Kisah Inspiratif Pemikul Batu yang Kini Jadi Wakil Dekan, Ternyata Ini Kunci Suksesnya

JAKARTA, iNews.id - Roda selalu berputar, tidak selamanya selalu berada di bawah. Mungkin hal ini yang dipercaya oleh Achmad Hariri yang sekarang menjabat sebagai Wakil Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Bagaimana tidak, Hariri kecil merupakan seorang pemikul batu. Ia bahkan tidak pernah bermimpi bisa bersekolah tinggi karena kala itu, makan pun sulit. Sehari-hari ia harus mengumpulkan batu dari Tegalan untuk diangkut ke tepi jalan besar.
Tak cuma itu, pria asal Karduluk Sumenep, Jawa Timur ini juga bekerja sebagai pemegang kunci di sekolah. Akibatnya, ia kurang fokus pada pelajaran karena harus berangkat pagi dan pulang paling terakhir.
“Karena kurang fokus belajar, saya tidak naik kelas dua tahun berturut-turut, sempat down juga waktu itu,” kata Hariri, dikutip iNews.id, Kamis (9/2/2023).
Orang tua Hariri sendiri bekerja sebagai buruh tani dan perajin tikar. Kala duduk di bangku SD, ia bahkan tidak memiliki uang untuk membeli sepatu sehingga tak pernah menggunakannya.
Saat melanjutkan pendidikan di bangku SMP, Hariri ternyata pernah tidak naik sekolah karena kemampuannya di bawah rata-rata. Ajaibnya, setelah setahun, ia malah masuk ranking 3 besar di sekolahnya.
“Karena waktu itu saya merasa pelajaran dan hafalan yang diajarkan hanya mengulang dari tahun sebelumnya, jadi saya lebih mudah untuk mengingat,” tutur Pakar Hukum Tata Negara ini.
Saat duduk di bangku SMA, keinginannya untuk melanjutkan kuliah harus dikubur. Orang tua Hariri tidak mendukung keinginannya karena tidak memiliki biaya. Tak cuma itu, di desa yang ia tinggali juga tidak ada anak yang melanjutkan pendidikan di bangku kuliah.
Kuliah sambil Bekerja sebagai Marbot Masjid
Hariri pun memutuskan untuk bekerja ke Surabaya dan percaya bisa memperbaiki nasibnya. Di sana, ia juga resmi menjadi mahasiswa Fakultas Hukum UM Surabaya dengan beasiswa.
Sayang, beasiswa itu ia dapatkan hanya sampai semester 2. Oleh karenanya, ia memutar otak dan memutuskan bekerja. Uang yang dibawa dari desanya pun raib karena ditipu oleh orang.
Hariri akhirnya tinggal di masjid kampus. Di sana bekerja sebagai marbot masjid dan mendapakan makan secara gratis. Tak lama, ia memutuskan pindah tinggal di Sekret dan berjualan es degan hingga kopi lesehan menggunakan gerobak.
Jualan itu bahkan bukan miliknya, melainkan kakak kelasnya. Pekerjaan tersebut, Hariri lakukan sampai dengan satu setengah tahun. Saat duduk di semester 4, dewi fortuna akhirnya mulai memihak kepadanya.
Kehidupannya semakin baik karena tulisannya dalam Program Kreativitas Mahasiswa selalu lolos dan didanai oleh pemerinah. Ia pun bisa membayar uang kuliah dan mengirim uang ke keluarganya.
Setelah lulus kuliah, Hariri tak puas begitu saja. Ia memutuskan untuk melanjutkan studi Pascasarjana jurusan Ilmu Hukum. Kini, ia pun resmi menjadi dosen di UM SUrabaya dan telah menerbitkan puluhan penelitian dan mendapatkan dana hibah dari pemerintah.
“Beberapa kali saya mengambil penelitian usaha mebel Karduluk Sumenep Madura, Jawa Timur hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas dengan harapan mutu produk dapat diterima masyarakat global,” ucap Hariri.
Ia pun berharap hasil penelitiannya bisa menata sistem administrasi dan manjamen sehingga dapat mendukung perluasan pasar dan berdampak pada ekonomi masyarakat Indonesia.
Editor : Puti Aini Yasmin
Follow Berita iNews di Google News
[Category Opsiin, Media Informasi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar