Anaknya Meninggal H-2 Lebaran, Ibu Haru, 20 Teman Alm Datang Saat Idul Fitri, Videonya Bikin Nyesek - TribunTrends.com
Penulis: monalisa
Editor: Apriantiara Rahmawati Susma

TRIBUNTRENDS.COM - Anaknya meninggal dunia jelang lebaran, seorang ibu menangis dapat kejutan mengharukan di hari Idul Fitri.
Kehilangan orang tercinta memang bukan perkara yang mudah.
Terlebih kepergian orang terkasih mendekati hari bahagia Idul Fitri.
Hal inilah yang tengah dirasakan seorang ibu asal Malaysia bernama Sharifah Intan Nadhira.
Mengutip dari Mstar.com, Senin (1/5/2023), Sharifah mengaku baru saja kehilangan putra sulungnya, Muhammad Afi Syahmi Adi.
Putra Sharifah diketahui meninggal dunia pada 19 April 2023, dua hari jelang hari Lebaran.
Sharifah bercerita, putranya memang mengidap sakit sejak lama.
"Saua ada dua anak, Syahmi berusia 16 tahun, sedangkan adik perempuannya 12 tahun.
Dia sakit sejak usia 14 tahun." ungkap Sharifah.
Semasa hidup, Syahmi dikenal sebagai sosok anak yang pemalu dan tak banyak bicara.
Namun meski begitu, Syahmi memiliki banyak teman.
Tak hanya itu, ia juga aktif mengikuti beberapa kegiatan di sekolah.
Tak heran jika Syahmi memiliki banyak teman dan dikenal oleh semua guru.
Meski Syahmi meninggal dunia, namun rupanya teman-temannya tidak memutuskan tali silaturahmi.
Terbukti saat hari Raya Idul Fitri, lebih dari 20 teman Syahmi berkunjung ke rumahnya.
Sontak kedatangan teman-teman Syahmi ini membuat Sharifah terharu.
Ia seolah mendapati kembali putranya yang telah tiada.

"Teman-teman dia meman suka main ke rumah, saat mendiang sakit mereka sering datang.
Kali ini mereka datang sendiri untuk merayakan Lebaran bersama kami.
Saya juga bilang kepada mereka, kalo ada acara apa-apa, saya pasti akan undang mereka." ucap Sharifah penuh haru.
Dan benar, di hari Lebaran, Sharifah dan suami tidak merasa sedih.
Puluhan remaja laki-laki itu datang memenuhi rumah Sharifah dan membuat suasana ramai penuh bahagia.
Sharifah yang bahagia pun membagikannya di akun TikTok miliknya.
Siapa sangka, unggahannya sukses membuat banyak netizen ikut menangis haru.

Hingga saat ini video tersebut sudah ditonton lebih dari 2,1 juta viewers.
Beberapa netizen juga mengaku terharu dan yakin Syahmi pasti bahagia melihat teman-temannya hadir menggantikannya untuk mengobati rindu pada orangtuanya.
"Seolah-olah Syami tersenyum sambil mengucap terimakasih kepada sahabat karena sudah mau mengobati kerinduan ibu terhadapnya." tulis netizen.
"Allahuakbar, semoga sis dan suami selalu ikhlas, Al-fatihah untuk Syahmi." tulis yang lain.
"Pagi-pagi dah bercucuran air mata melihat video ini. Al-fatihah buat Syahmi." tambah yang lain.
Lihat videonya di sini
Pilu Keluarga Anak Kelas 10 Meninggal Akhiri Hidup Karena Dibully Teman: Keluargaku Tak Lengkap Lagi
Nasib pilu seorang siswi di Vietnam berinisial YN menjadi korban bullying.
Dilansir dari Eva.vn Kamis (20/4/2023), YN merupakan siswi kelas 10 di sekolah Vinh University for the Gifted, Nghe An.
YN mengakhiri hidupnya karena tak kuat dibully teman-temannya di sekolahnya.
Publik pun mengungkapkan simpati mereka atas kepergian siswi cantik dan berbakat itu.
Mereka juga berharap pihak berwenang segera turun tangan dan mencari keadilan untuk YN.
Setelah YN meninggal, PP, bibi kandung YN tiba-tiba angkat bicara melalui akun Facebook-nya pada 17 April 2023 lalu.
"Pekerjaannya sudah selesai, hanya saja keluarga besar saya tidak lengkap lagi karena kekurangan anak.
YN adalah nama yang diberikan oleh bibi dan paman kepada anak mereka – cucu pertama harus dimanjakan.
Dia tumbuh dalam cinta dan kebanggaan keluarganya. Dia diajari dengan cermat, dari hal terkecil seperti cara makan yang sopan, cara berjalan dan berdiri... Dia pintar, pandai, pandai berbuat, ceria dan lucu.
Dia hanya memamerkan kepada keluarganya bahwa dia mendapat beasiswa.
Tapi sekarang sakit di setiap bagian perutku!... Bibi dan paman mengambil banyak foto jembatan hidungmu yang indah agar kamu bisa bangga dengan hidungmu yang bagus nanti.
Ibu dan bibi juga berjanji bahwa setelah kamu selesai kuliah, kami akan pergi keluar dan melakukan banyak hal.
Jadi, sayangku, mengapa begitu menyakitkan?" demikian postingan yang ditulis bibi YN.
PP geram melihat informasi palsu yang beredar tentang kasus keponakannya.
Dia lantas mengunggah beberapa foto YN dengan ibunya untuk mengklarifikasi.
Dia menegaskan bahwa ibu dan anak YN itu dekat, mengobrol seperti teman atau terkadang bercanda seperti
saudara perempuan.
Segera setelah dipublikasikan, postingan PP mendapat perhatian khusus dari komunitas online.
Postingan itu mendapat ribuan suka, puluhan ribu komentar, dan ratusan ribu share.
Mengenai kekerasan di sekolah, Assoc. Prof. Dr. Tran Thanh Nam, Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (University of Education - Vietnam National University, Hanoi) mengatakan bahwa kekerasan di sekolah adalah masalah yang sangat mempengaruhi mental dan fisik siswa.
"Dari awal ada ancaman gesekan-gesekan kecil, harus ada kegiatan rekonsiliasi kelompok sebaya agar gesekan kecil itu bisa diselesaikan, anak-anak saling memahami, jangan sampai terjadi insiden yang serius," ujarnya.
"Bukan sekolah yang bertanggung jawab, tetapi keluarga yang bertanggung jawab.
Khususnya bagi pihak sekolah, peran wali kelas, ruang konsultasi psikologi sekolah sangatlah penting.
Semua harus bergandengan tangan untuk mengendalikan situasi kekerasan sekolah ini," imbuhnya.
Dalam satu tahun terakhir, telah terjadi lebih dari 1600 kasus kekerasan antar pelajar di sekolah.
Ada setidaknya 11.000 pelajar telah didisiplinkan karena kekerasan sekolah.
Dan yang lebih serius, kekerasan tersebut telah menyebabkan konsekuensi yang tidak dapat diubah.
Berbicara kepada pers, perwakilan dari Vinh University High School for the Gifted mengatakan bahwa dewan manajemen sekolah datang untuk menyampaikan belasungkawa kepada keluarga atas meninggalnya YN.
Mengenai penyebab pasti insiden tersebut, perwakilan sekolah mengatakan saat ini polisi sedang menyelidiki.

Sebelumnya, akun yang mengaku sebagai kerabat siswi itu memposting di media sosial: "Si siswi itu adalah yang terbaik kedua di kelasnya, tetapi siswi itu tiba-tiba keluar dan pernah memberi tahu ibunya, "Saya khawatir .. Saya takut pergi ke sekolah."
Belakangan, ketika ibunya mengetahui hal ini, dia mengetahui bahwa anaknya dipukuli, dilecehkan, dan kewalahan secara psikologis.
Ibunya pergi ke sekolah meminta anaknya pindah kelas, menemui wali kelas untuk meminta intervensi.
Sekolah tidak mengubah kelasnya, tetapi berjanji menanganinya dengan ketat, jadi saya yakin masalah itu akan segera terselesaikan ... Siapa yang mengira dia masih akan tinggal di lingkungan yang luar biasa itu berlangsung selama berbulan-bulan.
Dia berencana untuk membeli tali baru dan ketika orang tuanya pergi, dia mengunci pintu dan gantung diri. Dia berusia 17 tahun ...".
Kontak bantuan jika mengalami depresi
Bunuh diri bisa terjadi di saat seseorang mengalami depresi dan tak ada orang yang membantu.
Jika Anda memiliki permasalahan yang sama, jangan menyerah dan memutuskan mengakhiri hidup. Anda tidak sendiri.
Layanan konseling bisa menjadi pilihan Anda untuk meringankan keresahan yang ada.
Untuk mendapatkan layanan kesehatan jiwa atau untuk mendapatkan berbagai alternatif layanan konseling.
Salah satunya Kemenkes menyediakan Call Center 24 jam Halo Kemenkes di nomor 1500-567.
Anda juga bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id
(TribunTrends/Octavia Monalisa/Tiara)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar