BRIN Pasuruan Tutup, Komunitas Astronomi Jatim Hilang 'Tempat Main' - CNN Indonesia

 

BRIN Pasuruan Tutup, Komunitas Astronomi Jatim Hilang 'Tempat Main'

CNN Indonesia
5-6 minutes
Rabu, 08 Feb 2023 08:50 WIB

Forum Komunikasi Astronomi Amatir Lintas Jatim (Fokalis Jatim) menyesalkan penutupan BRIN Pasuruan.

Fokalis Jatim menyesalkan penutupan BRIN Pasuruan yang sudah berkontribusi banyak dalam kegiatan astronomi di Jawa Timur. (Arsip Istimewa)

Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Forum Komunikasi Astronomi Amatir Lintas Jawa Timur (Fokalis Jatim) M. Toyib menyayangkan penutupan kantor Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Pasuruan. Penutupan ini memberikan pukulan bagi komunitasnya yang memiliki hubungan cukup erat dengan BRIN Pasuruan.

"(Penutupan ini) tentu menjadi sebuah pukulan tersendiri buat kami, karena bagaimana pun, hubungan astronom amatir di Jawa Timur dengan BRIN Pasuruan sangatlah dekat," kata Toyib kepada CNNIndonesia.com.

Fokalis sendiri banyak mengadakan kegiatan edukasi publik yang sifatnya non-formal di fasilitas BRIN Pasuruan. Kegiatan tersebut sejalan dengan salah satu fungsi BRIN Pasuruan, yakni fungsi edukasi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Beberapa kegiatan yang Fokalis lakukan adalah Jambore Nasional Klub Astronomi, pengamatan dan sosialisasi fenomena astronomi, serta rukyat hilal.

Terkait dampaknya, Toyib menyebut penutupan ini sangat signifikan. Pasalnya, BRIN Pasuruan selalu memberikan support pada kegiatan berbasis wilayah yang umumnya memiliki partisipan banyak.

"BRIN Pasuruan senantiasa ada di garda terdepan untuk memfasilitasi teman-teman astronom amatir di Jatim demi kesuksesan agenda popularisasi sains khususnya yg berkaitan dg astronomi dan keantariksaan," tutur Toyib.

"Sebagai contoh, kemitraan kami terjalin kurang lebih sejak 2016 saat adanya gerhana matahari total, hingga di tahun-tahun setelahnya, hampir setiap tahun selalu ada event besar yang terlaksana di BRIN Pasuruan, baik itu di level regional, nasional, hingga internasional," tambahnya.

Berkat dukungan BRIN Pasuruan, Fokalis Jatim bahkan berhasil melahirkan satu paper di jurnal internasional.

"Jadi, bisa dibayangkan seberapa sentral peran BRIN Pasuruan dalam pengembangan komunitas astronomi di Jatim, yang muaranya tentu ke pengembangan sains keantariksaan itu sendiri," papar Toyib.

Lebih lanjut, Toyib menyebut fasilitas pengganti BRIN Pasuruan yang berada di sekitar wilayah tersebut belum siap.

"Kantor BRIN terdekat yang ada di Purwodadi belum bisa dibuat peluncuran balon atmosfer, kemudian, kantor BRIN yang ada di Kupang, NTT pun belum established benar, baik secara SDM maupun piranti teleskopnya," katanya.

"Jadi, menurut kami, penutupan ini prematur," tambahnya.

Maka dari itu, Toyib dan rekan-rekannya di Fokalis Jatim meminta BRIN untuk mempertimbangkan kembali penutupan ini. Ia bahkan mengirim surat kepada Kepala BRIN Laksana Tri Handoko pada Rabu (1/2).

"Melalui surat ini kami bermaksud memohon pertimbangan Bapak untuk berkenan meninjau kembali keputusan tersebut di atas dikarenakan kehadiran Lab SOAA Pasuruan masih sangat dibutuhkan oleh masyarakat demi popularisasi sains khususnya astronomi di Jawa Timur," tulis surat tersebut.

Surat tersebut juga melampirkan portofolio kegiatan yang sudah dilakukan oleh Fokalis Jatim di BRIN Pasuruan.

Sentralisasi

Terpisah, Kepala Biro Komunikasi Publik, Umum, dan Kesekretariatan BRIN, Dsrizal Friyantoni menyebut, BRIN Pasuruan tidak ditutup melainkan dialihkan. Nantinya, kegiatan penelitian yang berkaitan dengan keantariksaan dan atmosfer akan tersentralisasi di Observatorium Timau, NTT.

"Pasuruan bukan ditutup tetapi dialihkan ke kawasan lain," kata Dsrizal dalam acara peresmian Media Lounge di kantor BRIN, Jakarta Pusat, Kamis (3/1).

Ia mengatakan, pegawai-pegawai di BRIN Pasuruan nantinya bisa memilih Co Working Space (CWS) terdekat seperti di Surabaya dan Purwodadi. Sebelumnya, BRIN mengumumkan telah membangun co working space (CWS), salah satunya di Purwodadi untuk memfasilitasi para penelitinya.

Mengutip situs resmi BRIN, Deputi Bidang Infrastruktur Riset dan Inovasi BRIN, Yan Rianto mengungkapkan, pihaknya tengah meningkatkan kualitas CWS di Purwodadi untuk para peneliti.

"Ruang CWS yang ada saat ini dirasa belum memadai dilihat dari jumlah ruangan yang tersedia dengan kebutuhan yang harus dipenuhi. Untuk itu perlu dilakukan optimalisasi ruangan yang ada saat ini," kata Yan.

"Saat ini kebutuhan CWS yang tinggi oleh civitas BRIN yang memilih bekerja dari kawasan Purwodadi. Seperti yang kita ketahui saat ini banyak sivitas BRIN yang berasal dari peneliti kementerian dan lembaga yang bergabung dengan BRIN memilih kawasan Purwodadi sebagai tempat mereka bekerja," ujar Yan.

(lom/lth)

Baca Juga

Komentar

 Pusatin Informasi 


 Postingan Lainnya