Sragen Jadi Lumbung Pangan Nasional, Ini Kata Bupati
Minggu, 22 Mei 2022 | 18:58 WIB
Oleh: Yudo Dahono / YUD
Sragen, Beritasatu.com - Kabupaten Sragen berhasil menjadi salah satu lumbung pangan nasional terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap. Menurut Bupati Sragen, Yuni Sukowati keberhasilan tersebut tak lepas dari arahan Presiden Joko Widodo serta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL). Yuni menyatakan selama beberapa tahun terakhir, Sragen berhasil meningkatkan produksi beras nasional. Hal itu tak lepas dari arahan Jokowi dan juga kerja cerdas SYL.
Berdasarkan catatan yang ada, kata Yuni, Sragen menjadi lumbung pangan terbesar kedua di Jawa Tengah setelah Kabupaten Cilacap. Di tingkat nasional, Sragen sendiri menjadi lumbung pangan terbesar urutan kesembilan di Indonesia. Adapun luas lahan sawah di Sragen mencapai 40.129 hektare dan lahan kering 54.026 hektare.
"Alhamdulillah, Sragen bisa terus berkontribusi terhadap pangan nasional. Ini semua berkat arahan Presiden dan juga kerja cerdas Menteri (SYL)," ujar Yuni, Minggu, 22 Mei 2022.
Yuni mengatakan, Presiden Jokowi sejauh ini memang memiliki perhatian yang cukup besar terhadap sektor pertanian. Bahkan dalam beberapa kesempatan, Jokowi dan SYL memantau penanaman dan panen bersama baik padi maupun jagung.
"Bapak Presiden juga mampu membuat petani semakin bersemangat dalam melakukan produksi setiap hari. Ditambah pak Menteri yang terus memantau jalanya proses produksi agar tetap meningkat," katanya.
Terakhir, Yuni mengapresiasi kebijakan pemerintah yang tidak melakukan impor beras dalam waktu tiga tahun terakhir. Menurut Yuni, kebijakan tersebut merupakan implementasi dan kolaborasi kerja nyata yang dilakukan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menyatakan, Indonesia sudah tidak mengimpor beras selama tiga tahun terakhir setelah sebelumnya mengimpor 1,5-2 juta ton beras setiap tahunnya. Dia berharap, capaian tersebut dapat dipertahankan bahkan ditingkatkan dengan menggenjot produktivitas dalam negeri.
"Yang biasanya kita impor 1,5 juta sampai 2 juta ton per tahun, sudah 3 tahun ini kita tidak. Ini yang harus dipertahankan, syukur stoknya bisa kita perbesar. Artinya, produktivitas petani itu harus ditingkatkan," katanya.
Saksikan live streaming program-program BTV di sini
Sumber: BeritaSatu.com
[Category Opsiin, Media Informasi]
Komentar
Posting Komentar