Saturday
9Aug2025
Sosial Media
powered by Surfing Waves
0
Home Amerika Serikat

AS Tuding Rusia Cuci Otak Ribuan Anak Ukraina yang Ditawan - inews

2 min read

 

AS Tuding Rusia Cuci Otak Ribuan Anak Ukraina yang Ditawan

AS Tuding Rusia Cuci Otak Ribuan Anak Ukraina yang Ditawan
Seorang anak melambaikan bendera Ukraina di Kherson, beberapa bulan lalu. (Foto: AP)

WASHINGTON DC, iNews.id – Amerika Serikat menuding Rusia telah menawan ribuan anak Ukraina di sejumlah lokasi di Krimea. Mokow pun dikatakan berupaya mencuci otak mereka lewat doktrin-doktrin politik Rusia. 

Sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (14/2/2023) mengatakan, para peneliti Universitas Yale telah mengidentifikasi setidaknya 43 kamp dan fasilitas lain tempat anak-anak Ukraina ditahan di Krimea. Kamp-kamp tersebut menjadi bagian dari “jaringan sistematis skala besar” yang dioperasikan Moskow sejak dimulainya agresi militer ke Ukraina, hampir setahun lalu.

Laporan itu menyebutkan, setidaknya ada 6.000 anak Ukraina yang ditawan Rusia di kamp-kamp itu. Jumlah mereka kemungkinan lebih banyak lagi dari itu.

Misteri 400 Kg Uranium Iran Bisa untuk Membuat Bom Nuklir, Teka-teki Besar bagi AS-Israel |  SindonewsBaca juga Misteri 400 Kg Uranium Iran Bisa untuk Membuat Bom Nuklir, Teka-teki Besar bagi AS-Israel | Sindonews

Dikatakan pula bahwa di antara anak-anak itu ada yang masih memiliki orang tua atau wali yang jelas. Namun mereka dianggap yatim piatu oleh Rusia saat ditawan. Sementara sebagian anak lainnya memang sudah berada di bawah asuhan lembaga negara Ukraina sebelum agresi militer Rusia.

“Tujuan utama fasilitas kamp (buatan Rusia) yang kami identifikasi tampaknya adalah (untuk tujuan) pendidikan ulang politik,” kata salah satu peneliti yang membuat laporan itu, Nathaniel Raymond, kepada wartawan.

Masih menurut laporan itu, beberapa anak dipindahkan melalui sistem dan diadopsi oleh keluarga Rusia. Ada juga yang dipindahkan ke panti asuhan di Rusia.

Amerika Masih Ogah Turunkan Tarif Impor Bagi RI, Ekonom Sarankan Pemerintah Lakukan Ini - TribunNewsBaca juga Amerika Masih Ogah Turunkan Tarif Impor Bagi RI, Ekonom Sarankan Pemerintah Lakukan Ini - TribunNews

Menurut Raymond, anak yang paling muda yang teridentifikasi dalam program Rusia itu baru berusia empat bulan. Sementara beberapa kamp memberikan pelatihan militer kepada anak-anak berusia 14 tahun. Namun, para peneliti tidak menemukan bukti bahwa anak-anak itu kemudian dikerahkan dalam pertempuran.

Kedutaan Rusia di Washington DC belum menanggapi permintaan komentar atas laporan para peneliti AS tersebut.

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Follow Berita iNews di Google News

[Category Opsiin, Media Informasi]


Komentar
Additional JS