Dubes soal Pencabutan VOA WN Ukraina ke Bali: Sangat Menyinggung
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia, Vasyl Hamianin. (CNN Indonesia/Tunggul)
Jakarta, CNN Indonesia --
Duta Besar Ukraina untuk Indonesia Vasyl Hamianin mengaku kecewa dengan usulan Gubernur Bali I Wayan Koster mencabut Visa on Arrival (VOA) terhadap warga negara eks Uni Soviet itu.
"Pernyataan yang dibuat oleh Gubernur Provinsi Bali, Yang Terhormat Bapak I Wayan Koster, membuat saya sangat kecewa. Saya sangat kecewa," kata Vasyl dalam konferensi pers daring, Selasa (14/3).
Vasyl mengatakan dia tak menyangka bakal mendengar pernyataan "tak berdasar" semacam itu dari sosok yang ia anggap rasional selama ini.
Dia menegaskan warga Ukraina tak ada kaitannya dengan warga Rusia yang melakukan kesalahan di Bali. Vasyl menilai alasan Koster yang mengaku khawatir soal konflik Rusia-Ukraina tak bisa dijadikan alasan untuk mencabut VOA warganya.
Sebab, Vasyl menuturkan keberadaan warga Ukraina di Bali dan di beberapa wilayah Indonesia kebanyakan karena ingin mencari keamanan dari perang yang tengah berlangsung kini.
"Jadi saya pikir ini sangat menyinggung diri saya sendiri sebagai warga negara Ukraina. Sebab menyama-nyamakan warga Rusia dan Ukraina serta menyalahkan mereka dan lain-lain adalah sesuatu yang tidak benar. Saya kira ini sangat menyakitkan," ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Vasyl juga membeberkan orang Ukraina di Indonesia tak banyak yang tercatat melakukan kejahatan, tak seperti warga Rusia.
Dia berujar hanya ada delapan orang Ukraina yang dideportasi dari RI sejak 2019 silam, dan hanya lima orang yang di penjara karena terbukti bersalah.
"Dan mereka bukan melakukan kejahatan besar. Mereka cuma memanipulasi uang dan lain-lain, bukan kejahatan serius seperti pembunuhan," ucapnya.
Oleh sebab itu, dia menagih data warga Ukraina di Bali kepada Koster untuk melihat seberapa banyak warganya yang melakukan pelanggaran dan kejahatan sampai membuat visa kedatangan tak bisa diberikan.
"Saya ingin melihat data statistiknya. Untuk memastikan bahwa warga Ukraina tak melakukan banyak kejahatan berarti sehingga tak bisa memperoleh Visa on Arrival," ujar Vasyl.
Sebelumnya, Koster mengusulkan kepada pemerintah pusat untuk mencabut pemberian VOA bagi warga Rusia dan Ukraina yang ingin bertandang ke Bali.
"Saya sudah bersurat kepada Menkumham tembusan kepada Menlu untuk mencabut visa on arrival bagi warga Rusia dan Ukraina yang ingin ke Bali," kata dia.
Usulan itu diberikan lantaran maraknya laporan soal warga dari dua negara itu yang melakukan pelanggaran di Pulau Dewata dengan berkedok kunjungan wisata.
Laporan itu sendiri mulai berdatangan setelah sejumlah warga Rusia kedapatan berkendara menggunakan pelat tak resmi di Bali.
Selain itu, Koster juga menilai kondisi kedua negara yang kini sedang berkonflik membuat warga asing tersebut ramai-ramai ingin mencari kenyamanan di Bali.
"Karena dua negara lagi perang, mereka enggak nyaman di negaranya. Mereka pun ramai-ramai datang ke Bali, termasuk orang yang tidak berwisata juga kembali untuk mencari kenyamanan, termasuk juga untuk bekerja," kata dia.
Saat ini pihak imigrasi Kemenkumham sedang mengkaji usulan tersebut.
(blq/rds)
Komentar
Posting Komentar