Alert! FAO Peringatkan Ancaman El Nino, Malapetaka Intai RI
Foto: Suasana lahan pertanian yang mengalami kekeriangan akibat musim kemarau, Desa Ridogalih di Kecamatan Cibarusah, Jawa Barat, Senin (8/7/2019). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi pangan dan pertanian dunia, Food and Agriculture Organization (FAO) memperingatkan ancaman risiko kekeringan ekstrem akibat El Nino di wilayah-wilayah Afrika bagian Selatan, Amerika Tengah, serta Asia Timur Jauh termasuk Indonesia.
FAO merilis laporan yang memuat rekomendasi bagi negara-negara anggota dan mitra agar mengantisipasi ancaman yang muncul.
"Laporan ini bertujuan menyoroti negara-negara di mana Kondisi cuaca kering akibat El Nino dapat terjadi dan memiliki dampak buruk pada produksi sereal di 2023/2024, berpotensi memperparah kerawanan pangan lokal," tulis FAO dalam keterangan di situs resmi, dikutip Jumat (28/4/2023)
Meski, FAO menambahkan, laporan tersebut sebagai hasil analisis sementara didasarkan pada tren historis. Sehingga, pemantauan terus-menerus prakiraan cuaca sangat penting.
"Seperti regional lainnya fenomena samudera dan atmosfer dapat memodulasi dampak El Nino dan dampak selanjutnya pada sektor pertanian," jelas FAO.
Laporan tersebut menampilkan pemetaan korelasi kondisi vegetasi di lahan pertanian dengan kondisi El Nino, tipe presipitasi tipikal dalam kondisi El Nino (telekoneksi, mengacu pada anomali iklim yang terkait satu sama lain pada jarak yang jauh-biasanya ribuan kilometer).
Serta, peta lahan pertanian dengan korelasi tinggi kering/ basah saat El Nino. Peta terakhir ini menunjukkan korelasi dengan tanaman serealia seperti padi, jagung, dan gandum.
"Mengingat rekor jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan akut, FAO meneliti daerah-daerah di dunia yang sangat rentan terhadap El NiƱo dan bagaimana tindakan antisipatif dapat diambil untuk mengurangi risikonya," tulis FAO.
Foto: Peta Ancaman Kekeringan Ekstrem Akibat El Nino 2023 menurut Laporan FAO edisi 27 April 2023. (Dok. Food and Agriculture Organization)
Peta Ancaman Kekeringan Ekstrem Akibat El Nino 2023 menurut Laporan FAO edisi 27 April 2023. (Dok. Food and Agriculture Organization)
Pada peta wilayah pertanian dengan korelasi tinggi pada kekeringan akibat El Nino, tampak sebagian besar wilayah Indonesia diprediksi bakal mengalami defisit air atau kekeringan.
Tampak indikasi merah (defisit air) diprediksi melanda sebagian Sumatra, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan seluruh Papua.
Kondisi ini akan berdampak pada pertanaman padi di Indonesia, di mana risiko tinggi terjadi pada fase reproduksi.
Sedangkan pada fase penanaman awal risiko kekeringan dinilai moderat.
Pada peta korelasi kondisi tanaman pertanian saat terjadi El Nino, sebagian besar wilayah Indonesia, kecuali Kalimantan Barat dan Lampung, menunjukkan indikasi oranye dan merah. Ini menunjukkan kondisi tanaman tertekan akibat kekeringan.
Secara umum, pemetaan hasil laporan FAO menunjukkan, seluruh wilayah Indonesia pada periode Juni-Januari bakal mengalami kekeringan akibat El Nino.
Disebutkan, menurut sebuah laporan baru oleh Sistem Informasi Global dan Peringatan Dini (GIEWS) FAO, Afrika Selatan, Amerika Tengah dan Karibia dan sebagian Asia jadi perhatian khusus.
Pasalnya, sejumlah negara-negara di kawasan ini tengah menghadapi kerawanan pangan akut tingkat tinggi dan penurunan pertanaman signifikan saat El Nino.
Dalam laporan tersebut, FAO menempatkan Indonesia dengan sejumlah negara masuk dalam kelompok berisiko kekeringan akibat El Nino.
Negara di ASEAN yang berisiko mengalami kekeringan akibat El Nino menurut FAO adalah:
Indonesia
Malaysia
Myanmar
Filipina
Thailand
Timor Leste
Vietnam.
Foto: Peta Ancaman Kekeringan Ekstrem Akibat El Nino 2023 menurut Laporan FAO edisi 27 April 2023. (Dok. Food and Agriculture Organization)
Peta Ancaman Kekeringan Ekstrem Akibat El Nino 2023 menurut Laporan FAO edisi 27 April 2023. (Dok. Food and Agriculture Organization)
Berikut rekomendasi FAO bagi negara terancam kekeringan akibat El Nino:
- membagi peralatan pertanian dan bibit yang toleran kekeringan lebih awal dari musim tanam
- distribusi pakan dan penyediaan dukungan kesehatan bagi hewan, terutama untuk vaksinasi yang tepat
- rehabilitasi irigasi, saluran, dan titik air lainnya
- promosi pengembangan dan dukungan kapasitas
kepada petani tentang teknik pemanenan air
- mengembangkan kapasitas petani dan penyediaan dukungan pada manajemen pascapanen dan pengolahan untuk meminimalkan kerugian.
Saksikan video di bawah ini:
Cuaca Panas Mendidih Bisa 'Bakar' Ekonomi RI
Artikel Selanjutnya
Seram! El Nino Akan Melanda RI, Dampaknya Menakutkan?
(dce/dce)
SHARE :
Komentar
Posting Komentar