Cerita Para Pemudik yang Terjebak 7 Jam di Tol Cikampek
Ilustrasi kepadatan di Gerbang Tol Cikampek. Beberapa pemudik bercerita menempuh waktu tujuh jam untuk melewati kepadatan arus lalu lintas yang terjadi di ruas jalan Tol Cikampek. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA)
Jakarta, CNN Indonesia --
Beberapa pemudik bercerita menempuh waktu tujuh jam untuk melewati kepadatan arus lalu lintas mudik 2023 yang terjadi di ruas jalan Tol Cikampek, pada Rabu (19/4) malam.
Kondisi tersebut salah satunya dialami oleh Mustakim yang hendak pulang menuju kampung halamannya di Pemalang, Jawa Tengah.
"Iya (melewati Tol Cikampek selama 7 jam), sekitar segitu waktu tempuhnya," ujarnya saat dikonfirmasi CNNIndonesia.com, Kamis (20/4).
Mustakim bercerita dirinya memulai perjalanan mudik dari kawasan Palmerah, Jakarta Barat, sekitar pukul 22.30 WIB. Ia menyebut kondisi arus lalu lintas masih berjalan normal di dalam kota hingga Gerbang Tol Cikampek.
Setelahnya, kata dia, arus lalu lintas mulai tersendat akibat banyaknya kendaraan yang melintas. Memasuki kawasan Cikarang, ia menyebut Polisi juga sudah mulai memberlakukan skema rekayasa contra flow.
"Mulai masuk Tol Cikampek sudah tersendat tapi saya lupa persis kilometernya. Masuk Cikarang, ruas jalan sebelah kanan diberlakukan contra flow tapi yang sisi kiri tetap tersendat," jelasnya.
"Tidak sampai stuck, tapi memang tersendat," sambungnya.
Sempat tersendat imbas kecelakaan
Kondisi serupa juga dialami oleh pendiri Drone Emprit Ismail Fahmi. Dia yang berangkat dari Jagakarsa, Jakarta Selatan, sekitar pukul 22.30 WIB, sempat mendapati kemacetan di ruas tol dalam kota.
Ia menyebut kemacetan terjadi kurang lebih sekitar 10 kilometer karena ada kecelakaan yang terjadi di Tol Layang MBZ. Ismail kemudian memilih untuk menggunakan jalur arteri guna memangkas kemacetan.
"Jadi kami melipir saja. Memang macet, tapi masih jalan. Begitu sampai masuk ke Tol Cikampek Utama, sebelum masuk sudah macet, begitu masuk juga macet," jelasnya.
Ismail bercerita kemacetan sempat terjadi baik di jalur normal ataupun contra flow. Berdasarkan pengalamannya, ia menyebut kemacetan terjadi menjelang titik-titik rest area dikarenakan banyak kendaraan yang melambat dan berhenti di bahu jalan.
"Setelah Cikarang Utama macetnya itu karena rest area. Kecenderungannya itu orang melambat dan parkir. Jadi karena capek orang parkir di kiri-kanan jalan. Nah itu yang bikin macet," tuturnya.
Ia mengatakan kondisi kemudian berangsur normal setelah menjauhi titik-titik rest area tersebut. Fahmi mengaku kondisi arus lalu lintas juga sudah lancar selepas titik one way di Tol Cipali KM 70.
"Sekarang ini sudah lewat Palimanan, sudah lancar saja, tidak ada masalah. Sudah aman," jelasnya.
Polisi sebut pelambatan
Terpisah, Dirgakkum Korlantas Polri Brigjen Aan Suhanan mengakui memang ada pelambatan kendaraan pemudik di ruas tol Cikampek.
Kendati demikian, ia memastikan arus lalu lintas masih tetap berjalan meskipun dengan kecepatan yang rendah lantaran volume kendaraan yang meningkat.
Selain itu, Aan mengatakan pelambatan juga terjadi dikarenakan ada titik pertemuan dengan jalan Tol Layang MBZ di KM 48 dan kepadatan di Rest Area.
"Tidak ada kemacetan, memang ada pelambatan dampak dari rest area dan pertemuan dari MBZ di KM 48. Roda berputar walau kecepatan rendah karena volume kendaraan," katanya.
"Kita sudah tambah kapasitas dengan contra flow di KM 47 maupun 36. Kita terus melakukan pengaturan agar tidak terjadi kemacetan," sambungnya.
Lebih lanjut, ia juga mengimbau agar masyarakat yang mudik untuk tidak berhenti di bahu jalan lantaran selain membahayakan juga dapat membuat titik-titik kemacetan yang baru.
"Himbau juga untuk tidak berhenti di bahu jalan, ini juga berkontribusi terjadi pelambatan," katanya.
(tfq/vws)
Komentar
Posting Komentar