Menparekraf: Perkiraan Perputaran Ekonomi di Mudik Lebaran 2023 Capai Rp 240,1 T - Iconomics
Iconomics - Momentum libur Lebaran dan mudik tiap tahun selalu menjadi pendongkrak utama dalam pergerakan wisata, khususnya wisatawan Nusantara. Mudik yang merupakan aktivitas pariwisata bervolume besar dengan pengeluaran tinggi ini menjadi potensi penggerak perekonomian masyarakat terbesar di Indonesia.
Untuk mudik Lebaran 2023 ini, misalnya, kata Menteri Pariwisata Ekonomi dan Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno, pergerakan masyarakat pada angkutan Lebaran mencapai 123,8 juta orang dan dari jumlah ini 22,07% menggunakan mobil pribadi.
Selanjutnya, kata Sandiaga, pengguna sepeda motor mencapai 20,30%, bus 18,39% dan kereta jarak jauh 11,69%. Berdasarkan survei Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) pada 31 Maret hingga 14 April 2023, responden akan mudik selama libur Lebaran 2023 sebanyak 77,6% dan akan berwisata sebanyak 92%.
“Ke mana mereka akan pergi preferensinya? Pantai, danau dan laut 64% lebih, pusat kuliner 54%, pegunungan atau agrowisata 51% lebih, taman rekreasi 36% lebih, dan desa wisata hampir mencapai 30%,” kata Sandiaga dalam keterangannya beberapa waktu lalu.
Berdasarkan hasil survei dan fakta itu, kata Sandiaga, maka jumlah perputaran ekonomi pada libur Lebaran tahun ini diperkirakan meningkat. Pertumbuhan pergerakan masyarakat di musim mudik Lebaran diperkirakan meningkat hingga 85,5 juta atau 44,2% dibanding tahun 2022.
“Kenapa naik? Ternyata penyebabnya sesuai dengan strategi kita, jumlah hari libur lebih Panjang dan relaksasi kebijakan pembatasan perjalanan. Maka diproyeksikan perputaran ekonomi naik dari angka estimasi awal Rp 150 triliun jadi Rp 240,1 triliun,” kata Sandiaga.
Itu sebabnya, kata Sandiaga, dengan peningkatan pergerakan penumpang ini, Kemenparekraf mengeluarkan surat imbauan kepada seluruh dinas pariwisata provinsi untuk memantau Hari Raya Idulfitri 2023. Juga mengimbau untuk memastikan kesiapan destinasi dan lokasi daya tarik wisata.
“Harus menyiapkan destinasi agar menerapkan seluruh protocol Cleanliness, Health, Safety, dan Environtment Sustainability (CHSE), dan juga protokol keamanan, keselamatan dan protokol kesehatan dan keberlanjutan lingkungan,” kata Sandiga.
Komentar
Posting Komentar