Pakar Ragukan Efektivitas Tank-tank NATO di Ukraina
Tank M1 Abrams buatan AS siap tempur di Ukraina. (AFP/PATRIK STOLLARZ)
Jakarta, CNN Indonesia --
Para ahli meragukan tank-tank yang akan dikirim negara-negara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) termasuk Amerika Serikat bakal efektif jadi senjata tempur di Ukraina melawan Rusia.
Sebelumnya, sejumlah NATO ramai-ramai berencana mengirim tank ke Ukraina.
Beberapa tank yang dipastikan bakal dikirim di antaranya M1 Abrams buatan Amerika Serikat, Challenger 2 buatan Inggris, hingga Leopard 2 buatan Jerman.
Tank-tank itu pada umumnya merupakan kendaraan tempur yang diklaim sangat canggih dan unggul di antara tank yang ada di dunia. Tank modern itu sendiri sudah sejak lama dinanti-nanti Ukraina untuk membantu prajurit mereka melawan Rusia.
Kendati demikian, sejumlah ahli perang tak berpendapat bahwa berbagai macam tank kiriman negara NATO tersebut bakal tak banyak membantu Ukraina menyerang balik Rusia.
"Mereka yang mengatakan 'berikan saja tank-tank itu!' tidak pernah mengetahui bagaimana cara membuat armada itu bekerja di medan perang," kata Mark Hertling, analis militer CNN yang pernah memimpin Divisi Lapis Baja ke-1 Angkatan Darat AS.
"Dalam pertempuran, melakukan beberapa kesalahan saja bakal menyebabkan bencana dan kegagalan. Tank yang mematikan berubah menjadi benteng yang tak bisa bergerak maupun menembak."
Para ahli juga menilai terlalu banyak tank hanya membuat pasukan Ukraina kesulitan apabila tank-tank itu rusak di medan perang. Sebab armada itu bakal susah diperbaiki karena suku cadangnya berada di negara asal.
Ambil contoh, apabila tank Abrams buatan AS rusak selama perang, akan sangat sulit memperbaikinya karena tak bisa langsung dibawa ke AS. Yang bisa dilakukan yakni mengirim ke depot perbaikan di Ukraina atau mungkin ke Polandia, menurut peneliti senior Drew Thompson.
Berbagai tank dari negara NATO memang bakal dikirim untuk membantu Ukraina menyerang balik Rusia. Namun, pengiriman itu sendiri bakal memakan waktu lama karena perlu melatih para prajurit untuk mengoperasikan serta merawat armada tersebut.
Banyaknya jenis tank juga dinilai memperlambat waktu pelatihan. Karena prajurit harus 'menghatamkan' cara operasi dan pemeliharaan masing-masing tank canggih itu.
(blq/bac)
Komentar
Posting Komentar