Cadangan Nikel RI Disebut hanya Bertahan 9 Tahun Lagi, Bahlil: Di Papua Belum Diapa-apain

JAKARTA, iNews.id - Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia membantah cadangan nikel Indonesia hanya bertahan 9 hingga 13 tahun lagi. Menurutnya, cadangan nikel di Tanah Air masih berlimpah.
"Kalau dibilang 9 tahun lagi, siapa sih yang bilang 9 tahun lagi? Aku enggak pernah mendengar itu," katanya di Jakarta, Kamis (16/2/2023).
Dia menegaskan, cadangan nikel di Indonesia masih banyak yang belum dieksplorasi. Misalnya, di Papua.
"Di Papua kan belum diapa-apain. Jayapura, Nabire, itu banyak. Raja Ampat, itu masih ratusan juta. Jadi masih banyak nikel kita," ujarnya.
Dia menuturkan, umur smelter di Indonesia rata-rata 10 hingga 20 tahun. Apalagi, cadangan nikel Indonesia terbesar di dunia,di mana 25 persen cadangan nikel dunia ada di Indonesia.
Selain itu, Bahlil juga menyebutkan Indonesia baru menggarap nikel secara masif pada 2017-2018. Karena itu, pemerintah akan tetap mendorong pembangunan smelter nikel, yang ditargetkan mencapai 53 smelter pada 2024. Dia pun meyakini langkah tersebut dapat menambah 40 persen nilai tambah nikel.
Sementara untuk menjaga keseimbangan produksi nikel, pemerintah mengedepankan pemakaian teknologi dan energi terbarukan.
"Jadi kalau dibilang mau dibatasi, cara membatasinya adalah dengan membuat mereka jangan bikin nilai tambahnya 80 persen tapi harus dengan sampai end to end," tuturnya.
Editor : Jujuk Ernawati
Follow Berita iNews di Google News
[Category Opsiin, Media Informasi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar