Ukraina Boikot Pertemuan Organisasi Keamanan dan Kerja Sama Eropa jika Rusia Hadir

WINA, iNews.id - Ukraina mengancam tidak akan hadir dalam pertemuan Organization for Security and Cooperation in Europe (OSCE) di Wina jika Rusia dibolehkan datang.
OSCE akan menggelar pertemuan majelis parlemen di Wina pada 23-24 Februari mendatang. Tanggal itu bertepatan dengan peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina.
Dalam sebuah surat yang diperoleh The Associated Press (AP) pada Rabu (15/2/2023), Kepala Delegasi Ukraina untuk Majelis Parlemen OSCE, Mykyta Poturaiev, menulis, 'Kami tidak dapat menghadiri pertemuan musim dingin jika ada partisipasi Rusia'.
Surat tersebut bertanggal 10 Februari dan ditujukan kepada Presiden Majelis Parlemen, Margareta Cederfelt. Dia menekankan, keputusan Rusia untuk menginvasi Ukraina didukung secara luas oleh para politisinya, termasuk anggota delegasi Rusia ke OSCE.
"Kami tidak ragu bahwa delegasi Rusia akan menggunakan OSCE ... untuk membenarkan agresi terhadap negara saya serta menutupi banyak kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang dilakukan terhadap rakyat Ukraina," tulis Poturaiev.
Maka dari itu, dia menyarankan agar pertemuan ditunda untuk menjaga integritas majelis yang merupakan badan terpisah dari OSCE. Majelis ini terdiri atas 323 anggota parlemen dari 57 negara anggota OSCE.
OSCE yang berbasis di Wina diciptakan selama Perang Dingin sebagai platform dialog antara Timur dan Barat. Kelompok ini memiliki misi yang luas, termasuk perdamaian, hak asasi manusia, kontrol senjata, dan masalah keamanan lainnya.
Invasi ke Ukraina telah memperumit pekerjaannya, dengan banyak negara Barat bergabung dengan Ukraina dalam memprotes partisipasi Rusia.
Pemerintah Austria telah memberikan visa kepada delegasi Rusia ke Majelis Parlemen OSCE meskipun mereka berada di bawah sanksi Uni Eropa dan ada protes dari 20 negara termasuk Inggris, Prancis dan Kanada.
Austria mengatakan, sebagai negara tuan rumah, mereka wajib memberikan visa kepada perwakilan dari semua negara anggota OSCE.
Setelah pertemuan dengan anggota majelis dan ketua parlemen Ukraina Ruslan Stefanchuk pada Selasa (14/2/2023), Cederfelt memutuskan untuk melanjutkan pertemuan minggu depan sesuai rencana. Hal itu mengingat aturan majelis yang mengatakan pertemuan musim dingin kelompok itu perlu dilakukan pada dua bulan pertama di tahun ini.
Juru bicara Majelis Parlemen OSCE, Nat Parry mengatakan terlambat untuk menunda pertemuan itu.
Lithuania sejauh ini menjadi satu-satunya negara lain yang mengumumkan secara terbuka akan memboikot pertemuan tersebut. Negara-negara lain masih mempertimbangkan pilihan mereka.
Duta besar negara Latvia untuk OSCE, Katrina Kaktina mengatakan kepada AP jika negaranya akan memutuskan pada Kamis (16/2/2023).
Editor : Umaya Khusniah
Follow Berita iNews di Google News
[Category Opsiin, Media Informasi]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar