Mengkhawatirkan, Lemhannas Sebut Aksi Kekerasan di Papua Tidak Berpola - Beritasatu

 

Mengkhawatirkan, Lemhannas Sebut Aksi Kekerasan di Papua Tidak Berpola

Rabu, 22 Februari 2023 | 15:06 WIB
Oleh: Herman / WIR

Tangkapan layar dari video yang viral di media sosial yang menunjukkan pria bule diduga adalah pilot Susi Air, Kapten Philips bersama KKB pimpinan Egianus Kogoya di hutan Papua.
Tangkapan layar dari video yang viral di media sosial yang menunjukkan pria bule diduga adalah pilot Susi Air, Kapten Philips bersama KKB pimpinan Egianus Kogoya di hutan Papua. (Foto: istimewa)

Jakarta, Beritasatu.com - Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) telah melakukan kajian awal terkait kondisi di Papua dari rencana tujuh putaran kajian yang akan dilakukan pada 2023 ini. Dalam kajian awal tersebut, Lemhannas menemukan dari sisi kuantitatif aksi kekerasan di Papua masih cenderung meningkat.

Advertisement

Bahkan di era kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), aksi kekerasan di Papua cenderung meningkat. Yang membahayakan, aksinya tidak berpola.

"Aksi kekerasan di Papua juga cenderung tidak berpola, kecuali lokasi. Kalau lokasi, kita bisa tahu modusnya terbanyak di mana, di kabupaten mana, di wilayah mana, ada polanya. Tetapi selain lokasi, tidak ada polanya. Dilakukan di bulan apa, dilakukan oleh sebab apa, oleh kelompok apa, tidak ada polanya. Ini mengkhawatirkan karena tidak ada polanya," ungkap Gubernur Lemhannas Andi Widjajanto dalam acara Forum Komunikasi Gubernur Lemhannas bersama Pemimpin Redaksi Media Massa, di Jakarta, Rabu (22/2/2023).

Temuan Lemhannas lainnya, tidak ada korelasi antara indikator ekonomi maupun indikator sosial dengan aksi kekerasan yang terjadi di Papua.

Advertisement

"Misalnya naik turunya gini ratio dengan aksi kekerasan, ini tidak ada korelasi. Dana otonomi khusus dengan aksi kekerasan, datanya menunjukkan tidak ada korelasi. Tingkat kemiskinan, tidak ada korelasi. Pengangguran, juga tidak ada korelasi," ungkap Andi.

Andi memberi contoh kasus penyanderaan pilot Susi Air yang dilakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua, Lemhannas tidak menemukan keterkaitan sistematis antara kasus tersebut dengan penahanan Gubernur Papua Lukas Enembe.

"Ini kembali menunjukkan bahwa fenomena kekerasan di Papua tetap bisa terjadi kapan saja tanpa ada satu pola tertentu," tambahnya.

Dengan melihat tidak adanya korelasi antara aksi kekerasan dengan indikator ekonomi maupun sosial, Andi mengatakan saat ini belum ada treatment khusus untuk menangani masalah Papua.

"Temuannya tidak ada korelasi, dalam artian kita belum punya treatment tentang Papua. Harus dicari treatment-nya apa. Ini yang terjadi dan pr kita di enam putaran (kajian) berikutnya, bagaimana menemukan treatment ke Papua," kata Andi.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

TAG: 


[Category Opsiin, Media Informasi]

Baca Juga

Komentar