika itu hujan yang turun sejak tanggal 31 Desember 2019 hingga 1 Januari 2020 mengakibatkan banjir di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Puluhan ribu orang mengungsi dan sedikitnya 16 orang meninggal dunia.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta saat itu mencatat banjir melanda 158 kelurahan di 38 kecamatan Jakarta atau 86 persen dari total 44 kecamatan yang ada di Ibu Kota.

    Advertisement

    Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa (27/12/2022), mengungkapkan, pihaknya menggencarkan informasi dan menggelar konferensi pers karena mengkhawatirkan hal terulangnya bencana akibat cuaca ekstrem serupa.

    Kekhawatiran itu didasarkan pada perkiraan cuaca sejak 21 Desember 2022 lalu sampai Selasa (27/12/2022) ternyata sesuai dengan kondisi riil.

    Dwikorita menjawab pertanyaan apakah intensitas hujan akhir 2022 dan 2023 lebih tinggi dibanding akhir 2019 dan awal 2020 yang mengakibatkan banjir besar dan banyak korban.

    "Perlu saya sampaikan, justru salah satu alasan mengapa kami menggencarkan informasi ini karena dikhawatirkan dapat terjadi seperti itu," kata Dwikorita dalam konferensi pers secara daring, Selasa (27/12/2022).

    Dasar dari kekhawatiran tersebut, kata Dwikorita, adalah kesamaan tingginya intensitas hujan kali ini yang dipengaruhi oleh seruakan atau lonjakan udara dingin dari dataran tinggi Asia atau kawasan pegunungan Tibet. Di sisi lain Monsun Asia yang semakin menguat.

    Bedanya dengan tahun 2019-2020 adalah pada saat itu sudah mulai terjadi La Nina. Saat ini Tidak.

    La Nina dapat meningkatkan intensitas atau curah hujan sampai 70 persen. Bersamaan dengan lonjakan udara dingin dan Monsun Asia sehingga hujan menjadi ekstem, bahkan lebih dari ekstrem.

    Hujan ekstrem batasannya adalah 150 mm dalam 24 jam. Saat itu sampai 377 mm dalam 24 jam. Curah hujan besar inilah yang menyebabkan banjir besar di kawasan Jabodetabek.

    Saat ini level La Nina lebih rendah ketimbang 2019-2020. "Namun saat ini ada disertai dengan NGO dan ada arus lintas equatorial. Jadi lebih baik kita waspada. Lebih baik kita siaga Meski La Nina tidak sekuat tahun itu tapi saat ini bersamaan dengan menguatnya Monsun Asia bersamaan denan puncak musim hujan," katanya.

    Saksikan live streaming program-program BTV di sini

    Sumber: BeritaSatu.com


    Informasi lainnya dan terkini di https://opsimin.wordpress.com/
    Opsi Media Informasi Group X Kamidi
    [Category Opsiin, Media Informasi]
    [Tags Featured, Pilihan]

    Komentar
    Additional JS