Ibu Hamil Meninggal karena Ditolak RSUD, Ini Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Subang - Beritasatu - Opsiin

Post Top Ad

Responsive Ads Here

Ibu Hamil Meninggal karena Ditolak RSUD, Ini Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Subang - Beritasatu

Share This

 

Ibu Hamil Meninggal karena Ditolak RSUD, Ini Penjelasan Kepala Dinas Kesehatan Subang

Selasa, 7 Maret 2023 | 20:50 WIB
Oleh: Agnes Valentina / LES

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng Kabupaten Subang.
Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ciereng Kabupaten Subang. (Foto: Beritasatu TV)

Jakarta, Beritasatu.com - Seorang ibu hamil meninggal saat hendak melahirkan usai ditolak dan tidak mendapatkan penanganan oleh Rumah Sakit Umum Derah (RSUD) Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Advertisement

Ibu hamil ditolak RSUD tersebut karena pihak RSUD Subang mengklaim kapasitas ruang ICU sedang penuh dan menyarankan pasien untuk dilarikan ke Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung, Jawa Barat.

Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Subang, Maxi kepada BTV dalam acara "Obrolan Malam", Selasa (7/3/2023).

Maxi mengatakan Kamis 16 Februari 2023, Kurnaesih (39) warga Kampung Citombe, Desa Buniara, Kecamatan Tanjungsiang mendatangi rumah bidan di Polides. Namun bidan tersebut sedang berada di Puskesmas dan Juju Junaedi (45) selaku suami Kurnaesih akhirnya menelpon bidan untuk datang dan memeriksa Kurnaesih.

Advertisement

Setelah diperiksa, Kurnaesih betul sedang masa akan melahirkan, dan sudah mencapai pembukaan sampai 3 cm. Pada saat itu kondisi ibu dan anak dinyatakan stabil. Maxi melanjutkan, 1 jam kemudian kondisi dari ibu tiba-tiba mengalami muntah darah, pecah ketuban dan pingsan.

“Sehingga bidan berinisiatif untuk menelpon untuk mengirimkan ambulans ke rumah. Dalam jangka waktu 5 menit ambulans datang, dalam perjalanan ke puskesmas 5 menit terjadi muntah dan pingsan lagi,” jelasnya.

“Sampai di puskesmas dilakukan serangkaian pemeriksaan, pemasangan infus 2 jalur meskipun satu tidak masuk, kemudian pemasangan kateter, stabilisasi dan diputuskan untuk dirujuk ke RSUD Subang,” sambungnya.

Hal tersebut dilakukan sembari menunggu jawaban dari RSUD terkait rujukan. Maxi menyatakan dalam proses rujukan, sang perujuk harus mengkonfirmasi terlebih dahulu agar rumah sakit yang menjadi tujuan dapat mempersiapkan ruangan, alat-alat dan sumber daya manusia yang melayani yakni, dokter dan perawat. Kemudian, selama proses menunggu tersebut, pasien beserta suami pergi menuju RSUD Subang.

“Jawaban dari rumah sakit didapat kira-kira sekitar 5 menit menjelang tiba rumah sakit, baru mendapat konfirmasi bahwa sebaiknya pasien dibawa ke rumah sakit Hasan Sadikin Bandung karena kalau melihat riwayat yang dilaporkan kasus ini membutuhkan operasi dan pasca operasi membutuhkan dukungan icu,” tuturnya.

Ketika diminta konfirmasi waktu pemberian jawaban RSUD Subang terhadap rujukan pasien, Maxi mengatakan konfirmasi diberikan dari RSUD Subang ke pasien 5 menit sebelum pasien tiba di rumah sakit.

“Iya,sebenarnya, jadi saat kita menerima rujukan pasien itu responnya membutuhkan beberapa waktu untuk konsultasi dan diputuskan pasien untuk ke RS Hasan Sadikin. Tapi karena pasien tinggal 5 menit lagi sampai ke rumah sakit dengan kondisi pasien sudah muntah darah kembali 2 kali,jadi apa boleh buat karena paling terdekat,” terangnya.

Meskipunn telah sampai di RSUD Subang, pasien tetap diarahkan oleh pihak rumah sakit untuk pergi ke RS Hasan Sadikin dan pasien tidak mendapatkan pertolongan dan tindakan penyelamatan terlebih dahulu untuk menyelamatkan pasien dan anak yang tengah dikandung.

Dengan alasan rumah sakit tidak ada ruangan ICU yang tersedia jika pasien harus dioperasi. Maxi menuturkan hal tersebut yang membuat kesalahpahaman dari pihak keluarga dan menarik banker pasien untuk dibawa ke Bandung. Tetapi belum sempat dapat penangan di Rumah Sakit Hasan Sadikin, pasien beserta anak yang dikandung harus meninggal karena terlalu lama mendapatkan penanganan.

“Kalau saya sebagai seorang dokter, tidak mengizinkan itu untuk ditransfer karena kondisi pasien tidak memungkinkan ke RS Hasan Sadikin yang memakan waktu 1 setengah sampai 2 jam,” imbuhnya.

“Nah, yang menjadi masalah pada saat itu di RSUD Subang diterima di UGD, diperiksa dan karena melihat kondisi pasien akan melahirkan, dari ugd mendorong ke ruang melahirkan nah pada saat ini menjadi masalah, bidan yang menjaga tanya ini pasien dari mana dari Tanjungsiang kok sudah sampai,” paparnya

Dia menyatakan, seharusnya pihak rumah sakit menarik lagi banker pasien yang tengah kritis tersebut untuk diberikan pertolongan terlebih dahulu.

Dikarenakan, pasien yang tengah memerlukan pertolongan tidak akan kuat jika harus ditransfer ke tempat lain. Mengenai kelalain ini, Maxi menekankan pihaknya sudah bertemu dengan pihak rumah sakit, dan melakukan pembinaan mengenai apa yang terjadi dilokasi.

Saksikan live streaming program-program BTV di sini

TAG: 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Post Bottom Ad

Responsive Ads Here

Pages