Ratusan Dosen UGM Tolak Gelar Profesor Kehormatan untuk Pejabat Publik
Ilustrasi guru besar kehormatan. iStock/baona
Yuk, daftarkan email jika ingin menerima Newsletter kami setiap awal pekan.
Jakarta, CNN Indonesia --
Ratusan dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta ramai-ramai menolak usulan pemberian gelar guru besar kehormatan atau honorary professor bagi para pejabat publik di UGM.
Berdasarkan dokumen pernyataan sikap diterima CNNIndonesia.com, dosen UGM yang mendukung ini berjumlah 353 orang yang tersebar di 14 Fakultas di UGM. Surat pernyataan sikap ini ditujukan bagi Rektor UGM dan Ketua, Sekretaris, Ketua-ketua Komisi dan Anggota Senat Akademik UGM.
"Kami dosen-dosen UGM menyatakan menolak usulan pemberian gelar Guru Besar Kehormatan kepada individu-individu di sektor non-akademik, termasuk kepada pejabat publik," bunyi salah satu poin pernyataan sikap tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Para dosen UGM menilai profesor merupakan jabatan akademik, bukan gelar akademik. Sehingga, jabatan akademik memberikan tugas kepada pemegangnya untuk melaksanakan kewajiban-kewajiban akademik.
"Kewajiban-kewajiban akademik tersebut tidak mungkin dilaksanakan oleh seseorang yang memiliki pekerjaan dan atau posisi di sektor nonakademik," bunyi pernyataan sikap tersebut.
Mereka berpendapat pemberian gelar guru besar kehormatan kepada individu yang berasal dari sektor nonakademik tidak sesuai dengan asas kepatutan. Guru besar kehormatan, lanjutnya, seharusnya diberikan kepada pihak yang telah mendapatkan gelar jabatan akademik profesor.
Dosen-dosen UGM juga berpendapat pemberian profesor kehormatan kepada pihak nonakademik akan merendahkan marwah keilmuan UGM.
"Pemberian profesor kehormatan ini akan menjadi preseden buruk dalam sejarah UGM dan berpotensi menimbulkan praktik transaksional dalam pemberian gelar dan jabatan akademik," bunyi pernyataan sikap tersebut.
Dihubungi terpisah, Dosen Fisipol UGM Najib Azca dan Dosen Fakultas Hukum UGM Herlambang Wiratraman membenarkan dokumen pernyataan sikap tersebut. Mereka juga mengaku menjadi dua di antara 351 dosen UGM lain yang mendukung pernyataan sikap tersebut.
"Benar," kata Najib kepada CNNIndonesia.com.
(rzr/DAL)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar