AS Tuding Rusia Cuci Otak Ribuan Anak Ukraina yang Ditawan - inews - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

AS Tuding Rusia Cuci Otak Ribuan Anak Ukraina yang Ditawan - inews

Share This

 

AS Tuding Rusia Cuci Otak Ribuan Anak Ukraina yang Ditawan

AS Tuding Rusia Cuci Otak Ribuan Anak Ukraina yang Ditawan
Seorang anak melambaikan bendera Ukraina di Kherson, beberapa bulan lalu. (Foto: AP)

WASHINGTON DC, iNews.id – Amerika Serikat menuding Rusia telah menawan ribuan anak Ukraina di sejumlah lokasi di Krimea. Mokow pun dikatakan berupaya mencuci otak mereka lewat doktrin-doktrin politik Rusia. 

Sebuah laporan yang diterbitkan pada Selasa (14/2/2023) mengatakan, para peneliti Universitas Yale telah mengidentifikasi setidaknya 43 kamp dan fasilitas lain tempat anak-anak Ukraina ditahan di Krimea. Kamp-kamp tersebut menjadi bagian dari “jaringan sistematis skala besar” yang dioperasikan Moskow sejak dimulainya agresi militer ke Ukraina, hampir setahun lalu.

Laporan itu menyebutkan, setidaknya ada 6.000 anak Ukraina yang ditawan Rusia di kamp-kamp itu. Jumlah mereka kemungkinan lebih banyak lagi dari itu.

Dikatakan pula bahwa di antara anak-anak itu ada yang masih memiliki orang tua atau wali yang jelas. Namun mereka dianggap yatim piatu oleh Rusia saat ditawan. Sementara sebagian anak lainnya memang sudah berada di bawah asuhan lembaga negara Ukraina sebelum agresi militer Rusia.

“Tujuan utama fasilitas kamp (buatan Rusia) yang kami identifikasi tampaknya adalah (untuk tujuan) pendidikan ulang politik,” kata salah satu peneliti yang membuat laporan itu, Nathaniel Raymond, kepada wartawan.

Masih menurut laporan itu, beberapa anak dipindahkan melalui sistem dan diadopsi oleh keluarga Rusia. Ada juga yang dipindahkan ke panti asuhan di Rusia.

Menurut Raymond, anak yang paling muda yang teridentifikasi dalam program Rusia itu baru berusia empat bulan. Sementara beberapa kamp memberikan pelatihan militer kepada anak-anak berusia 14 tahun. Namun, para peneliti tidak menemukan bukti bahwa anak-anak itu kemudian dikerahkan dalam pertempuran.

Kedutaan Rusia di Washington DC belum menanggapi permintaan komentar atas laporan para peneliti AS tersebut.

Editor : Ahmad Islamy Jamil

Follow Berita iNews di Google News

[Category Opsiin, Media Informasi]


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages