Kemenkes RI Klaim Arcturus Bukan Pemicu Kenaikan COVID RI, Ini Buktinya
:extract_focal()/https%3A%2F%2Fawsimages.detik.net.id%2Fcommunity%2Fmedia%2Fvisual%2F2021%2F01%2F25%2Fada-laboratorium-mini-untuk-tes-swab-antigen-pegawai-di-bpkp-5_169.jpeg%3Fw%3D600%26q%3D90)
Indonesia sudah kemasukan subvarian Omicron XBB.1.16 atau disebut varian Arcturus, dengan dua kasus berlokasi di DKI Jakarta. Bersamaan dengan itu, kini Indonesia juga kembali menghadapi kenaikan kasus COVID-19.
Kementerian Kesehatan RI melaporkan, kasus COVID-19 di Indonesia kini masih didominasi oleh varian Corona yang sudah merebak sebelumnya, salah satunya varian Kraken. Meski varian Arcturus diketahui memiliki kemampuan penularan yang tinggi, varian ini belum dipastikan menjadi penyebab kenaikan kasus COVI-19 RI kali ini.
Hal itu disampaikan oleh Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Maxi ReinRondonuwu. Dengan kondisi saat ini ia menyebut, kasusCOVID-19 di Indonesia masih berada di bawah ambang batas aman dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Sampai kemarin terdeteksi dua (kasus Arcturus). Yang lain itu masih Kraken XBB.1.5. Jadi masih didominasi oleh varian yang lama
"Kalau dilihat trennya itu memang sudah ada Arcturus sudah masuk ya. Sampai kemarin terdeteksi dua (kasus). Yang lain itu masih Kraken XBB.1.5. Jadi masih didominasi oleh varian yang lama," ungkapnya saat ditemui detikcom di Lapangan Upacara Kementerian Kesehatan RI, Senin (17/4/2023).
"Tapi kita harus waspadai memang Arcturus itu. Karena kan penularannya 1,5 kali daripada Kraken," sambung Maxi.
Data terakhir pada Minggu (16/4), Indonesia mencatat 904 kasus baru COVID-19. Sehari sebelumnya, Sabtu (15/4), kasus baru harian COVID-19 di Indonesia tercatat ada 941 kasus. Pada Jumat (14/4), kasus baru COVID-19 RI menembus seribu dengan angka 1.017 kasus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar