Ternak Terjangkit LSD di Bantul Melonjak hingga 552 Ekor
BANTUL, iNews.id - Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Bantul mencatat kenaikan kasus ternak terjangkit Lumpy Skin Disease (LSD). Tercatat ada 552 ekor sapi dinyatakan positif LSD hingga 30 Maret 2023.
Voucher Spesial iNews
Promo terbesar Se-Indonesia. Diskon 50%, THR Kaget 15 Milyar, Flash Sale Akbar Rp.1. Gratis Ongkir Super DAHSYAT dan masih banyak promo lainnya.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan DKPP Bantul, Agus Riyadmadi mengatakan, hampir semua hewan ternak yang terserang penyakit yang kerap disebut lato-lato adalah sapi. Catatan tersebut diperoleh dari sebaran 17 Kapanewon yang ada di Bantul.
"LSD ditemukan paling banyak di kapanewon Pajangan dengan jumlah 111 kasus," katanya, Senin (03/04/2023).
Kemudian disusul Pundong 62 kasus, Kapanewon Sedayu 55 kasus, Kapanewon Jetis 42 kasus, dan Kapanewon Bantul sebanyak 41 kasus. Sementara di kapanewon Pleret dan Kretek tercatat masing-masing ada 35 kasus, Imogiri 32 kasus, Bambanglipuro 27 kasus, serta kapanewon lain dengan rata-rata 10 sampai 20 kasus.
Kasus terendah di Dlingo dengan satu kasus dan Pandak empat kasus. Agung mengatakan sejauh ini dinas telah berupaya melakukan penyembuhan dan pencegahan dengan memberikan obat dan vaksinasi kepada ternak-ternak.
Meski begitu, capaian vaksinasi terbilang masih rendah. Hingga akhir Maret lalu baru 180 ekor ternak yang telah divaksinasi. Minimnya capain vaksinasi sapi karena belum ada lagi distribusi dari pemerintah pusat. Sehingga vaksinasi pun baru bisa diprioritaskan terhadap ternak-ternak yang sehat agar tidak tertular.
"Kami sudah mengajukan sejak Januari sebanyak 3.500 dosis. Namun yang sudah terdistribusi baru 180 dosis," ujarnya.
Kepala DKPP Bantul, Joko Waluyo mengatakan, meski banyak sapi yang terjangkit LSD, namun penularannya tak semasif penyakit mulut dan kuku atau PMK beberapa waktu lalu. Demikian juga pengobatannya relatif murah dan sapi cepat sembuh.
"Tingkat fatalitasnya rendah namun yang penting peternak harus menjaga kandang tetap bersih," ujarnya.
Sebagai langkah antisipatif, Joko meminta para peternak memperhatikan kebersihan kandang. Hewan yang terkena LSD segera dikarantina agar tidak menularkan ke hewan ternak lainnya. Langkah karantina ternak yang sakit itu dinilai sangat penting dilakukan karena mayoritas penyebaran kasus LSD diwilayahnya disebabkan oleh cathak atau kutu hewan ternak.
"Cathak menggigit hewan ternak dan menghisap darahnya," ucapnya.
Editor : Kuntadi Kuntadi
Follow Berita iNewsYogya di Google News
Komentar
Posting Komentar