Dunia Heboh Gegara SVB, Kenapa Bank Bangkrut Bikin Banyak Orang Takut? - detikFinance

 

Dunia Heboh Gegara SVB, Kenapa Bank Bangkrut Bikin Banyak Orang Takut?

Almadinah Putri Brilian - detikFinance
Kamis, 16 Mar 2023 16:49 WIB
Police officers leave Silicon Valley Banks headquarters in Santa Clara, California on March 10, 2023. - US authorities swooped in and seized the assets of SVB, a key lender to US startups since the 1980s, after a run on deposits made it no longer tenable for the medium-sized bank to stay afloat on its own. (Photo by NOAH BERGER / AFP) (Photo by NOAH BERGER/AFP via Getty Images)
Foto: Noah Berger/AFP/Getty Images
Jakarta -

Belakangan ini dunia sedang dihebohkan dengan tutupnya beberapa bank di Amerika Serikat, seperti Silicon Valley Bank dan Signature Bank. Tutupnya bank-bank tersebut membuat banyak pihak di seluruh dunia khawatir.

Lalu kenapa bank tutup bisa sampai membuat 'gonjang ganjing' dunia?

Dilansir dari Investopedia, Kamis (16/3/2023), saat sebuah bank gagal atau tutup, bank tersebut kemungkinan akan mencoba untuk meminjam uang dari bank lain untuk membayar para deposannya. Apabila bank tersebut tidak dapat membayar deposannya, kemungkinan para deposan akan segera menarik uang mereka dari bank tersebut.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Hal itu dapat memperburuk situasi sebab bank yang gagal akan menyusutkan aset likuidnya lantaran deposan menarik uang tunai. Sebagai informasi, dilansir dari OCBC NISP, aset likuid adalah kekayaan atau harta milik perusahaan maupun perorangan yang mudah dicairkan menjadi uang tunai dalam kurun waktu singkat.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Tauhid Ahmad menjelaskan bahwa apabila suatu bank bangkrut bisa menimbulkan rush money atau penarikan uang tunai secara besar-besaran dan bersamaan.

"Ketika dia bangkrut, kemudian banyak nasabah yang menarik uang mereka, itu akan terjadi rush besar-besaran. Apabila terjadi rush besar-besaran, otomatis bank akan mencari pinjaman dari bank lain dengan bunga yang lebih tinggi atau mereka mencari dana talangan," tuturnya kepada detikcom, Kamis (16/3/2023).

Menurutnya, yang akan menjadi masalah adalah ketika bank-bank lain ikut terlibat dalam membantu bank gagal. Terlebih jika ada hubungan keuangan antara bank satu dengan bank lainnya.

Dari sisi peminjam, apabila nasabah meminjam uang dari bank yang gagal atau bangkrut, nilai aset yang diagunkan atau dijaminkan akan hancur.

"Misalnya, saya sebagai orang yang dipinjami oleh bank gagal, dari nilai (pinjam) 100, begitu bank itu gagal, nggak ada yang berani orang membeli aset saya, akhirnya dijual murah agar laku. Saya nggak bisa bayar (pinjaman), (aset) disita oleh bank, bank butuh duit cepat, ketika (butuh) cepat otomatis nilainya akan turun," paparnya.

Biasanya, antarbank memang akan saling berhubungan. Apalagi ketika membiayai sebuah proyek besar.

Contohnya ingin membangun jalan tol. Dalam membangun jalan tol, biasanya terdapat beberapa bank yang membantu membiayai proyek tersebut.

"Ketika satu bank bermasalah, bank lain kelimpungan 'ada nggak duitnya untuk menanggulangi satu bank yang bermasalah? ada nggak sumber dananya?' kalau ada satu yang bermasalah, yang lain terpaksa (membantunya)," tuturnya.

Terkait kasus Silicon Valley Bank, menurut Tauhid bisa berdampak ke industri-industri yang bekerja sama atau meminjam uang dari SVB.

"Dampak sistemik itu juga terdampak ke ekonomi. Misalnya Silicon Valley Bank, siapa yang terkena dampak? Kalau banyak industri yang terkena wah itu luar biasa sekali dampaknya. Silicon Valley lho yang kena, artinya industri-industri di Silicon Valley," jelasnya.

"Yang terkena memang SVBnya, tapi industrinya siapa yang terkena? Nah itu, kalau uangnya bermasalah di situ, orang nggak punya duit untuk membeli pasokan bahan baku penolong, komponen, macam-macam, sehingga pasokan ke dunia terganggu. Kurang lebih, situasi berbahayanya seperti itu," lanjutnya.

Simak Video: Silicon Valley Bank Bangkrut Bikin Industri Teknologi Dunia Ketar-ketir




(das/das)

Baca Juga

Komentar